Bab 14. Billy Firdaus

955 Words
Kejadian hari itu, hanya Lusi dan Fabian yang tahu. Lusi menyimpan rahasia itu dari Angga dan seolah tak terjadi apa-apa. Malam itu Angga mengirim pesan ke Lusi. "De, tadi sore kamu telepon Ka Angga, ada apa?" "Tadi sore...., mungkin hanya kepencet saja Ka". "Ooo begitu, Ka Angga kira kamu sudah kangen sama Kakak". "Ka Angga geer aja". Angga membalas dengan mengirim emoji tertawa. Lalu percakapan mereka berlanjut dengan obrolan ringan seperti biasa dan mengucapkan selamat malam. Esok harinya, Angga datang ke pabrik seperti biasa. Saat masuk ke ruangannya, Angga bertemu dengan anak Pak Daus yang baru datang dari Singapura bernama Billy. Billy adalah putra satu-satunya dari bos Angga. Billy, lelaki yang sudah berumur 38 tahun namun belum menikah. Selama ini, Billy menetap di Singapura dan bekerja di sebuah perusahaan di sana. Karena Pak Daus kondisi kesehatannya menurun, Billy memutuskan untuk pulang dan meneruskan usaha pabrik roti ayahnya sesuai keinginan Pak Daus. "Selamat pagi, Pak Daus, Bapak datang pagi sekali". "Iya, saya ingin mengenalkan kamu kepada anak saya, Billy Firdaus. Dia yang akan menggantikan saya sebagai pemilik pabrik ini. Saya memutuskan untuk pensiun. Jadi mulai hari ini saya ingin kamu memberikan laporan data dan keuangan kepadanya". "Baik, Pak Daus". "Perkenalkan saya Angga, Pak". "Kamu karyawan terbaik yang papi saya sering ceritakan ya". "Saya merasa tersanjung, terimakasih Pak". "Mungkin nanti akan ada beberapa perombakan, jadi saya harap anda bisa bekerjasama dengan baik". "Baik, Pak Billy. Saya akan berusaha dengan baik". "Mulai besok saya akan mulai, jadi saya minta semua data karyawan dan laporan keuangan 3 bulan terakhir". "Baik, saya akan siapkan". Hari ini Angga harus lembur kerja untuk menyiapkan data dan laporan yang diminta Billy. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30. Angga baru membuka handphonenya dan ada beberapa pesan masuk dari Lusi. "Ka Angga, lagi apa?" "Ka Angga belum pulang?" "Ka Angga, kenapa belum balas?" Angga pun segera membalas pesan dari Lusi. "Maaf, Ka Angga lembur hari ini, ini baru baca pesan dari kamu. Ka Angga juga baru mau pulang. Kamu sudah tidur belum?" Tapi belum ada balasan dari Lusi dan akhirnya Angga pulang ke rumah. Selesai mandi Angga melihat handphonenya lagi tapi Lusi belum membalas dan Angga pun sudah cukup lelah lalu pergi tidur. Keesokkan paginya, Angga sudah mengirim pesan ke Lusi. "Pagi, De, sudah bangun? Semalam sudah tidur ya?" "Iya, Ka Angga. Lusi sudah tidur semalam". "Ka Angga beberapa hari ini mungkin akan sibuk karena ada perombakan di tempat kakak kerja". "Begitu ya, kalo Lusi nanti kangen kakak gimana dong?" "De..., maafin Ka Angga ya, Ka Angga pasti berusaha meluangkan waktu untuk kamu". "Janji ya Ka". "Iya, Ka Angga janji". Angga pun berjanji hari Sabtu ini akan menemui Lusi agar Lusi bisa melepas kerinduannya namun Angga selama beberapa hari ini menjadi sibuk. Billy ingin memesan mesin baru dan beberapa mesin untuk memudahkan pekerjaan. Dia pun mengurangi sebagian besar buruh pabrik di sana untuk memangkas pengeluaran. "Pak Billy ingin memberhentikan mereka? Mereka ini sudah bekerja lama di pabrik roti ini". "Saya tahu tapi kinerja mereka sudah tidak di perlukan lagi. Saya juga akan memberikan uang pesangon". "Apa Bapak bisa mempertimbangkannya kembali?" "Ini sudah keputusan mutlak saya". Karena hal ini, buruh pabrik melakukan protes. Mereka mogok bekerja dan berdemo di hari Sabtu ini. Angga berusaha menjadi penengah namun tak menemukan jalan damai. Billy tetap pada keputusannya. Para buruh pun menjadi anarkis. Mereka melempar batu dan memecahkan kaca jendela kantor. Angga tak bisa mencegah hal itu, dia pun terkena lemparan batu di kepalanya dan membuat dahinya terluka dan harus di bawa ke rumah sakit. Polisi pun di kerahkan untuk menenangkan para pendemo. Angga yang di rumah sakit mengabarkan kejadian ini kepada Lusi. "De, hari ini Ka Angga tidak bisa datang ke rumah kamu. Banyak hal yang harus di urus. Pabrik tempat kakak kerja sedang rusuh. Para buruh berdemo karena di PHK. Sekarang Ka Angga lagi di rumah sakit karena terkena lemparan batu". "Ka Angga baik-baik saja kan. Lusi ke sana sekarang. Ka Angga di rumah sakit mana?" "Di rumah sakit Sehat Medika". "Lusi ke sana sekarang ya Kak". "Iya, De". Lusi pun segera menemui Angga di rumah sakit. Angga telah selesai mendapat penanganan medis. Angga mendapat 2 jahitan dan lukanya sudah ditutup perban. "Ka Angga, bagaimana lukanya?" "Sudah tidak apa-apa. Sudah berhenti darahnya. Tadi sudah dijahit 2 jahitan". "Syukurlah Ka. Sebenarnya ada apa Kak, kenapa bisa sampai kejadian seperti ini?" Lalu Angga menceritakan tentang anak Pak Daus dan mengapa bisa sampai terjadi kejadian seperti ini. "Mengapa Ka Angga tidak melapor ke Pak Daus saja?" "Tapi sekarang ini pemimpinnya Pak Billy, De". "Iya mungkin Pak Daus bisa memberi solusi". "Kita pulang dulu lah De, Ka Angga antar kamu pulang". "Ada juga Lusi yang antar Ka Angga pulang". "Tapi, De... " "Ayo, Lusi juga sudah lama tidak ke rumah Ka Angga". "Iya sudah, ayo". Mereka pun pulang ke rumah Angga. Ibu Angga yang melihat Angga terluka pun bertanya apa yang terjadi. Angga menjelaskan kejadian di pabrik yang dia alami. "Kenapa bisa begitu ya? Beruntung lukamu tidak parah. Kalo tidak ibu pasti akan sedih. Seharusnya dibicarakan baik-baik jangan sampai menimbulkan korban". "Iya bu, tapi semua sudah ditangani kepolisian. Jadi semoga bisa diselesaikan secara damai". "Nak Lusi terimakasih sudah menemani dan mengantar Angga pulang". "Iya Tante. Lusi juga sudah lama tidak main ke sini. Mila mana Tan?" Lusi pun menghabiskan waktu malam minggunya di rumah Angga. Lusi mengobrol dan juga bermain bersama Mila. Setelah makan malam dan beristirahat sebentar, Lusi pamit pulang. "Tante, Lusi pamit ya. Kapan-kapan Lusi main ke rumah lagi". "Iya, Tante tunggu lho". "Mila, Ka Lusi pulang ya". "Dadahh Ka Uci", Mila sudah pandai bicara hanya kurang fasih. "Ka Angga istirahat yang cukup. Lusi pulang dulu". "Ka Angga antar kamu pulang ya". "Lusi pulang sendiri saja". "Tapi...," "Gak apa-apa, ini kan belum malam juga. Lusi akan hati-hati". "Iya, hati-hati De".
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD