9. Senyuman palsu

2002 Words
Sungguh Melodi belum siap untuk menikah dengan Rey, apalagi bulan depan. Tidak. Melodi tidak pernah berpikir sampai kesana dan mengenai Rey, Melodi tidak akan pernah mau menerima keinginan pria itu. Sebelum ia bertemu kembali dengan gadis yang pernah ia mencelakakan dulu. "Tidak Rey. Tolong jangan paksa aku, aku sungguh belum siap akan hal itu. Aku mohon batalkan niatmu itu," Mohon Melodi dengan kedua mata yang hampir menangis saat ini." Aku mohon mengertilah Rey bahwa aku tengah men...!!! Ucapan Melodi dihentikan oleh Rey. "Mencari gadis yang pernah kau hancurkan? Itu tidak semudah yang kau kira Mel, kau kira mudah mencari gadis 12 tahun yang lalu. Lihatlah waktu telah berlalu begitu cepat tapi kau tetap tidak mampu untuk menemukannya. Bahkan aku sudah memberikan waktu untukmu Mel, 2 tahun. 2 tahun aku memberimu waktu tapi tetap saja tidak ada yang bisa kau temukan. Dengarkan aku Mel, suka tidak suka, bulan depan kita tetap akan menikah," Putus Rey final membuat Melodi menatap tidak suka akan keputusan Rey pada dirinya. Rey membawa tubuh mungil Melodi ke atas pangkuan nya, dipeluknya tubuh mungil Melodi. "Aku tidak setuju akan keputusanmu itu Rey. Paling tidak beri aku waktu 1 tahun lagi, aku mohon Rey. Tolong batalkan niatmu itu," Mohon Melodi dengan perasaan takut - takut saat dirinya menatap wajah Rey. Melodi menundukkan kepalanya karna jujur saja ia takut menatap wajah Rey saat ini. "Kau meminta waktu padaku lagi Mel. Ingat janjimu itu Mel, dulu kau meminta 2 tahun padaku dan aku menuruti semua keinginanmu itu. Dan sekarang kau meminta lagi padaku, tapi maaf saja Mel. Keputusanku tetaplah keputusan yang harus kau terima. Jika kau menolak maka aku akan memaksamu dengan sangat terpaksa, aku yakin kau mengingat dengan jelas pesan dari kedua orang tuamu," Kata Rey dengan tatapan tajamnya membuat Melodi menatap takut pada sosok Rey. **** Di sisi lain tanpa Melodi dan Rey sadari jika sedari tadi Daniel maupun Alina tengah menatap mereka dari luar pintu ruangan. "Pak Daniel. Jika saya boleh tahu, kenapa Nona Melodi justru di marahi oleh pak Rey, bukankah pak Rey sangat mencintai nona Melodi?" Tanya Alina yang melihat dengan jelas bagaimana sosok Rey saat memarahi Melodi. "Rey memang sangat mencintai Melodi. Alina, tapi mungkin sikap Rey yang kasar kepada Melodi karna Rey sudah cukup banyak bersabar menghadapi tingkah keras kepala dari adikku itu. Aku yakin Rey hanya terpaksa berlaku kasar pada Melodi karna Melodi susah sekali untuk di bujuk," Kata Daniel sambil menghela nafas lelah nya. "Tapi pak, mungkin nona Melodi hanya butuh di beri waktu lagi. Saya yakin nona Melodi ingin sekali menikah dengan pak Rey tapi mungkin nona Melodi hanya belum siap saja saat ini," Kata Alina berusaha untuk positif. "Alina ini bukan hanya sekali saja. Tapi hampir berkali - kali Melodi meminta waktu, wajar saja jika Rey marah akan sikap adikku pada dirinya," Balas Daniel. ***** Flashback On Ya. Ini bukan kali pertama bagi Melodi meminta waktu dari Rey, bahkan Melodi sudah meminta 2x tapi hasil yang ia dapat tidak juga membawakan hasil yang baik. Justru pencariannya tidak pernah berhasil membuat Rey tidak berminat lagi memberikan waktu pada sosok Melodi, membuat Rey mau tidak mau memaksa kehendaknya sendiri. Yaitu menikahi Melodi secara sah bahkan Rey menolak dengan keras UNTUK memberikan waktu pada Melodi, tapi berkat rayuan Melodi pada akhirnya Rey lagi - lagi memberikan waktu pada Melodi tapi apa hasilnya, semuanya tetap saja sama. Gagal itulah yang dirasakan oleh Melodi hingga kini. Maka dari itu tidak ada waktu lagi yang bisa Rey berikan pada dirinya. Flashback Off **** "Oh. Jadi begitu pak, baiklah saya mengerti," Jawab Alina sambil menitip ke dalam ruangan Daniel. **** "Berhenti memaksaku Rey, sudah aku katakan aku belum siap menikah denganmu. Tolong mengertilah," Kata Melodi frustasi. "Aku tidak akan pernah berhenti Mel. Aku rasa kau paham bahwa waktu adalah uang dan suka tidak suka kau harus mau mengerti. Dan aku tidak menerima penolakan darimu, bulan depan kita akan tetap menikah. Aku mau kau tidak kembali berbuat ulah lagi Mel," Peringat Rey. "Berapa kali harus aku katakan Rey. Jika aku belum siap tolong men....!!! Ucapan Melodi terpotong saat sebuah benda kenyal menyambar habis bibir mungilnya. Membuat Melodi harus menahan nafas saat ciuman Rey seakan semakin menuntutnya, lama - lama Melodi membalas ciuman Rey membuat keduanya pada akhirnya saring berciuman mesra. Tanpa menyadari jika ada Daniel dan Alina yang berada di luar pintu ruangan. ***** "Astaga," Pekik Alina tertahan saat dirinya melihat kemesraan Melodi dan rey. Membuat Alina menutup kedua matanya karna menahan perasaan gugup yang secara tidak langsung ia rasakan. "Ada apa Alina? Kenapa kau menutup kedua matamu? Memang ada apa?" Tanya Daniel yang tidak melihat adegan adik perempuannya dengan calon adik iparnya itu. "I.... itu pak," Tunjuk Alina takut - takut ke arah ruangan membuat Daniel menatap arah tunjuk Alina. Membuat Daniel hampir saja menyemburkan tawanya saat melihat sifat polos Alina yang terlihat sangat lucu bagi Daniel. "Kau ini. Aku kira ada apa," Kata Daniel dengan senyuman geli nya membuat Alina mendongak menatap wajah tampan Daniel yang terlihat tengah menahan senyuman gelinya. Membuat Alina menundukkan kepalanya karna merasa malu atas respon yang ia dapat dari atasannya itu, di sisi lain Alina tidak menyadari jika kebersamaannya dengan Daniel di tangkap jelas oleh sosok Sasa. Membuat Sasa menahan perasan bencinya pada sosok Alina yang terlihat begitu dekat pada Daniel. **** "Sialan. Gadis jelek itu sudah berani mendekati pak Daniel, bakal secara terang - terangan." Maki Sasa, Membuat Sasa ingin sekali memaki habis sosok Alina yang sudah merebut perhatian Daniel sepenuhnya. **** "Rey lepaskan. Aku mohon," Mohon Melodi sambil melepaskan ciuman dan pelukan dari Rey membuat Melodi harus menahan nafasnya saat sikap Rey membuat ia tidak mampu berbuat apapun. Apalagi saat Rey sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya, membuat Melodi harus terpaksa duduk di pangkuan pria itu. Ckreek Pintu ruangan dibuka Daniel membuat Rey maupun Melodi menoleh ke arah pintu. Terlihat Daniel masuk dengan senyuman tipisnya. "Rey. Aku kira kau sudah pulang? Ternyata kau berada di sini," Kata Daniel dengan nada tak tahu. Membuat Rey dan Melodi saring menatap satu sama lain, seakan keduanya tengah memberi sebuah jawaban lewat tatapan mereka. "Oh ya. Alina, ayo masuk. Tidak apa - apa, Rey memang selalu berada di sini jadi kau tidak perlu khawatir," Kata Daniel membuat Alina merasa sangat gugup saat kedua matanya kembali menatap kemesraan Rey yang seakan tidak mau melepaskan Melodi dari pangkuan nya saat ini. "Ta... tapi pak, a...!! Ucapan Alina di potong dengan cepat oleh Daniel. "Sudah tidak apa - apa. Ayo masuk dan duduklah di tempatmu," Kata Daniel membuat Alina pada akhirnya duduk di kursi kerjanya sendiri. "Oh ya. Rey, apa benar yang aku dengar ini. Jika bulan depan kau dan Melodi akan segera melangsungkan pernikahan?" Tanya Daniel dengan nada santai. "Tentu saja kami akan segera menikah. Aku harap kau tidak keberatan dengan keputusanku ini Dani," Ujar Rey sambil menoleh ke arah melodi yang tengah menatap dirinya dalam diam. "Tentu saja aku tidak akan keberatan Rey. Lagian kalian sudah cukup lama bertunangan jadi apa salahnya jika kalian segera menikah. Bukankah itu lebih baik," Balas Daniel. "Oh baiklah. Aku akan segera menyuruh kedua orang tuaku untuk mengurus pernikahan ku dengan Melodi dan kau tidak perlu repot - repot untuk mengurusnya karna aku yang akan mengurus segalanya," Tegas Rey membuat Melodi menatap Rey dengan tatapan yang tidak dapat diprediksikan oleh siapa pun selain Rey sendiri." Oh iya. Nona Alina kau pun harus hadir di acara pernikahan kami nantinya," Pesan Rey sambil mengusap sayang puncak kepala Melodi. "Tentu saja pak," Balas Alina gugup. "Aku rasa itu lebih baik. Setidaknya hubunganmu dan Melodi bisa segera di resmikan," Kata Daniel. "Kenapa kakak malah mendukung keputusannya? Apa kakak sudah lelah menjaga aku? Jika ia kakak tidak perlu lagi untuk menjaga diriku karna aku bisa menjaga dirimu se...!! Ucapan Melodi harus terhenti saat ekor matanya menatap kedua mata tajam Rey. "Ternyata pak Rey sangat menakutkan jika sedang marah. Lihat saja, nona Melodi saja sampai terdiam seperti itu," Ujar Alina dengan suara kecil miliknya. "Bukankah itu lebih baik. Setidaknya dengan begini ia akan mengerti, Alina. Melodi adalah gadis yang cukup keras kepala jadi semua harus serba dengan kata terpaksa. Aku rasa itu adalah yang terbaik bagi diriku juga bagi dirinya," Balas Rey menatap tajam pada sosok Alina membuat Alina tersentak kaget saat ucapannya justru terdengar oleh Rey. "Pak Rey. Mendengar ucapan saya?" Tanya Alina balik dengan perasaan ragu. "Tentu saja aku mendengarnya Alina," Balas Rey kembali membuat Alina hampir saja tersedak air liurnya sendiri. Pasalnya Alina sudah berbicara dengan nada kecil, tapi kenapa bisa Rey mendengar juga ucapannya. Alina menoleh ke arah Daniel yang tengah tersenyum geli pada dirinya membuat Alina merasa bingung dengan sikap Daniel saat ini. "Alina. Aku beri tahu ya, ada baiknya saat kau berbicara kau harus berhati - hati. Sebab Rey memiliki pendengar yang cukup tajam di sini, jadi tentu saja ucapanmu bisa terdengar olehnya," Kata Daniel membuat Alina membuka mulutnya karna tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar itu." Bukan begitu Rey?" Tanya Daniel. "Tentu saja. Jadi aku beri tahu ya, nona Alina saat kau bicara jika kau menyukainya maka aku juga bisa mendengarnya," Ujar Rey dengan sebuah sindiran. "A... pa....," Alina menghentikan ucapannya kali ini. "Ada apa Alina? Kenapa kau terlihat gugup seperti itu?" Tanya Daniel heran akan sikap Alina. "Siapa yang gugup pak. Saya tidak gugup kok pak, mungkin bapak salah menilai saya," Balas Alina dengan perasaan gugup dan malu secara bersamaan. "Oh astaga. Alina, kau ini sangat lucu sekali. Oh ya Dani, aku sarankan padamu jangan melepaskan hal yang sudah kau ngapai karna aku tidak mau kau menyesal nantinya," Kata Rey sambil menatap ke arah Alina yang terlihat gugup kali ini." Oh ya Dani, aku rasa Alina akan berhenti merasa gugup saat kau mengucapkan 3 kata tersebut, bagaimana jika kau ucapan saja pada dirinya," Kata Rey kembali sambil terkekeh geli. "Ucap 3 kata apa Rey?" Tanya Daniel membuat Alina menelan ludahnya secara susah payah kali ini. "Maksudku a...!!! Ucapan Rey terhenti saat melihat wajah pucat Alina. "Maksudmu apa Rey?" Tanya Daniel bingung. "Tidak ada kok Dani. Aku hanya salah bicara saja tadi, dan kamu Melodi berhenti cemberut karna percuma saja aku tetap akan dengan pendirianku," Tegas Rey. "Terserah," Balas Melodi dengan tatapan datarnya. "Melodi. Hentikan sikap kekanak - kanakkanmu itu sayang. Kau harus bisa menerima keputusan dari Rey karna Rey adalah calon suamimu ingat itu sayang," Nasehat Daniel. "Baik kak. Aku mau turun Rey, turunkan aku," Pinta Melodi membuat Rey pada akhirnya menurunkan Melodi dari pangkuannya. Sedang Alina membulatkan kedua matanya saat dirinya melihat adik dari atasannya seakan baik - baik saja saat ini. Padahal tadi adik atasannya mengerang kesakitan tapi kenapa saat ini Melodi terlihat baik - baik saja bahkan sangat baik. "Nona Melodi bisa berjalan?" Tanya Alina kaget. "Tentu saja bisa. Alina. Adikku sebenarnya bisa berjalan hanya saja tekanan darahnya sedikit rendah karna terlalu banyak pikiran. Membuat ia sedikit depresi maka dari itu ia harus duduk di kursi roda untuk menetralkan fisiknya," Kata Daniel." Oh iya. Rey, apa kau berniat membawa Melodi. Jika ia kau harus membawa semua obat - obatnya, karna ia harus rutin meminum obat agar dirinya cepat sembuh," Ujar Daniel memberikan beberapa macam obat milik Melodi ketangan Rey. "Tapi kak. Aku mau di sini saja bersama kakak. Melodi gak mau ikut Rey, Melodi mau di sini saja." Kata Melodi yang menolak untuk ikut bersama Rey," Kakak aku mau di sini sa...!!! Ucapan Melodi harus terhenti saat tubuhnya ditarik oleh Rey. Membuat Melodi saat ini berada di dalam pelukan Rey dengan perasaan takut akan kemarahan pria itu pada dirinya. "Kau harus mau ikut bersamaku Mel. Karna sudah 2 bulan ini kau menghindar dariku, aku harap kau tidak berbuat ulah kali ini," Kata Rey sambil mengambil semua obat dari tangan Daniel." Terima kasih. Dani, karna kau selalu mendukung diriku," Ucap Rey dengan senyuman manisnya. Sedang senyuman manis Rey bagi Melodi adalah sebuah kutukan atau musibah bagi dirinya. Mungkin bagi mereka senyuman Rey adalah senyuman bagai seorang malaikat, tapi tidak bagi Melodi. Karna bagi Melodi senyuman Rey adalah senyuman palsu yang berusaha pria itu tunjukan pada orang lain. Jika pada dirinya, mungkin saja senyuman itu bukanlah senyuman tulus, Melainkan senyuman bagai seorang iblis. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD