14. Ada apa?

1523 Words
Di dalam mobil Rey tengah menertawakan akan kebodohan yang di lakukan oleh Melodi membuat Melodi hanya mampu menahan air matanya saat ini. "Oh. Malang sekali nasib gadis kecilku ini," Ujar Rey dengan senyuman iblisnya." Bukankah sudah aku katakan bahwa kakak bodohmu itu tidak akan pernah mempercayai ucapanmu itu. Tapi kau tetap bersikukuh dan sekarang lihat siapa yang malu di sini, kau atau aku. Ck. Ck," Tawa jahat Rey membuat Melodi harus menahan nafas sebisa mungkin. Air mata Melodi perlahan - lahan mengalir dari kedua kelopak mata indahnya. Saat dirinya membelai wajah tampan Daniel yang berada di bingkai foto tersebut, bingkai foto yang sempat ia ambil dari ruangan Daniel. *** "Andai saja kau mau mempercayai aku sekali ini saja. Maka kau akan tahu siapa Rey sebenarnya, Rey tidak lebih dari seorang monster berwujud manusia kak dan aku harus tinggal bersama dengan seorang monster. Hidupku menderita setiap harinya," Batin Melodi menahan rasa sakit di hati kecilnya. *** "Sudahlah Mel kau tidak perlu menangis. Karna percuma saja kau menangis, jika kakak bodohmu itu tetap saja tidak dapat mempercayai ucapanmu itu, sungguh malang nasib putri tidurku ini," Ejek Rey sambil menepuk - nepuk puncak kepala Melodi. "Berhenti mengatai kakak ku bodoh Rey. Seharusnya yang di sebut bodoh itu kau bukan kakak ku," Teriak Melodi di depan wajah tajam Rey. "KAU," Rey mengangkat telapak tangannya, dirinya sudah siap menampar wajar cantik Melodi dengan amarah yang sangat besar. "Kenapa. Kenapa kau berhenti? Ayo tampar. Tampar aku Rey," Teriak Melodi sambil mendekatkan wajahnya di hadapan Rey." Ayo tampar aku Rey, Ayo tampar. Seluruh tubuh ku sudah kebal akan perlakuanmu selama ini padaku dan aku tidak akan pernah mempermasalahkan hal itu lagi," Ujar Melodi dengan tangisan dan isakan yang berusaha ia tahan sebisa mungkin. **** Sejak hari di mana pertemuan Melodi dengan Daniel kini Daniel kehilangan jejak. Ya. Jejak Melodi seakan hilang bagai di terang bumi membuat Daniel merasa sangat frustasi akan hilangnya Melodi, sejak tadi Daniel hanya fokus menatap wajah Melodi dari bingkai foto yang berada di dalam genggamannya. Sedang Alina tengah menyelesaikan pekerjaan yang di berikan oleh Daniel pada dirinya, YA. Mengenai Alina gadis mungil itu sudah mulai paham akan pekerjaan kantor walau terkadang ada yang tidak ia pahami tapi percayalah seiring berjalannya waktu semua bisa Alina atasi dengan sangat baik, membuat Alina merasa sangat puas dengan hasil kerja otaknya selama ini. "Alina. Kau sudah selesai dengan pekerjaanmu itu?" Tanya Daniel. "Hampir selesai Pak. Hanya tinggal 1 lembar lagi," Balas Alina kembali sambil mengerjakan pekerjaannya. "Kalau begitu tinggalkan sejenak. Kau ikut denganku sekarang, kita akan makan siang bersama," Putus Daniel sambil menarik Alina membuat Alina respek mengikuti langkah kaki Daniel meski jantung Alina seakan tengah memompa begitu cepat membuat Alina merasa sangat gugup kali ini. **** Kini Alina maupun Daniel keduanya merasa sangat nyaman satu sama lain. Maka dari itu kemana Daniel pergi tentu ada Alina yang berada di sampingnya, keduanya selama 2 bulan ini begitu sangat dekat walau pun disisi lain Daniel sangat merindukan adik perempuannya yang tidak ada kabar sama sekali. "Pak. Apa bapak sudah mendapatkan informasi tentang nona Melodi?" Tanya Alina. "Belum. Aku belum mendapatkan apapun sampai saat ini, Alina. Tapi aku tidak heran lagi sebab ini memang sering terjadi bila adikku pergi bersama Rey," Kata Daniel walau perasaannya sering kali tidak enak. "Tapi pak. Ini sudah lebih dari 2 bulan, dan sampai saat ini tidak ada kabar tentang nona Melodi dan bukankah pak Rey dan nona Melodi akan segera menikah tapi kenapa tiba - tiba saja pernikahan mereka di undur. Bahkan pak Rey tidak sekalipun datang melamar nona Melodi meski pun nona Melodi mungkin tengah bersama pak Rey. Tapi bukankah harus ada lamaran dan ini tidak di lakukan oleh pak Rey sedikit pun. Apa pernikahannya akan di batalkan pak?" Tanya Alina merasa ada yang tidak beres. "Kau tahu Alina. Aku sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaanmu itu, sebab aku sendiri pun tidak tahu dan mengenai pernikahan Melodi dan Rey sampai saat ini aku belum tahu kapan akan terjadi. Aku sama sekali tidak bisa berbuat apa pun Alina, kami memiliki hutang budi pada keluarga Rey dan kami sama sekali tidak bisa berbuat apa pun," Kata Daniel dengan perasaan yang tidak bisa ia ucap sama sekali. "Pak. Bukankah hutang harus di bayar dengan hutang? Tapi kenapa nona Melodi yang harus melunasi hutang itu? Bukankah hutang harus di bayar dengan uang? Dan nona Melodi sama sekali bukan uang pak. Seharusnya hutang dibayar dengan hutang bukannya pernikahan yang sama sekali tidak di harapkan oleh nona Melodi sebelumnya," Ucapan Alina seakan mencubit harga diri Daniel secara tidak langsung membuat Daniel terdiam sesaat hingga ia mampu mengucapkan kata yang pas untuk ia berikan pada Alina. "Iya saya tahu Alina jika hutang harusnya dibayar dengan uang tapi bukankah kau juga bilang jika hutang harus di bayar dengan hutang, tapi sayangnya yang mereka inginkan hanyalah Melodi bukan uang dan lagian Rey sudah cukup baik untuk Melodi karna Rey adalah pria yang sangat baik dari segi apa pun juga," Balas Daniel merasa tidak ada yang salah dari niat Rey pada adiknya itu. "Pak Daniel ini bukan soal baik atau tidak tapi ini soal kenyamanan hati. Apa bapak tidak melihat bagaimana cara nona Melodi menolak pak Rey? Itu sudah membuktikan jika nona Melodi sama sekali tidak bahagia dengan pertunangan ini," Kata Alina kekeh dirinya tetap ingin mengubah pemikiran Daniel pada Melodi. "Alina. Melodi bukannya tidak bahagia, tapi sifat manja Melodi yang membuat dirimu menilai jika dirinya tidaklah bahagia. Karna pada kenyataannya Rey adalah sosok calon suami yang paling ideal untuk Melodi yang memiliki sifat manja," Kata Daniel dirinya tetap memantapkan pemikiran selama ini. Mendengar ucapan Daniel yang sama sekali tidak berubah membuat Alina hanya mampu terdiam saja. Alina hanya mampu tersenyum tipis ke arah Daniel sebab ia tidak mampu berbuat apapun selain diam yang ia rasa yang paling tepat. Sejak hari itu hubungan Alina dan Daniel mulai terjalin. Alina tidak tahu pasti apakah ia mulai mencintai sosok Daniel atau hanya tatapan kagum saja, sungguh Alina tidak mampu memprediksikan apa pun saat ini. *** Mansion Hartawan Saat ini Alina dan Daniel tengah berada di dalam mansion mewah milik keluarga Hartawan. Sejak tadi Alina berjalan mengelilingi mansion mewah tersebut hingga langkah kakinya terhenti saat dirinya melihat seorang gadis kecil kira - kira berusia 10 tahun tanpa begitu cantik dan elegan. "Pak. Apa ini foto masa kecil nona Melodi?" Tanya Alina ingin memastikan jika pemikirannya tidaklah salah. "Iya. Itu benar, gadis kecil itu adalah Melodi. Adik perempuan kesayanganku," Ujar Daniel sambil mengerjakan beberapa file perusahaan miliknya. "Nona Melodi sangat cantik ya pak. Bahkan kecantikan nona Melodi tetap sama seperti di dalam foto ini," Puji Alina pada sebuah bingkai foto di sana Melodi sudah mulai beranjak dewasa. "Oh. Itu saat ia berusia 17 tahun. Tapi sayangnya ia berubah entah kenapa," Ucap Daniel sambil menatap bingkai foto Melodi. "Maksud pak Daniel berubah seperti apa?" Tanya Alina sedikit bingung. "Ya. Adikku berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. Kau tahu, saat Usia Melodi memasuki usia 17 tahun saat itu adalah hari ulang tahunnya yang ke 17. Dan saat itulah Rey hadir di dalam hidup Melodi tapi anehnya 5 bulan kemudian Melodi menolak mentah akan perjodohan dirinya dengan Rey, padahal sebelumnya Melodi sangat bahagia saat ia tahu ia telah di jodohkan dengan Rey," Kata Daniel." Itulah yang membuat aku sedikit kecewa dengan perubahan nya," Kata Daniel kembali. **** "Andai saja pak Daniel mau mendengarkan ucapan nona Melodi mungkin saat ini pak Daniel akan mengetahui kenapa dan bagaimana bisa nona Melodi sampai menolak perjodohan ini. Tapi sayangnya pak Daniel sama sekali tidak mau mempercayai ucapan nona Melodi walau hanya sedikit saja," Batin Alina merasa sangat kasihan dengan nasib Melodi yang ia tahu mungkin begitu sangat menderita saat ini. ***** Perusahaan Hartawan Beberapa bulan telah berlalu membuat kedua insan tersebut semakin dekat. Hingga curahan hati mereka pun mereka ungkapkan secara bersamaan, seakan keduanya sudah begitu cocok dan nyaman secara bersamaan. Meskipun Daniel tidak mendengar kabar sedikit pun tentang Melodi setidaknya Daniel memiliki Alina yang bisa menjadi pelengkap hidupnya di saat ia merindukan sosok Melodi. Bukan berarti Alina hanya di anggap sebagai pengganti Melodi, tidak Daniel tidak menganggap jika Alina adalah pengganti Melodi justru sebaliknya Daniel merasa nyaman berada di sisi Alina. Ckreek Suara pintu ruangan Daniel terbuka lebar membuat Daniel maupun Alina segera menoleh ke arah pintu. "Rey?" Panggil Daniel dengan nada bingungnya. "Pak Rey," Panggil Alina dengan satu alis terangkat. Saat keduanya menatap kedua mata Rey yang tengah meneteskan air mata membuat Alina maupun Daniel terlihat begitu cemas berbeda dengan sosok Rey yang begitu bahagia saat aktingnya terlihat begitu sempurna saat ini. "Dani," Panggil Rey sambil melangkah ke arah Daniel dengan kedua mata memerahnya. "Ada apa Rey? Kenapa kau terlihat begitu kacau? Sebenarnya ada apa? Dan di mana adikku sekarang?' Tanya Daniel dengan raut yang amat sangat cemas. "Dani. Hiks. Melodi, Dani. Melodi," Lirih Rey dengan air mata buayanya. "Sebenarnya ada apa dengan nona Melodi. Pak Rey?" Tanya Alina yang terlihat begitu panik saat ini. "Rey. Jawab pertanyaan ku di mana Melodi? Kenapa kau menangis? Sebenarnya ada apa. Tolong katakan Rey?" Tanya Daniel dengan nafas naik turun seakan ada badai yang akan datang menghampiri mereka." REY. Jawab pertanyaan ku," Perintah Daniel tak sabaran sambil mengoyang - goyangkan tubuh Daniel. Hingga Rey memberikan beberapa foto ke arah dirinya membuat Daniel terdiam tanpa mampu menjawab apapun. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD