bc

BEGUILE : Open Your Eyes

book_age18+
5
FOLLOW
1K
READ
dark
love-triangle
versatile
fairy
K-pop
bxg
mystery
genius
supernatural
BTS
like
intro-logo
Blurb

Yuhn Yoongi, masih dalam garis keturunan Yuhn Jungwon namun ayahnya berkhianat dengan meninggalkan ibunya. Jungwo mencoret nama Yuhn Taekwon dari daftar nama keluarga dan itu membuat Yoongi beserta ibunya terusir secara otomatis dari keluarga besar.

Menikahi Jenna bukan dari bagian rencananya, dia hanya di jebak oleh pamannya sendiri. Namun Yoongi masih memiliki keberuntungan dari seseorang yang di kenalnya sebagai Guardian.

"Menjadi manusia adalah hal tersulit. Karena mereka memiliki nafsu tapi Tuhan lebih mencintai mereka karena mereka dibuat dengan akal, untuk berpikir"

chap-preview
Free preview
00. 머리말 [Prolog]
Rumah besar di tengah kota Seoul yang terlihat indah, bahkan katanya semua keluarganya juga terlihat ramah pada semua orang. Mereka adalah keluarga Kang Yuuin pengusaha tekstil terbesar bahkan memiliki trademark di kain-kain terbaik yang di kelola di pabriknya. Tapi yang aneh dalam rumah itu adalah semua orang yang bekerja di dalam rumah itu tidak sampai setahun. Baik pembantu, tukang kebun atau para guru home schooling yang berhenti. Tidak tahu apa masalahnya namun mereka jika ditanya selalu bungkam. Yoongi menatap rumah yang dimaksud teman sepergurunya. Rumah yang menjadi misteri dalam beberapa orang belakangan ini. Dia kesini hanya ingin mengambil bagian temannya yang sudah berhenti menjadi guru untuk Ella Kang—anak kedua—dari Kang Yuuin. Masuk ke dalam ia disambut oleh pembantu rumah dengan mata dan wajah yang sendu seolah ada hal buruk yang akan menimpanya. Setidaknya Yoongi tetap berpikir positif jika semuanya akan baik-baik saja. Walaupun simpang siur sebagian orang-orang mengatakan mereka penganut salib terbalik, setan. "Anda guru barunya nona Ella?" tanya pembantu itu. Yoongi hanya mengangguk sembari melihat lekuk rumah yang indah dan menawan. Sejujurnya dari sisi bangunan tidak ada yang mengerikan semuanya terlihat biasa saja. Rumah ini di penuhi barang-barang klasik yang memiliki nilai jual tinggi. Di dinding terdapat foto keluarga, dua anak perempuan yang ada di sisi kedua orang tuanya. Yoongi hanya melihatnya dia tidak berani bertanya sebab dia masih baru dirumah ini. Tidak ada yang aneh seperti yang mereka bicarakan, bahkan guru lain yang pernah mengajar pun di suguhkan hal yang sama. "El kita kedatangan guru baru mu, kemari gadis kecilku kita sambut dia" suara berat seorang pria membuat Yoongi mengalihkan pandangannya. Disana ada tuan Kang yang tengah mengajak putri keduanya Ella Kang agar menemuinya. Sungguh jika dilihat keluarga ini baik-baik saja tidak seperti yang orang-orang katakan padanya. Gadis dengan usia belasan itu melihatnya dengan seorang pria tinggi dan terlihat tampan. "Selamat sore tuan, maaf saya baru bisa datang sore ini." ucap Yoongi sembari membungkuk hormat. "Tidak apa-apa tuan. Ah mari duduk kita bisa membahas tentang ini sambil minum" Yoongi melihat Ella yang tengah berlalu dari Tuan Kang, wajah gadis itu mendadak murung setelah bertemu dengannya. Apa Ella tidak senang dengan dirinya? "Ella seperti itu jika ada guru baru. Mungkin dia tidak terlalu senang bergonta-ganti guru" ucap Tuan Kang membuat Yoongi menangguk mengerti. "Mungkin sudah terbiasa dengan guru sebelumnya" "Kau benar. Ah mau minum apa?" tawar tuan Kang dengan senang hati. "Air putih saja" "Menjamu tamu harus yang lebih spesial tuan, teh rosella bagus untuk cuaca musim panas ini." Yoongi tersenyum dan mengangguk kecil, kembali melihat sekeliling rumah megah ini. Sungguh semuanya terlihat menarik tapi jika dirasakan hawa dingin menyelimuti rumah ini. Tidak banyak orang yang terekspos dalam matanya. Nyonya Kang bahkan anak pertamanya juga tidak terlihat, mereka seolah tak hadir menyambutnya atau memang sengaja tidak menyambutnya. "Kemana Nyonya Kang dan putri anda satunya lagi? Ah maaf saya tadi melihat foto di depan" tanyanya, Yoongi ingin tahu seluk beluk orang-orang di rumah ini. Tapi tuan Kang hanya tersenyum padanya tidak berbicara apapun mengenai pertanyaannya, itu seperti senyuman lain tidak tulus seperti tadi. Garis wajah itu terlihat sekali jika tuan Kang tidak suka orang membicarakan ini. Yoongi jadi kikuk seharusnya dia tidak menanyakan ini terlebih dahulu. Seharusnya dia tidak menjadi sok akrab dalam beberapa menit setidaknya tidak menjadi diskualifikasi dalam melamar pekerjaannya. Yoongi sudah beberapa kali untuk memasukkan lamaran pekerjaan di setiap sekolah. Sudah diterima tapi gajinya tidak sesuai yang dia harapkan. "Istriku sudah lama meninggal." ucap lirih tuan Kang dengan perasaan seolah sedih. Yoongi yang mendengar itu menjadi malu. Ini hal sedih seharusnya dia tidak mengatakan ini. "Maaf tuan" ucapnya. Entah mengapa perasaannya jadi tidak enak, Yoongi seolah tidak tenang. "Tidak apa-apa." Suara tuan Kang malah semakin merendah. Dua cangkir rosella tea sudah hadir di depan mereka. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin namun jika dinikmati pasti terasa enak. Sejujurnya Yoongi baru pertama kali meminum teh rosella dan saat dia melihat warnanya yang merah ruby membuatnya memukau matanya. "Silahkan di minum tuan, selagi saya memeriksa report anda dulu" Yoongi mengangguk dan mengambil cangkir miliknya untuk dia seduh. Ini benar-benar enak sekali pasti dia sangat ketagihan minum-minuman ini. Tapi berhubung teh ini jarang ditemui pasti mahal. Yoongi tak mungkin bisa membelinya. "Dari yang saya lihat anda benar-benar lulusan terbaik. Saya sangat tertarik untuk ini, lulusan dengan ipk yang memuaskan. Kalau anak saya anda ajar pasti dia akan ikut pintar seperti anda." Wajah tuan Kang mengatakan ini berubah lagi, sepertinya tuan Kang pintar mengubah mimik wajah. "Ah anda bisa saja. Saya hanya belajar bersungguh-sungguh. Tapi jika untuk putri anda Ella, saya rasa saya bisa menjadikan dia seperti saya yang membuat anda bangga" Yoongi melempar balik pujian itu. Dia masih memikirkan hal positif sampai saat ini, tentang semua mimik wajah tuan Kang yang selalu berubah-ubah dimatanya. "Baiklah kalau begitu anda saya terima bekerja. Besok anda bisa mengajar anak saya. Untuk gajinya bisa sesuai dengan permintaan anda" Perkataan itu langsung di lontarkan begitu saja. Mendengar itu membuat Yoongi senang buka main. Ini yang dia harapkan, diterima kerja dengan gaji yang sesuai dengannya. "Terimakasih" ? "Kau benar-benar b******n!" Hera memekik ketika mendapati seorang lelaki yang semalam menginap di tempatnya. Pria tampan dengan cerutu di belahan bibirnya yang semalam mencumbu kulitnya. Oh betapa berengseknya, seolah tidak terjadi apapun setelah kejadian itu. Itu pertamanya dan pria di depannya seenaknya saja memakai dirinya. Apalagi dia tahu fakta jika pria itu ternyata suka sekali mengencani banyak wanita. Huh benar-benar b******k, sudah seenaknya memakai tubuhnya. Tidak tanggung-tanggung Hera memperlihatkan sebuah foto wanita di dompet pria itu. Pria itu membelakakan mata saat foto wanita yang tersimpan dalam dompetnya berhasil di ambil. "Dia kekasihmu bukan? Kulihat dia sangat kaya raya" ucapnya seolah ini adalah hal impas baginya. "Apa maumu Hera?" tanya pria itu dengan senyuman. Hera mendengus kecil lalu kembali menatap pria itu. "Aku ingin kita putus. Aku sudah muak denganmu" sungguh memang dia sudah muak melihat pria tampan dengan kagak yang menawan tapi b******n. Jika bisa dikatakan pria ini seperti maniak atau mungkin lebih parahnya incubus seperti yang pernah Hera baca di perpustakaan kampusnya. Tidak itu hanya makhluk mitologi, dia tidak percaya jika itu ada di jaman seperti ini. Opsi pertama mungkin benar jika Song Jooseok adalah maniak wanita. Kekehan nyata terdengar dalam rungunya, Hera mengerutkan alisnya sebab tidak mengerti. Sesaat tubuhnya di dorong sampai merebah di atas karpet bulu berwarna cream murahan miliknya. "Oh. Kekasihku yang malang. Aku sangat mencintainya tapi sayang dia memiliki kekurangan yang banyak." ucap pria diatasnya. Hera benar tidak bisa keluar dari kungkungan pria ini, bahkan kedua tangannya di kunci di sisi tubuhnya. Pupil mata Jooseok berubah semakin gelap dan bau pria itu berbeda seperti bau semalam yang Hera ketahui. "JooーBerhenti apa yang kau lakukan? Aku tidak mau lagi!" pekik Hera menggelengkan kepalanya saat dia tahu mata itu seperti hendak membuatnya mabuk. Dia tidak tahu lagi bagaimana pria itu kembali mencumbui kulitnya. Memberi tanda dan menambah tanda di kulitnya yang sudah memerah. Tangannya kini terikat di sudut kaki kursi. Hera benar tidak bisa bergerak leluasa untuk ini. "Kau sinting! Lepaskan aku!" Hera menangis ketika bagaimana semuanya menjadi permainan yang buruk untuknya, salah untuk terjerumus dalam memilih cinta. Matanya dia tutup agar tidak tahu apapun tentang pemaksaan seperti ini. "Bukankah kau menikmati semuanya sayang? Kau harus menikmatinya sebab aku tidak memakai penghalang." Ucapan yang membuat kepala Hera menjadi pening, bahkan tenaganya sudah lelah untuk pagi hari yang menyakitkan. Langit sudah mulai menampakkan cahaya kuning dan Hera kembali terbangun saat cahaya oranye masuk kedalam rumahnya. Melihat sekitar sebab semuanya sunyi. Tangannya tidak kembali terikat namun tubuhnya masih dibiarkan disini diatas karpet bulu. Kedinginan sebab setengah telanjang. Perih menjalar di setiap bagian bawahnya. Hera benar-benar tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini saat sebuah surat dan uang di berikan diatas meja. [Wanita adalah manusia yang lemah, Hera. Sebagai tanggung jawabku, jika spermaku jatuh menjadi sebuah janin.] Dan lebih gilanya lagi. Pria itu membayar bukan untuk nafsu birahinya, uang dengan jumlah nilai yang fantastis diberikan padanya hanya untuk membeli janin dalam rahimnya. Menangis, Hera benar tidak bisa menahan gejolak rasa sakit di hatinya yang panas.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.8K
bc

My Secret Little Wife

read
97.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.9K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook