bc

Secret Wedding

book_age18+
20
FOLLOW
1K
READ
dark
sex
contract marriage
forced
pregnant
drama
sweet
office/work place
betrayal
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Menikah dengan seseorang yang dicintai adalah hal yang begitu diinginkan setiap wanita, termasuk Amber Aurellia. Pernikahan dengan penuh cinta dan hidup bahagia selalu menjadi bayangannya. Namun, semua khayalannya hancur ketika kesalahan satu malam yang terjadi antara dia dan Carlos Creya—sang atasan—menumbuhkan seorang janin di rahimnya. Membuat dia dan Carlos harus menikah. Tidak ada cinta dalam hubungannya, hanya ada kompromi dan kerja sama. Bahkan, Amber harus menyembunyikan status pernikahannya dari mata dunia.

“Aku tidak memiliki cinta untukmu, tetapi aku tetap akan bertanggung jawab sampai anak dalam kandunganmu lahir. Jadi, jangan pernah menaruh hati apalagi mencintaiku karena itu hanya akan menyakiti kamu.” [Carlos Creya]

“Aku hanya membutuhkanmu saat aku mengandung. Setelahnya, aku bahkan tidak ingin dekat dengan kamu. Jadi, jangan takut kalau aku akan menaruh hati padamu karena itu tidak akan pernah terjadi.” [Amber Aurellia]

chap-preview
Free preview
Bos Angkuh
“Amber, bangun. Sudah pukul tujuh,” ucap seorang gadis dengan rambut sepundak. Sudah berulang kali dia mencoba membangunkan sahabatnya, tetapi hasilnya sama saja. Gadis tersebut tidak juga membuka mata. Bahkan, gadis bernama Amber tersebut malah menarik selimut dan menutupi sekujur tubuh hingga tidak terlihat sama sekali. Freya—salah satu sahabat Amber—langsung mendesah pelan dan menghentikan gerakan. Dia hanya diam dan menatap ke arah Amber yang masih berbaring dengan tubuh terbungkus selimut. Membuatnya memilih turun dari ranjang dan mensedekapkan tangan, menatap ke arah Amber lekat. “Kamu yakin tidak mau bangun, Amber?” tanya Freya dengan tatapan lekat. Namun, tidak ada sahutan sama sekali. Hingga dia kembali membuang napas pelan dan mengulas senyum lebar. “Baiklah, aku akan membangunkan kamu dengan caraku,” tegas Freya sembari mengayunkan kaki. Namun, baru dua langkah dia meninggalkan tempatnya berdiri, dering ponsel terdengar. Dengan cepat, dia menghentikan dan menatap ke arah Amber lekat. Dia hanya diam dengan bibir mengulum senyum, cukup tahu siapa yang menghubungi gadis tersebut. Sampai terlihat tangan Amber keluar dari balik selimut, mengambil ponsel di nakas dan mengangkat panggilan. “Hal ….” “Ini sudah jam tujuh dan kamu masih belum datang, Amber? Kamu sudah bosan bekerja, hah?” Seketika, Amber yang mendengar langsung bangkit, membuat selimut yang menutupinya langsung tersingkap. “Saya segera berangkat, Pak,” sahut Amber dengan cepat. Namun, tidak ada jawaban sama sekali, membuat Amber langsung mendesah kasar dan menatap ke arah Freya yang tengah menertawakannya. Dengan malas, dia meletakan ponsel di nakas dan turun dari ranjang. Kakinya melangkah pelan, tanpa semangat sama sekali. “Aku sudah membangunkan kamu dari tiga puluh menit yang lalu, Amber. Tapi, kamu tetap tidak bangun dan malah asyik tidur,” ucap Freya sembari mengulurkan handuk ke arah Amber. Namun, Amber hanya diam, tidak semangat sama sekali untuk menjawab ucapan yang terkesan seperti ejekan dari sahabatnya. Dia memilih mengambil handuk di lengan Freya dan melangkah ke arah kamar mandi. Kali ini, dia enggan mendapat makian dari sang atasan yang memang selalu menyebalkan. “Aku tunggu di meja makan, Amber. Jadi, mandilah dengan cepat agar kamu tidak kehilangan pekerjaan. Aku tidak mampu menghidupi kamu kalau sampai kamu kehilangan pekerjaan,” teriak Freya sembari menahan tawa. Amber yang berada di dalam kamar mandi berdecak kecil dan memutar bola mata pelan. “Berisik kamu, Freya,” protes Amber dengan raut wajah masam. Namun, Freya yang mendengar hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepala. Dia mulai melangkah ke arah pintu kamar dan keluar. Kakinya terus melangkah ke arah meja makan, menyiapkan sarapan untuknya dan juga Amber. Cukup tahu jika pekerjaan sahabatnya jauh lebih berat darinya, membuat Freya memilih mengambil seluruh tugas rumah. Lima belas menit. Amber keluar dengan pakaian kerja dan rambut dibiarkan dikuncir asal. Tidak seperti dia yang biasanya rapi. Bahkan, Amber terlihat begitu berantakan. Tidak ada make up di wajah, membuat Freya yang menatap langsung diam dengan pandangan tidak percaya. “Amber, kamu itu seorang sekretaris di perusahaan besar dan kamu berpenampilan asal begini? Kamu tidak takut kalau nantinya bosmu akan marah dan memecat kamu?” tanya Freya dengan tatapan lekat. “Aku tidak memiliki waktu untuk merias wajah, Freya,” jawab Amber sembari mengambil makanan di depannya. “Aku akan benahi penampilan setelah sampai di rumah bosku,” tambah Amber ketika melihat Freya akan kembali menceramahinya. Freya yang mendengar tersenyum lebar. “Baiklah. Cepat makan dan aku akan mengantar kamu setelah ini,” putus Freya dan langsung mendapat anggukan dari arah Amber. *** “Terima kasih, Freya,” ucap Amber sembari mengenakan tas dan membuka pintu mobil. Tanpa mendengarkan jawaban sahabatnya, dia segera melangkah ke arah rumah di dekatnya. Dengan cekatan, dia memasukan pin rumah tersebut, membuat pintu gerbang terbuka dan melangkah masuk. Bukan hal aneh jika Amber memiliki akses masuk ke rumah megah tersebut. Pasalnya, sudah dua tahun dia menjabat sebagai sekretaris sang bos besar yang selalu mempekerjakannya tanpa perasaan. Amber yang mengingat hal tersebut langsung membuang napas kasar. Aku rasa aku bukan hanya sekretaris, tetapi aku juga asisten pribadinya. Sayangnya aku hanya menerima satu gaji, batin Amber dengan raut wajah masam. Hingga dia membuka pintu rumah sang atasan dan melangkah masuk. “Lima menit, tiga puluh detik.” Amber yang mendengar suara tersebut langsung berhenti. Manik matanya menatap pria yang tengah duduk dengan kaki disilangkan, tepat di depannya. Perlahan, dia mulai melangkah ke arah pria tersebut dan tetap bersikap biasa. Bahkan, seakan tidak ada ketakutan di wajahnya. Sampai dia berhenti di depan sang atasan dan menatap lekat. “Aku membayar kamu bukan untuk bersantai, Amber,” ucap Carlos—atasan Amber. “Maaf, Tuan,” sahut Amber sembari menundukkan kepala, menunjukkan jika dia merasa bersalah karena datang terlambat. Namun, dalam hati tidak ada penyesalan sama sekali. Pasalnya, dia berangkat terlambat juga karena perbuatan Carlos yang menyuruhnya lembur. Jika bukan karena dia yang ke klub malam dan mabuk, aku tidak akan mungkin tidur jam dua dini hari, gerutu Amber kesal. Namun, sebisa mungkin dia menahan amarah dan tetap bersikap tenang, tidak mau kalau sang atasan semakin memakinya. “Kamu pikir maaf akan menyelesaikan semuanya, Amber? Kamu tidak memikirkan waktuku yang terbuang karena kamu?” tanya Carlos dengan suara menyindir. Namun, Amber yang mendengar masih tetap diam dengan kepala menunduk. Selama dua tahun bekerja dengan pria tersebut, membuatnya cukup hafal dengan tingkah Carlos dan seluruh kebiasaan pria tersebut. Semakin dia menyahut dan menunjukkan bahwa dia tidak takut, semakin Carlos akan menindas dan menunjukkan kekuasaannya. Hingga Carlos bangkit dan melangkah pelan. Astaga, dia mau apalagi, batin Amber ketika melihat Carlos mulai melangkah mendekatinya. Namun, dia tetap enggan mendongak. Sebenarnya, bukannya dia takut, tetapi Amber cukup mengerti dengan apa yang seharusnya dia kerjakan. Bagaimanapun, Carlos adalah bosnya dan bisa memecatnya kapan saja. Itu sebabnya, dia memilih mengalah, agar pekerjaannya tetap aman. “Kamu hanya mau diam di sini?” tanya Carlos ketika sudah berhenti di depan Amber. Namun, Amber yang tidak mengerti hanya diam dan menatap lekat. “Sudah dua tahun kamu bekerja denganku, Amber. Apa aku harus memberitahumu apa saja yang harus kamu kerjakan?” tanya Carlos dengan tatapan lekat, membuat Amber membelalakkan mata. “Akan segera saya siapkan,” ucap Amber ketika sadar jika dia belum memilihkan pakaian yang akan di pakai Carlos. Dia langsung berlari ke arah walk in closet, membuat Carlos yang melihat menggelengkan kepala beberapa kali. Aku rasa aku mulai ingin mengganti sekretaris, batin Carlos wajah masam dan melangkah ke arah yang sama dengan Amber.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook