“Tuan, bukankah ini mobil..”
Serli tidak menyelesaikan kata-katanya karena Dhana memintanya mengikutinya.
“Ayo Serli. Kita pergi melihat rumahku. Tapi sebelumnya, kita singgah dahulu untuk membeli perlengkapanku.”ujar Dhana berjalan meninggalkan Carli dan Sandy.
“Baik tuan.”ujar Serli berjalan mengikuti Dhana dari belakangnya.
Begitu Dhana dan Serli pergi, Sandy pun bertanya kepada Carli.
“Apakah tuan yakin memberikan mobil itu kepadanya?” tanya Sandy kepada Carli.
“Kau bodoh atau pura-pura bodoh. Dia telah menyelamatkan hidupku. Dia mengeluarkan uang sebesar seratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan triliun rupiah. Mobil seharga dua ratus enam puluh tiga miliar itu tidak berarti baginya. “ujar Carli kepada Sandy.
Sandy tidak menyangka Dhana telah mengeluarkan uang sebanyak itu kepada Carli.
“Jadi sekarang proyek pembangunan perumahan di kota Great dapat dilanjutkan, tuan Carli ? “ tanya Sandy.
“Benar. Tapi kau bukan anak buahku sekarang. Kita adalah rekan. Kamu boleh memanggilku Carli. Kita hanya memiliki satu tuan yakni tuan Dhana.” ujar Carli.
Sandy merasa senang mengetahui Dhana adalah seseorang yang sangat kaya.
Serli dan Dhana tiba di parkiran di depan gedung perusahaan properti Carli itu. Dia melihat sebuah mobil Bugatti La Voiture Noire milik Carli.
“Wah mobil yang sangat bagus. Aku ingin mempunyai mobil seperti itu.”batin Dhana.
Serli melihat mata Dhana memandang mobil Bugatti La Voiture Noire milik Carli dengan kagum.
Serli memberanikan dirinya bertanya kepada Dhana.
“Apakah tuan ingin membeli mobil seperti ini? “tanya Serli kepada Dhana.
“Apakah kamu tahu tempat yang menjual mobil seperti ini?”tanya Dhana kepada Serli.
“Benar tuan.”ujar Serli.
“Kalau begitu, tolong antar saya ke tempat itu.”pinta Dhana kepada Serli.
“Baik tuan. Kalau begitu, saya akan membawa tuan Dhana menuju tempat penjualan mobil ini.” ujar Serli mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi.
Dalam waktu sekejap, mereka telah tiba di tempat penjualan mobil tersebut. Dhana kagum karena dia melihat banyak mobil sport kesukaannya. Namun dia berusuha untuk tetap tenang.
Dhana dan Serli pun masuk ke dalam tempat penjualan mobil sport di jalan Fransisko itu. Begitu mereka berdua masuk ke dalam bangunan itu, seorang wanita cantik menyambut mereka dengan senyuman yang ramah.
“Selamat datang nona dan tu… “ ujar wanita itu menghentikan sapaannya.
Namun setelah wanita itu memandang Dhana, dia pun mengacuhkan Dhana dan menganggap Dhana adalah supir Serli.
“Owh iya nona. Ada yang bisa saya bantu? Nona ingin membeli mobil seperti apa?”tanya wanita itu dengan ramah kepada Serli.
Serli pun dapat menangkap gelagat tidak baik dari wanita itu. Serli dapat merasakan bahwa wanita itu telah merendahkan atasannya.
Namun Dhana menyentuh tangan Serli dan menggeleng kepala untuk memberikan tanda supaya jangan menghiraukan sikap wanita itu.
Serli pun mengikuti instruksi dari Dhana. Dia pun menjawab wanita itu dengan ramah.
“ Saya ingin membeli mobil paling mahal di tempat ini. Apakah nona…”ujar Serli terdiam.
“Owh maaf nona. Perkenalkan nama saya Chantika, adik dari pemilik tempat ini.”ujarnya sembari tersenyum manis.
“Wanita ini sungguh cantik sesuai namanya. Kalau saja dia bersikap rama sejak awal, mungkin aku akan mempertimbangkan wanita ini menjadi calon kekasihku.”batin Dhana.
“Salam kenal nona Chantika. Perkenalkan nama saya Serli dan pria disamping saya adalah tuan Dhana. Baiklah nona Chantika. Bawa kami ke mobil-mobil terbaik yang kalian jual.”ujar Serli.
“Tuan? Mungkin aku salah dengar? Tidak mungkin seorang supir menjadi tuan dari wanita cantik ini. Tapi aku tidak boleh menanyakan hal itu? Aku tidak boleh menyinggung wanita ini.”batin Chantika.
Chantika pun membawa Serli dan Dhana menuju sebuah tempat khusus. Di tempat tersebut, hanya terdapat sepuluh mobil, salah satunya adalah mobil Bugatti La Voiture Noire milik Carli.
Serli memandang mobil Bugatti La Voiture Noire itu. Chantika melihat Serli sedang mengamati salah satu mobil langka tersebut.
“Wah apakah nona Serli tertarik dengan mobil Bugatti La Voiture Noire ini?”
“Saya sunggguh mengagumi mobil ini. Tapi apakah ini mobil terbaik yang kalian miliki?”tanya Serli serius.
“Ha..ha..ha… Nona Serli bercanda. Kami mempunyai sebuah mobil yang luar biasa. Aku yakin nona Serli pasti menyukai mobil itu. Mari ikuti saya ke ruangan lain.”ujar Chantika berjalan menuju sebuah ruangan berikutnya.
Sesampainya di ruangan tersebut, Serli dan Dhana melihat sebuah mobil berwarna emas dengan body mobil yang sangat mengkilau.
Serli pun mendekati mobil itu. Dhana terkejut mengetahui rahasia dari mobil itu. Dhana berbisik kepada Serli.
Cling !!! Sebuah misi bonus muncul di kepala Dhana.
“Anda mendapat misi bonus. Anda harus mendapatkan mobil langka ini bagaimana pun caranya.
Hadiah dari misi ini adalah (rahasia). Namun aku memastikan Anda pasti akan menyukai hadiah itu.“
Sistem Zeus memberikan sebuah misi bonus kepada Dhana.
Dhana menjadi penasaran dengan hadiah apa yang akan dia peroleh jika dia mendapat mobil ini.
“Baiklah. Aku akan berusaha mendapatkan mobil ini.”batin Dhana. Setelah itu Dhana pun mendekati Serli.
“Aku menyukai mobil ini.”bisik Dhana kepada Serli.
“Apa bagusnya mobil ini tuan? Aku merasa mobil tuan Carli lebih baik dari mobil ini.”bisik Serli.
“Mobil ini memiliki kemampuan yang tidak dimiliki mobil lain. Kamu tanyakan saja kepada wanita itu mengenai mobil ini dan harganya.”bisik Dhana kepada Serli.
Serli pun pasrah. Dia mengikuti apa yang disuruh oleh atasannya.
“Nona Tika, dapatkah Anda jelaskan mengenai mobil ini?”tanya Serli.
“Sebenarnya mobil ini tidak memiliki keunikan. Bagi saya mobil ini terlihat biasa. Namun kakak saya memodifikasi body mobil ini. Body mobil ini terbuat dari emas murni yang dilapisi dengan permata. Mobil ini adalah satu-satunya mobil yang terbuat dari emas murni putih. Jadi kami menempatkan mobil ini di tempat ini supaya jangan ada seorang pun yang mengetahui keberadaan mobil ini. Untuk harga mobil ini, kakak saya akan menjelaskan kepada nona Serli. Apakah nona Serli berminat dengan mobil ini? Kalau nona Serli mau membeli mobil ini, saya akan memanggil kakak saya ke tempat ini.”ujar Chantika.
Serli memandang Dhana sembari memberikan kode apakah ingin membeli mobil ini atau tidak. Dhana menganggukkan kepala kepada Serli. Serli tahu bahwa atasannya sangat menginginkan mobil ini.