bc

Cherry Barry

book_age18+
189
FOLLOW
1.3K
READ
dominant
badboy
comedy
humorous
heavy
male lead
campus
slice of life
wild
like
intro-logo
Blurb

Barry adalah pria muda berstatus mahasiswa, penuh pesona yang kerap kali menjadikan para wanita dewasa sebagai targetnya dalam meraup banyak materi.

Dia akan mengganti sang target apabila sudah mendapatkan yang baru dan lebih kaya. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang Tante kaya yang tak hanya cantik, tapi juga sangat baik dan hangat.

Siapa sangka Barry justru jatuh cinta padanya, masuk jauh ke dalam hidup wanita dewasa itu.

Bagaimana kisah mereka karena ternyata, Cherry (Si Tante baik) mengidap sebuah penyakit dan harus pergi untuk selamanya.

Simak kelanjutannya, silahkan tap love dan follow penulisnya yaaa^^

chap-preview
Free preview
One
Giana dan Barry adalah sepasang kekasih yang bergaya hidup hedon meski mereka hanyalah anak-anak yang berasal dari keluarga tak berpunya. Keseharian mereka ada mengatur strategi agar Barry bisa menggoda para Tante dan mendapatkan banyak uang untuk mereka berfoya-foya. Biasanya Barry menemani para wanita mapan itu untuk berbelanja, nonton atau makan malam bersama. Tak jarang Barry diajak bermalam oleh para wanita kesepian yang jatuh cinta dengan paras tampan bak arjuna yang Barry punya. Tapi, untuk yang satu itu dia menolaknya. Dalam cinta sesaat yang pura-pura itu, Barry biasanya mendapatkan banyak keutungan seperti uang tunai dan beragam hadiah mahal yang bisa dia jual kembali demi memenuhi hasrat berfoya-foya Giani, sang kekasih yang begitu dia sayangi. “Yang, gimana tadi? Dikasih apa sampe tante gatel itu?” Giana menyambut kedatangan Barry di sebuah kafe yang ada di dalam mall elite. Barry nampak menyembunyikan sesuatu dibelakang tubuhnya. Mengulas senyum ke arah Giana, gadis cantik yang sudah dua tahun dia pacari. “Apa itu? kamu bawa apa, Yang?” Giana sangat penasaran. “Tutup mata dong!” “Ih, Barry. Apa sih?” rengeknya sambil tersipu. Giana jadi senang sekali diperlakukan seperti itu. “Tutup mata ayo!” “Iya, nih udah!” Barry meletakan sebuah box di atas meja, di depan Giana. Persis di sebelah orange jus yang dia pesan tadi. “Sekarang buka mata kamu, Yang!” Giana membuka matanya dan memekik keras, membuat beberapa pengunjung menoleh heran ke arah mereka. “SStt!!!” barry terkekeh geli. “Ups!” Giana menutup mulutnya. “Sayang, ini apa?” wajahnya seakan tak percaya melihat benda yang dbawa oleh kekasihnya. Barry tersenyum, duduk di seberang Giana dan melipat kedua lengan di dadanya dengan bangga. Semua berkat kerja keras dia, menggoda para tante. “Serius ini? Ini asli? Iphone keluaran terbaru????” Giana memekik tertahan tatkala diraihnya benda dalam box itu. Dari covernya dia bisa tahu apa isi box itu. “Iya dong, masa jepit rambut!” barry menyandarkan punggungnya. Susah sekali untuk tidak bangga pada dirinya yang sangat hebat. Dia meneguk jus jeruk milik Giana dan menghembuskan nafas panjang. Masih merasa bangga pada ketampanannya, dia meraih ponsel dan bercermin pada layarnya sambil merapikan rambut lurusnya. “Ini seriusan kamu dibeliin ini sama Tante Clara?” Giana masih belum bisa percaya kalau dia kini memegang ponsel yang sangat dia idamkan sejak lama. Jangankan seri terbaru, tipe lama saja dia belum pernah punya. “Iya, gila duitnya banyak banget! Beli ginian berasa beli kuaci!” bisik Barry takjub. “Wah, Gila banget, Yang!” “Ho-oh, parah gilanya!” “Suaminya kerja apa emang? Korupsi ya?” “Hus! Suaminya itu apa ya, kalau enggak salah penjual minyak!” “Hah?” “Eh, pengusaha minyak bumi, kalau enggak salah!” “Oh, gitu! Gila! Keren banget ya!” “Parah!!!” sahut Barry merinding karena Clara begitu bergelimang harta dan bisa beli apa saja, termasuk harga diri orang. “Kamu enggak ada rencana jualan minyak juga, Yang?” “Jualan kok nanti! Minyak pertalite!” “Hahaha!!” Giana tergelak karena kelakar sederhana kekasihnya. “Lagian, aku ogah jadi orang kaya!” “Lho, kenapa?” Giana agak tercengang. “Yaaa, nanti kamu digodain sama brondong!” “Ppfffffttt!!!” Giana menahan ledakan tawa. Barry melirik tajam. “Hahahahaha!!” Giana tertawa lepas sekarang karena gemas dengan wajah Barry yang mendadak mengkerut karena membayangkan hal itu. Dia sangat cemburu bahkan meski hanya membayangkannya saja. “Seneng banget kayaknya!” “Haha, senang dong. Kan baru dapat iphone!” Barry lagi-lagi merasa bangga, pekerjaan ini sangat mudah. Hanya bermodal wajah tampan dan duarrrr segala macam hal bisa dia dapatkan begitu saja. Ya, termasuk ponsel sultan keluaran terbaru ini misalnya. “Jadi, mau dijual apa kamu pakai itu?” tanya Barry. “Aku maunya sih, dipakai! Ponsel lama aku udah kuno, mau foto pake filter aja loadingnya lama banget!” “Hihi, lagian orang cantik kaya kamu ngapain foto pake filter?’ Barry melihat-lihat buku menu, hendak memesan seuatu untuk mereka makan malam ini. “Ish, aku kan pengen pake filter iblis itu! evil yang ada tanduknya!” “Ckckck, ada-ada aja sih kamu, Yang! Eh, mau pesan apa?” tanya Barry. “Duh, aku kenyang gara-gara lihat iphone ini, eh aku buka ya?” “Buka aja! Pake izin!” barry sok sekali. Sok tajir. “Asyik!!! Uhm, tapi..” “Apa lagi? Duh!” “Ehm, biaya berobat bapak aku gimana?” “Biaya berobat?” Giana mengangguk. “Kata dokter, Bapak kena diabetes. Jadi, kalau bisa harus sering check up. Dan, disarankan pake koyo herbal gitu.” “Hah? Itu diabet apa encok? Pake koyo segala!” “Eh, aku serius! Koyonya katanya buat nyerap gula!” “Hah? Terus gulanya dikemanain?” “Ishh!!!!” Giana sebal. “Haha! Oke, kalem! Nanti aku bilang ke tante Clara kalau aku butuh uang buat berobat bapakku!” “Beneran?” “Iya, gampang itu sih, Yang! Nih, denger ya..” barry berbisik sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Giana. Giana melakukan hal serupa. “Denger ya, tante Clara itu malah kemarin nawarin aku apartemen sama mobil!” “What!!!!” Giana memekik keras. “Ssttt!!!” “Ka-kamu seriusan ini, Yang?” Barry mengangguk, dia membenarkan posisi duduknya. “Terus gimana? Terus gimana?” “Ya aku tolak!” “Lho! Kok ditolak?? Kan bagus! Aku bisa ngerasain tinggal di apartemen!” “Hems, memangnya kamu rela aku dibagi, Yang?” “Dibagi?” “Iya, aku diminta nikah sirih sama dia!” “Hah!!!” Giana terlonjak. “Nah, kamu shock kan? Makanya akui enggak mau!” “Gila! Dikasih apartemen sama mobil! Dengan hanya diajak kawin doang?” “Eh?” Barry kaget ternyata Giana kaget karena hal lain. “Gila! Kalau ada om yang ngajak aku nikah sirih, terus dikasih apartemen dan mobil, aku kayaknkya enggak bakal nolak!” “Hus, jangan ngawur! Udah pesen makanan dulu, aku lapar!” tukas Barry tiba-tiba sebal dengan Giana yang seolah menuhankan harta. Sebenarnya Barry awalnya tak nyaman dengan ide gila Giana itu, semua berawal saat ketika Barry dimintai tolong oleh seorang wanita dewasa untuk membawakan barang belanjannya ke mobil. Saat sampai dimobil, sang wanita sempat membelai pelipis Barry dan memberinya beberapa lembar uang. Mendengar kisah Barry, Giana yang ingin sekali hidup nyaman itu akhirnya memiliki ide briliant, dia memberi syarat pada Barry jika dia ingin tetap menjadi kekasihnya, yaitu agar Barry mau menggoda tante-tante genit yang banyak duit. Gaya hidup Giana yang hedon, membuat Barry semakin giat menggaet para tante demi mendapatkan uang untuk memuaskan Giana. Begitulah segalanya berjalan, sampai Barry kini mulai terbiasa dengan aktifitas konyolnya yang membuatnya mudah mendapatkan uang, berapapun jumlahnya. Biasanya, dia diberi hadiah ponsel dan barang branded untuk kemudian dia jual lagi. Dia dan Giana lebih butuh uang untuk makan-makan di kafe atau ke tongkrongan elite yang lainnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook