bc

Golden Lux

book_age12+
186
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
aloof
student
werewolves
vampire
highschool
first love
friendship
school
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Nayra menyukai Ervino. Namun Yuan berusaha sebisa mungkin agar gadis itu menjauh dari musuh bebuyutannya. Apalagi Ervino sebenarnya hanya mengincar benda penting yang sedang dititipkan pada tubuh Nayra dalam waktu sementara.

"Bodohnya, lo percaya sama mitos yang bahkan nggak tau bermula dari mana."

chap-preview
Free preview
Satu - Toilet
Teeet……. Suara bel masuk yang baru saja terdengar membuat gerombolan siswa segera memasuki kelasnya. Dan seorang gadis yang sejak tadi duduk diam di kursinya sambil mendengarkan lagu, melepas earphone-nya. Gadis ber-name tag Nayra Helen itu menghela napasnya jengah mendengar keributan yang terjadi di kelasnya ketika pagi hari. Ia berniat kembali menyumpal telinganya dengan earphone, bersyukur guru yang mengajar pagi itu segera datang dan keadaan menjadi hening. Semua siswa segera berdiri di tempatnya masing-masing, menunggu sang guru masuk dan duduk di kursinya, tak lupa menjawab salam yang diucapkan beliau sebelum kembali duduk di kursi masing-masing. Pelajaran pertama hari ini Matematika. Nayra tidak menyukainya. Namun ia tetap mendengarkan materi yang dijelaskan dan berusaha menjawab soal-soal yang diberikan. Setelah dua jam pelajaran yang terasa seperti dua tahun lamanya, bel istirahat akhirnya berbunyi. Nayra tidak menyukai keributan yang dimulai oleh teman-teman sekelasnya. Namun tak dipungkiri ia merasa lega karena akhirnya bisa terbebas dari pelajaran yang terasa sangat menyiksanya. "Kantin yok." Nayra mendongak menatap pemilik tangan yang meletakkan sebelah tangannya itu di atas meja. Lalu ia menggeleng, "Males, De. Aku nitip aja." Mendengar ucapannya itu, seseorang dari belakang Nayra menyahut, "Nitip teros. Kantin deket lho, Nay. Tinggal jalan ke sebelah." Nayra tertawa pelan, ia menyimpan buku matematikanya, lalu mengeluarkan baju olahraga untuk pelajaran selanjutnya. "Nah, justru itu. Karena deket makanya aku nitip." "Dahlah biarin aja." Gadis yang kini berdiri di samping Nayra mengulurkan tangannya. "Mana duitnya." Nayra tersenyum menatap Cecilㅡsalah satu sahabatnyaㅡlalu ia mengulurkan selembar uang lima ribuan. "Cireng aja dua ribu, sama jajan coklat apa kek sisanya." Cecil mengangguk, "Jangan ganti baju duluan, tungguin kita." Nayra pun mengangguk, ia tersenyum tipis melihat empat sahabatnya yang berjalan keluar dari kelas untuk menuju ke kantin. Nayra mempunyai empat sahabat yang sangat berbeda sifat. Yang duduk tepat di depannya bernama Deana Andini, gadis itu memiliki tubuh yang tinggi dan cukup berisi. Ia dikenal pemalas oleh guru dan teman-temannya yang lain karena sering tertidur saat jam pelajaran. Padahal sosok itu sering mengalami insomnia karena anxiety yang dideritanya. Yang duduk di samping Dea bernama Zara Nadwa. Gadis itu bertubuh pendek dan lebih berisi daripada Nayra. Ia dikenal sebagai sosok yang kalem dan ramah oleh siapapun. Zara cukup pemalu dan dia sering merasa tidak percaya diri. Yang duduk di belakang Zaraㅡdan tepat di samping kanan Nayraㅡadalah Cecilia Eloise. Gadis itu blasteran Inggris-Indonesia. Cecil adalah sosok yang cuek, sedikit mirip dengan Nayra. Namun ia cukup kasar pada orang lain, terutama pada orang yang tidak ia sukai. Dan terakhir, sosok yang duduk di belakang Nayra adalah Liu Yan. Seorang gadis keturunan Tionghoa yang sejak kecil sudah menetap di Indonesia. Dia yang paling muda di antara yang lain. Sikapnya cukup keras kepala dan tidak jarang membuat yang lain kesal karena tidak ingin mengalah dan ingin menang sendiri. Namun Nayra sangat bahagia bisa memiliki keempat orang itu sebagai sahabatnya. Nayra bukan sosok yang pandai bergaul. Sejak kecil ia hanya memiliki satu sahabat, namun sosok itu meninggalkannya karena harus pindah ke kota bahkan pulau yang berbeda dengannya. Kepercayaan Nayra tentang sesuatu bertitel 'sahabat' pun hancur saat itu juga. Ia tidak memiliki teman dekat selama beberapa tahun. Hingga akhirnya ia masuk SMA dan menemukan mereka. Awal mula mereka bersahabat cukup unik. Nayra adalah salah satu anak yang menjadi korban broken home. Mental gadis itu tidak baik-baik saja, namun selama bertahun-tahun ia bisa dengan apik menyimpan rahasianya. Hingga akhirnya ia mendengar kabar jika ternyata Cecil yang merupakan anak orang berada itu ternyata juga merupakan anak dari keluarga yang tidak lagi utuh. Nayra pun memberanikan diri untuk mendekati Cecil dan menanyakan perihal kebenaran dari kabar itu. Cecil dengan santai mengiyakan, ia pun tak segan menceritakan kenapa kedua orang tuanya berpisah. Nayra pun melakukan hal yang sama dan di hari itulah, untuk yang pertama kali, seorang Nayra Helen menangis di hadapan orang lain karena menceritakan tentang keluarganya dan dirinya yang tidak baik-baik saja. Semenjak hari itu, Cecil sering mendekati Nayra terlebih dahulu. Dan Zara yang sudah bersahabat dengan Cecil hanya mengikutinya saja. Mereka bertiga pun menjadi cukup dekat. Kemudian Dea datang. Gadis itu adalah murid pindahan dan semasa SD adalah teman sekelas Nayra. Nayra tentu saja senang karena kedatangan teman lamanya itu. Dengan datangnya Dea, ia yang melihat sosok Liu yang menurutnya baik dan kalem akhirnya mendekati gadis itu untuk memperluas pertemanannya. Karena Nayra dan Dea cukup dekat, Liu pun akhirnya menjadi dekat dengan Nayra juga. Dan akhirnya lima gadis itu sering berkumpul bersama. "Woi, Nay! Nay! Nayra! Woi!" Liu berseru memanggil Nayra. "Nayra!" Dea pun ikut berseru. "Nay!" Cecil juga akhirnya ikut bersuara. Zara berniat masuk untuk memanggil Nayra, namun salah satu temannya yang berada di dalam kelas lebih dulu memanggil gadis itu. "Nayra." Nayra pun menoleh ke belakang, "Hm? Kenapa?" Yang memanggilnya menatap ke arah pintu, Nayra pun mengikuti pandangannya, lalu tertawa saat melihat sahabatnya yang menatapnya malas. Nayra segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri para sahabatnya yang mendudukkan diri di teras kelas itu. Nayra terkekeh saat menerima pesanannya dari Cecil, "Makasih." Cecil menangguk saja menanggapi itu. "Ngapain dah? Kebiasaan banget bengong." Tanya Liu sebelum memakan cirengnya. Nayra kembali terkekeh, "Nggak, keinget aja pas pertama ketemu gitu, pertama ngumpul." Cecil tersedak mendengar ucapan Nayra, lalu ia tertawa setelah meminum esnya. "Dulu lo yang manggil gue duluan, kan? Inget banget. Gue abis dari kantin ama Zara, tiba-tiba lu manggil cuma buat nanyain gue anak broken home apa bukan." Nayra tertawa, lalu ia  mengangguk. "Jujur gue kaget banget si waktu itu lo nangis, gue jadi ikut nangis juga. Padahal nggak mau nangisin masalah ortu." Nayra kembali tertawa menanggapi ucapan sahabatnya. "Ya gimana, aku pertama kali terbuka gitu ke orang lain. Mana lagi down banget, jelas langsung mewek." Dea pun menepuk bahu Nayra cukup kuat. "Nggak papa, anak emak strong." Nayra pun tertawa, ia balas menepuk-nepuk paha Dea. "Emakku juga strong." Dea mencebik, "Iya, stres tak tertolong." Lantas semuanya tertawa. "Kita juga stres kali, mak. Nggak ada yang bener di sini tuh," ucap Liu pelan. Nayra tersenyum tipis, ia tidak menanggapi. Namun ucapan Liu itu memang sesuai bukti. Di luar, mereka mungkin terlihat baik-baik saja. Dea dikenal humoris dan selalu membuat orang lain tertawa. Zara dikenal baik dan ramah. Cecil dikenal humble walau terkesan barbar. Liu dikenal ceria dan bisa berteman dengan siapa saja. Dan dirinya sendiri dikenal baik walau pendiam. Dibalik semua topeng itu, mereka memiliki kisahnya masing-masing. Dea yang mengidap anxiety, maka dari itu ia sering tidur saat jam belajar karena mengalami insomnia. Zara yang sering insecure pada dirinya sendiri, ia juga sering memiliki toxic friend di luar sana. Cecil yang depresi dan mengalami insomnia juga karena setelah orang tuanya bercerai ia harus tinggal bersama nenek dari pihak ayahnya yang selalu menuntutnya dan sangat mengekangnya. Lalu Liu, gadis itu belum lama ini kehilangan ayahnya. Tentu bukan perkara mudah bagi gadis berusia lima belas tahun itu kehilangan sosok yang menjadi lelaki terbaiknya. Dan Nayra sendiri yang juga mengalami depresi. Ia stres karena masih ingin kedua orang tuanya bersatu lagi. Namun kenyataan di mana kedua orang tuanya sudah sama-sama menikah lagi membuat gadis itu selalu memikirkan tentang hal ini. Nayra juga sering merasa ada yang salah dengan dirinya karena ia bisa merasa sedih secara tiba-tiba, bahkan hingga menangis karena merasa hatinya sangat sesak. Trauma di masa lalu menjadi penyebab dari hal itu. Nayra bukan gadis yang mudah mengikhlaskan sesuatu. Jika sesuatu atau seseorang menyakiti hatinya tanpa meminta maaf, ia hanya akan menganggap itu sudah berlalu tanpa memaafkan dan mengikhlaskan hal yang sebenarnya bisa menjadi sebuah trauma. Nayra bukan gadis yang pelupa, namun otaknya seolah sudah memblokir segala akses agar ia tidak bisa lagi mengingat apa yang membuatnya merasa sakit yang teramat sangat. Menghentikan pemikirannya, Nayra menggeleng pelan. Mereka harus bergegas menghabiskan makanan karena bel sudah berbunyi dan memasuki jam pelajaran olahraga. Semua siswa berkumpul di depan kantor setelah mengganti seragam untuk melakukan pemanasan. Materi hari ini belum diketahui. Namun untuk yang kedua kali, Nayra tidak menyukai mata pelajaran ini. Nayra tidak suka banyak bergerak, apalagi di bawah terik matahari seperti ini. Tak heran jika nilai olahraganya hanya tinggi di bagian materi. Gadis itu langsung berdecak tidak suka saat setelah selesai pemanasan, ketua kelas pergi ke kantor dan kembali dengan membawa bola sepak. Materi Penjaskes Kelas XI pada Semester I ini adalah Permainan Bola Besar, yaitu Sepak Bola. Nayra menghela napasnya, akan lebih baik jika mereka semua duduk diam di dalam kelas dan mengerjakan tugas. Ia cukup mengetahui beberapa hal tentang bola besar ini. Namun guru yang keluar dari kantor menyadarkan Nayra jika ia tidak bisa melakukan segala hal yang diinginkannya. "Selamat pagi, anak-anak." Sapa guru yang mengajar Penjaskes itu. "Pagi, Bu." Beliau mengangguk, "Materi hari ini Permainan Bola Besar, yaitu Sepak Bola. Ada yang tahu pengertian Sepak Bola?" Dari barisan kedua Nayra menjawab, "Sepak bola atau yang secara resmi dikenal sebagai sepak bola asosiasi adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan."  Guru itu mengangguk, "Kapan sepak bola didirikan?" Nayra dengan posisi kepala yang menunduk kembali menjawab, "Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut." Sang guru menghela napasnya, "Apa induk organisasi sepak bola dunia?" Nayra kembali menjawab, "Federation of International Football Association atau disingkat FIFA." Beliau akhirnya mencoba mencari keberadaan Nayra sambil melanjutkan pertanyaannya. "Kapan FIFA didirikan?" Nayra yang tidak menyadari hal itu tetap saja diam di posisinya, "FIFA didirikan di Paris pada 21 Mei 1904." "Apa induk organisasi sepak bola di Indonesia?" tanya beliau lagi sambil bertanya pada murid lain di mana Nayra berdiri. "Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau disingkat PSSI." Beliau pun menyuruh satu persatu murid untuk bergeser dari tempatnya. "Kapan PSSI didirikan?" Nayra sempat melirik saat melihat sepasang kaki salah satu temannya menjauh, namun ia tetap menunduk. "PSSI berdiri pada 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia." Ketika akhirnya sang guru menemukan posisi Nayra, beliau menghela napasnya. "Sebutkan ukuran lapangan sepak bola!" sebelum Nayra sempat menjawab, beliau meneruskan ucapannya, "Nayra jangan jawab lagi!" Nayra pun mendongak, ia mengerjap menatap guru olahraganya yang terlihat kesal. Ia pun mengatupkan bibirnya dan membiarkan siswa lain yang menjawab pertanyaan yang diajukan. Setelah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru mata pelajaran Penjaskes itu terjawab, beliau mengarahkan praktik yang akan dilakukan hari ini. Semua murid pun wajib mengikuti. Setelah saling bergiliran dengan teman yang lain dan akhirnya praktik olahraga hari ini selesai, Nayra dan kawan kawan langsung menuju ke kantin karena dahaga yang meminta dipuaskan. Namun sebelum menuju kantin, Nayra yang ingin buang air kecil meminta para sahabatnya untuk menemaninya ke toilet terlebih dahulu. Gadis itu sangat takut pergi ke toilet sendiri karena takut ada yang mengusili. Awalnya mereka berempat mengiyakan. Namun ketika Nayra masuk ke dalam bilik toilet, empat gadis itu malah berlari menuju ke kantin dan terkikik geli karena merasa senang sudah menjahili Nayra. Walau begitu mereka tetap mengawasi toilet dari jauh dan memastikan tidak ada yang mengganggu Nayra di dalam sana. Nayra pun akhirnya keluar dari bilik toilet beberapa menit kemudian. Ia terkejut karena tidak mendapati para sahabatnya yang sebelumnya mengiyakan permintaannya untuk menemani. Keadaan di sekitarnya cukup ramai karena kelas lain yang juga beristirahat. Bahkan ada beberapa yang mengantri dan menunggunya keluar. Nayra yang selalu merasa tidak nyaman jika hanya sendirian di keramaian akhirnya buru-buru meninggalkan toilet dengan kepala menunduk. Hal itu membuatnya tidak sempat memperhatikan langkahnya sehingga menabrak seseorang yang baru saja keluar dari toilet pria yang berada di sebelah toilet yang ia masuki sebelumnya. Sosok yang terkejut itu reflek memegang erat bahu Nayra, Nayra sendiri langsung mendongakkan kepalanya. "Hei? Nggak papa?" tanya sosok itu sambil menunduk. Nayra mengerjapkan matanya perlahan saat melihat wajah rupawan sosok di depannya. Namun saat menyadari jika sosok itu adalah kakak kelasnya yang bernama Ervino Anselㅡsosok yang menjadi idola banyak siswi di sekolahnyaㅡNayra langsung menyadari lamunannya. Senyumnya pun lantas terbit sedikit, lalu ia kembali menunduk dan mengangguk malu-malu. Entah kenapa ia tiba-tiba merasakan hal ini pada kakak kelasnya yang sebelumnya tidak begitu menarik perhatiannya sama sekali. "Ngㅡnggak papa, Kak." Jawabnya ragu. Ervino tersenyum, ia pun melepaskan tangannya dari bahu Nayra. "Lain kali jalannya liat-liat, ya? Hati-hati." Nayra kembali mengangguk mendengar teguran dengan suara yang tegas namun lembut itu. "Iya, Kak. Maaf. Aku permisi." Selepas itu Nayra segera meninggalkan tempatnya dengan sedikit berlari karena takut sosok di depannya mendengar degup jantungnya yang berisik sekali.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.2K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.9K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.9K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Long Road

read
118.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook