Bab 12. Rencana Untuk Menikah

1258 Words
Angga menyadari segala yang terjadi bukan kesalahan Lusi semata. Dia juga bertanggung jawab, Angga mencoba sesering mungkin memiliki waktu untuk Lusi. Dia meminta izin kepada Pak Daus agar bisa pulang awal di hari Sabtu dan Minggu. "Begini Pak, sudah setahun ini operasional pabrik berjalan lancar. Semua sudah terhandle dengan baik. Jadi kalau Bapak izinkan, saya minta pulang awal khusus di hari Sabtu dan Minggu saja". "Iya, tidak apa-apa. Saya senang atas kinerja kamu dan saya yakin kamu dapat menghandle pekerjaan dan selama tidak menganggu pekerjaan, ya silahkan". "Terimakasih Pak". "Saya juga ingin memberitahukan, putra saya yang dari Singapura akan kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Mungkin dia akan menggantikan posisi saya sebagai pemimpin pabrik. Saya sudah ingin pensiun". "Begitu ya Pak. Saya rasa tidak masalah, saya akan berusaha bekerja dengan baik dan menyesuaikan diri dengan siapapun bos saya kelak". "Saya senang mendengarnya". "Saya permisi dulu Pak, mau lanjut kerjaan". "Iya, iya, silahkan". Sementara itu di kampus, video mengenai kejadian di hotel kemarin sudah menyebar hampir ke seluruh mahasiswa di sana. Mereka ada yang biasa saja, ada yang merasa marah, ada yang kesal, ada yang senang bahkan ada yang benci dengan kejadian itu. Banyak komentar yang beragam. "Gak nyangka, cewek polos gitu, bisa begitu". "Kita tidak boleh menilai dari luarnya, dalamnya bisa jadi busuk". "Rasain loe Fabian, biasa loe yang menduakan cewek, sekarang loe yang diduakan". "Emang semakin cantik wanita, semakin bahaya". "Kasihan ya cowoknya, diselingkuhin". "Putusin aja, cewek selingkuh itu gak pantas buat Fabian". "Awas kalau ketemu, pasti gua labrak tuh cewek". "Anak baru sok polos, tapi liar". Dan masih banyak komentar. Kampus menjadi heboh dengan video tersebut. Tapi Lusi bahkan Fabian belum tahu tentang video itu. Sesampainya di kampus Fabian langsung mendapat sambutan yang mengejeknya dari para cewek yang pernah dia putusin. "Rasain playboy kayak loe kena juga karmanya". "Buaya yang di kadalin". Mereka menertawakan Fabian, Fabian yang belum tahu pun merasa heran. "Ada apa dengan kalian?" Teman Fabian menghampiri Fabian. "Bro, loe belum lihat video loe di hotel". "Video apaan?" Temannya menunjukkan video tersebut kepadanya. Fabian mengepalkan tangannya. "Siapa yang merekam ini? Siapa?", dengan nada yang marah. "Videonya nyebar gitu aja di group, Bro". Fabian merasa marah dan malu jadi dia segera meninggalkan kampus saat itu juga sambil menggerutu. "Lusiana Dewi, loe udah buat gw jadi bahan tertawaan. Lihat aja gw bakal balas loe". Lusi yang belum tahu juga tentang video tersebut, datang ke kampus. Saat di kampus, terlihat semua orang memperhatikannya seperti merasa jijik. Bahkan ada beberapa yang mendorongnya. "Cewek koq tukang selingkuh". "Dimana harga diri loe sebagai seorang cewek?" Tapi ada juga yang membelanya. "Kalian kan tahu Fabian itu mulutnya manis, siapa yang gak akan tergoda?" "Jangan menjudge orang, kita kan gak tahu kejadian sebenarnya?" "Tetap aja selingkuh itu salah". "Kasihan cowoknya kayaknya baik gitu". Lusi merasa tak tahan mendengar semuanya lalu lari dari sana tapi tiba-tiba ada yang menyengkatnya hingga Lusi terjatuh. "Rasain tuh". Beruntung ada Ibu Lalita, dekan di kampus yang datang dan segera menolong Lusi. "Kalian ini apa-apaan sih. Kalian ini kan mahasiswa harusnya bersikap sopan bukan membully. Kalian akan ibu beri surat peringatan jika berbuat onar lagi". "Lusiana, kamu ikut ke ruangan saya". "Baik, bu". Lusi mengikuti Ibu Lalita ke ruangannya dan di sana Lusi mendapat surat teguran. "Saya sebagai pendidik tentu tidak bisa mencampuri urusan pribadi anak didiknya, tapi iya karena hal ini sudah menimbulkan kekacauan, saya harus mengambil tindakan". "Maaf Bu, tapi saya tidak mengerti apa yang terjadi?" "Ini video saat kamu di hotel, semua terekam". Lusi melihat video itu dan seketika tubuhnya lemas. "Kenapa ada video itu? Siapa yang merekamnya?" "Ibu tidak tahu tapi karena video ini kampus jadi heboh. Karena itu Ibu akan memberi surat teguran dan Ibu harap kamu dapat lebih bijak lagi dalam bertindak. Kamu diliburkan selama 2 minggu sampai berita ini mereda. Dan saya juga akan memanggil wali kamu agar bisa lebih mengawasi kegiatan kamu di luar kampus sehingga kejadian seperti ini tidak terulang". "Tapi Bu, tolong jangan libatkan Abah saya. Saya gak mau Abah kecewa". "Maaf tapi ini sudah jadi keputusan saya. Saya sudah memberitahu beliau. Mungkin sebentar lagi beliau datang". "Abah", Lusi terdiam. Tak lama suara pintu di ketuk dari luar. Pak Harris datang untuk menemui Ibu Lalita. "Iya, silahkan masuk, Bapak ini bapaknya Lusi?" "Benar, saya Pak Harris, Abahnya Lusi. Ada apa ya bu?" "Begini dengan berat hati, saya harus memberi surat teguran kepada anak Bapak?" Ibu Lalita menceritakan segala kejadian secara detail. Pak Harris yang mendengar hal itu nampak kecewa, sementara itu Lusi hanya tertunduk diam. "Maaf bu, saya lalai mengawasi anak sendiri. Saya akan lebih mengawasinya". "Terimakasih atas kerjasamanya, Pak". "Kalau begitu, saya pamit dulu Bu". "Ayo, Lus, kita pulang". "Mari Bu". "Iya, silahkan". Lusi dan Pak Harris hanya terdiam sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Pak Harris meminta Lusi untuk merenungkan kesalahannya. "Lus, Abah tahu kamu sudah dewasa. Justru Abah merasa bersalah sama Nak Angga. Angga itu lelaki baik tapi kamu mengecewakannya". "Maafin Lusi, Bah". "Bagaimana dengan Nak Angga? Kamu harus meminta maaf padanya?" "Sudah Bah, Ka Angga sudah memaafkan Lusi". "Baguslah, tolong kamu hubungin Angga dan bilang padanya Abah ingin bertemu bila dia ada waktu". "Iya, nanti Lusi sampaikan, Bah". "Sekarang kamu istirahat saja, kamu juga pasti lelah setelah kejadian ini". Lalu Abah meninggalkan Lusi di kamarnya. Lusi mengirim pesan ke Angga. "Ka Angga, ada waktu gak? Abah ingin ketemu Ka Angga". Lusi juga menceritakan kejadian yang dia alami di kampus hari ini. "De, maafkan Ka Angga, ini salah Kakak. Tapi kenapa bisa ada video itu? Siapa yang merekam?" "Lusi juga gak tahu, Ka". "Ka Angga datang Sabtu nanti ya, sekarang kamu istirahat. Jangan terlalu dipikirkan. Semua akan baik-baik saja. Ka Angga akan selalu mendampingi dan menjaga kamu". "Makasih ya Ka". Hari Sabtu pun tiba, Angga datang ke rumah Lusi setelah pulang bekerja. "Malam, Pak". "Nak Angga, sudah datang". "Iya Pak, Lusinya ada di dalam?" "Iya ada, kamu masuk saja dulu. Sebentar lagi Abah nutup toko, Abah nyusul". "Iya Pak. Saya ke dalam dulu". Lusi sedang duduk di ruang tamu menunggu Angga. "De...", Angga memanggil Lusi yang sedang termenung". "Ka Angga sudah datang, duduk sini Ka". "Ade lagi melamun tadi, ada apa De?" "Ga kok Ka, Lusi bikinin teh manis dulu ya". "Iya, De". Lusi membuat 2 cangkir teh manis untuk Angga dan Abahnya. Tak lama Pak Harris juga sudah menutup toko dan menemui Angga di ruang tamu. "Ini Ka, teh nya. Yang ini untuk Abah". "Makasih De". "Silahkan diminum Nak Angga". "Iya Pak. O iya, kata Lusi Bapak mau ketemu dengan saya. Ada apa ya Pak?" "Abah mau minta maaf atas kejadian Lusi yang...". "Tentang itu saya sudah tidak mempermasalahkan. Saya juga salah kurang perhatian sama Lusi, kurang ada waktu untuk dia, sekarang saya akan berusaha meluangkan banyak waktu dan perhatian ke Lusi". "Abah senang mendengarnya. Abah tahu Nak Angga ini lelaki baik, karena itu Abah meminta Nak Angga datang untuk merencanakan pernikahan". "Pernikahan?" "Sebelumnya Abah sudah pernah membicarakan ini tapi setelah kejadian ini Abah ingin kalian segera menikah. Untuk biaya, Abah yang akan tanggung semua". "Maaf sebelumnya Bah, saya senang sekali bisa menikah dengan Lusi. Itu adalah impian saya. Tapi saya ini pihak lelaki, saya ingin sekali melamar Lusi dengan hasil jerih payah sendiri". "Abah cuma ingin Lusi ini jangan sampai salah jalan lagi". "Abah..., Kenapa Abah gak bicarakan ini ke Lusi dulu?", Lusi menyela. "Kalian kan saling mencintai, jadi untuk apa menunda-nunda?" "Begini Pak, saya menghargai keinginan Bapak tapi saya juga harus mendengar keinginan Lusi. Beri kami waktu untuk bicara terlebih dahulu". "Abah hanya ingin kalian bahagia. Lusi itu kan satu-satunya putri Abah". "De, bagaimana menurut kamu?" Angga meminta pendapat Lusi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD