PERTARUNGAN HARGA DIRI

1088 Words

Bagi Esih, Hendrik sungguh pria yang tidak punya belas kasihan, apalagi kasih sayang. Esih rasanya ingin menangis untuk Dania. Momen pertama bertemu Hendrik sebagai suaminya saja sudah membuat sakit hati. Namun, tajamnya ucapan Hendrik menandakan bahwa pria tersebut tidak berubah. Dia masih seperti yang dulu. "Selamat malam, Tuan Hendrik. Pendengaran saya masih normal, jiwa pun masih waras. Perlu Anda tahu juga, tubuh ini masih bugar dan dijamin sangat kuat untuk menghadapi sikap Anda yang jauh dari sikap seorang suami normal pada umumnya," balas Esih tak kalah kasar terhadap Hendrik. Sikapnya ini membuat Hendrik terperanjat. "Berani sekali kamu menyebut aku tidak normal. Seberapa normal dirimu dibanding kamu? Wanita yang kerjaannya hanya mengurung diri dalam kamar?" "Kalau Anda seoran

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD