Episode 6 - Carli

1070 Words
“Apa hakmu berbicara seperti itu di tempat ini Sandy?” teriak seorang pria yang datang dari belakang Sandy. “Tu..tuan Carli? Mengapa Anda datang ke tempat ini? Bukankah Anda sedang rapat dengan para pemegang saham? “tanya Sandy. “Serli memanggilku untuk menemui seseorang yang hendak membeli perusahaanku ini.”ujar Carli. Sandy terkejut mendengar perkataan atasannya. Dia tidak menyangka ada yang membeli perusahaan property ini. Sandy mengetahui bahwa perusahaan milik tuan Carli memang sedang membutuhkan dana karena tuan Carli ditipu oleh salah satu rekan bisnisnya. Hal itu menyebabkan pembangunan perumahan di kota sebelah mengalami hambatan. Sandy juga mengetahui bahwa para pemegang saham ingin mengambil kembali dana mereka. Namun Carli tidak memiliki uang yang cukup untuk mengembalikan dana para pemegang saham tersebut. Berita dari Serli bagaikan angin segar kepada Carli. Sandy pun memandang tuan Jack. Sandy berpikir bahwa tuan Jack yang akan membeli perusahaan ini. “Tuan Jack, apakah Anda hendak membeli perusahaan ini? Wah saya sangat senang apabila Anda menjadi pemilik perusahaan ini.”ujar Sandy sembari mencium tangan Jack. Jack pun menarik tangannya dari genggaman Sandy. “Kau pikir aku mempunyai  uang sebanyak itu? Aku hanya mau membeli satu rumah untuk kekasihku ini.”ujar Jack. “Jadi siapa orang yang akan membeli perusahaan ini?” tanya Jack heran. “Dia yang akan membeli perusahaan ini.”ujar Serli sembari menunjuk kepada Dhana. “ Ha? Kau serius , Ser? Kau lihatlah penampilannya. Apakah kau yakin dia mampu membeli perusahan kita? Kau benar-benar percaya dengan kata-katanya? “ujar Sandy tetap memandang rendah kepada Dhana. “Kita singkirkan dulu pemikiran negatifmu itu. Saya melihat tadi ada masalah yang sedang terjadi di tempat ini. Tuan Jack, saya mewakili tuan Dhana meminta maaf kepada Anda. Sebagai gantinya, Anda boleh memilih satu rumah yang Anda inginkan. Saya akan memberikannya kepada Anda secara gratis.”ujar Carli sembari membungkuk kepada Jack. “Anda serius? Baiklah. Aku akan memaafkan pemuda itu karena Anda telah beritikad baik kepadaku. Ayo saying kita pilihkan rumah untukmu.”ujar Jack sembari menarik tangan kekasihnya. “Tapi sayang ..” Jack memandang kekasihnya dengan tatapan tajam. Kekasihnya pun akhirnya mengalah. Mereka pergi mengelilingi tempat itu untuk mencari rumah yang terbaik. Sandy pun berlari mengikuti Jack untuk meremendasikan rumah yang terbaik kepadanya. Begitu mereka bertiga pergi, Carli pun berkata dengan sopan kepada Dhana. “Mari tuan Dhana. Silahkan ikuti saya. Serli, kau sudah siapkan presentasi yang aku minta kemarin?” “Sudah tuan.”ujar Serli. Dhana mengikuti Carli dan Serli ke sebuah ruangan khusus. Begitu mereka tiba di ruangan tersebut, Carli pun mengutarakan niatnya kepada Dhana. “Apakah tuan benar-benar hendak membeli perusahaan saya? Saya masih berharap tuan Dhana dapat menolong saya di tengah krisis yang saya alami. Saya telah menyelamatkan tuan dari mereka. Saya berharap tuan Dhana dapat menolong saya. Tapi tuan Dhana jangan salah paham terhadap saya. Saya iklas menolong tuan Dhana tadi. Saya tidak tega melihat tuan Dhana mengalami urusan yang panjang dengan Jack itu. Dia memiliki ..”ujar Carli terdiam karena perkataannya dipotong oleh Dhana. “Kakak bernama Rosa Amalia , presiden bank Antara, kan?” tanya Dhana dengan serius. “Benar tuan Dhana.”ujar Carli terdiam. “Baiklah. Aku sungguh tersentuh dengan kebaikanmu. Apakah aku boleh meminjam handphone kalian sebentar?”tanya Dhana kepada Carli dan Serli. “Owh baik tuan. Tapi siapa yang  hendak  tuan Dhana hubungi ?”tanya Carli penasaran. “Kalian akan mengetahuinya.”ujar Dhana. Carli pun menyerahkan handphone miliknya kepada Dhana. Dhana mengeluarkan sebuah kartu nama dari kantong celananya. Dia menekan nomor yang ada di kartu nama itu. Tidak lama kemudian, suara wanita menyahut telepon Dhana. ‘Hallo. Siapa ini?” “Saya Dhana. Anda masih mengenal saya, kan nona Rosa Amalia?”tanya Dhana sembari tersenyum. Carli dan Serli pun terkejut mengetahui Dhana menelepon orang paling ditakuti di kota Antara ini. “Owh tuan Dhana.  Saya tidak akan pernah melupakan tuan Dhana. Ada yang bisa saya bantu tuan Dhana ?”tanya Rosa dengan serius. “Ha..ha..ha.. Anda tidak perlu sekaku itu nona. Sekarang aku berada di kantor property Carli. Anda tahu tempat itu,kan?”ujar Dhana tersenyum. “Owh aku tahu tuan.”ujar Rosa. “Baiklah. Kau datang ke tempat itu dan temui pemilik perusahaan itu.”ujar Dhana. Aku akan segera kesana dalam waktu lima menit.”ujar Rosa. “Baiklah. Kalau begitu, aku menunggu Anda di ruangan Integrity ya. Hati-hati nona.”ujar Dhana menutup teleponnya. Setelah itu, dia mengembalikan handphone Carli. Dhana memandang Carli dan Serli dengan tatapan aneh. “Mengapa wajah kalian seperti sedang melihat hantu? Apakah ada hal yang aneh dengan wajahku?”tanya Dhana kepada Carli dan Serli. “Owh tidak tuan. Kami hanya tidak menyangka Anda memiliki hubungan sedekat itu dengan nona Rosa. “ujar Carli. “Aku tidak dekat dengannya. Aku juga baru kenal dengannya hari ini.”ujar Dhana santai. “Owh begitu ya tuan. Baiklah. Bolehkah kami melakukan presentasi kepada tuan Dhana? “tanya Carli. “Silahkan.” “Serli, silahkan kamu mulai presentasinya.”ujar Carli kepada Serli. “Baik tuan.” Serli pun mulai mempresentasikan mengenai perusahan property Carli kepada Dhana. Ternyata perusahaan property Carli adalah perusahaan properti terbesar di kota Antara. Perusahaan ini didirikan oleh dua oleh yakni Carli dan Roger. Namun enam bulan lalu, salah satu rekan Carli, Roger, melarikan dana perusahaan . Saat ini , Roger menjadi buronan. Hal itu menyebabkan Carli harus menunda pembangunan perumahan di kota Great karena dana perusahaan properti Carli ini sedang kekurangan dana. Tenggat penyelesaian perumahahan di kota Great itu pun menjadi mundur. Banyak orang yang telah membeli perumahan di kota Great itu menuntut perusahaan properti Carli ini. “Jadi saat ini perusahaan membutuhkan sekitar seratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan triliun rupiah. Dana itu untuk mengembalikan dana para pemegang saham, membayar denda atas keterlambatan pembukaan perumahan di kota Great dan melanjutkan pembangunan perumahan di kota Great.”ujar Serli menutup prentasinya. “Wah jika aku mengeluarkan dana itu, aku masih memiliki dana tersisa sebesar seratus ribu triliun rupiah. Baiklah. Tidak masalah menolong orang ini. Dia juga telah menolongku. Aku tidak boleh menjadi orang yang tidak tahu membalas budi.”batin Dhana. "Bagaimana tuan Dhana? Apakah tuan masih berkenan untuk membeli perusahaan ini? Aku tahu bahwa aku adalah orang yang tidak tahu malu. Perusahaan ini tidak bernilai sebesar itu. Tapi aku tidak tahu lagi harus meminta pertolongan kepada siapa pun di dunia ini.”ujar Carli menetaskan air mata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD