bc

Suamiku Sahabatku

book_age16+
24
FOLLOW
1K
READ
HE
love after marriage
heir/heiress
bxg
serious
brilliant
city
polygamy
addiction
like
intro-logo
Blurb

Nada mendapatkan kejutan di hari ulang tahunnya. Sang kekasih yang sudah dipacarinya selama lima tahun, kedapatan berselingkuh. Nada mengira, di hari bahagianya itu dia akan dilamar dan segera menikah dengan lelaki yang dicintainya. Semua harapannya pupus dan dia merasakan patah hati terberat. Dalam keterpurukannya itu, ide gila muncul di dalam kepalanya. Nada mengajak Pandu untuk menikah. Pandu adalah sahabatnya sejak kuliah. Sosok yang selalu menemaninya hampir sepuluh tahun. Dan lebih gilanya lagi, Pandu menerimanya tanpa berpikir dua kali.

Dalam pernikahan tanpa cinta itu, akankah Nada dan Pandu mendapatkan kebahagiaan? Ataukah sebuah kegagalan yang menyesakkan?

chap-preview
Free preview
Part 1. Ide Gila karena Patah Hati
“Pandu, ayo kita menikah.” Ucapan Nada yang tiba-tiba itu membuat Pandu tertegun sesaat. Gadis yang selama ini berstatus menjadi sahabatnya itu mengajaknya menikah seolah tengah memintanya menemani jalan-jalan. Pandu menatap Nada lekat-lekat memberikan perhatian penuh pada gadis di depannya. Menilai dengan sungguh-sungguh sosoknya yang rupawan. Rambut sebahu yang terurai, bibir pink-nya, hidung mancungnya, dibingkai dalam wajahnya yang kecil dan cantik. Nada Saluna. Jika ada yang mengatakan gadis itu jelek, maka Pandu akan menjadi orang pertama yang menentangnya. Karena Tuhan sudah menciptakan gadis itu dengan pahatan demi pahatan yang sempurna. “Sepertinya kamu butuh istirahat, Nad.” Pandu mengurai pemikiran bodoh yang bersarang di kepalanya. Dengan menanggapi ucapan Nada. “Kamu bahkan menolakku.” Senyum kecut Nada dikeluarkan sebagai bentuk kecewa yang merongrong hatinya. Perasaan sakit akibat putus cinta yang beberapa saat lalu terjadi padanya, membuat Nada mengambil tindakan cepat untuk mencari pengganti. Namun bukannya mencari orang baru, dia meminta laki-laki satu-satunya yang selalu ada untuknya itu sebagai tumbal keegoisannya. “Kamu bisa mencintaiku?” Pandu kembali bersuara. Memastikan satu hal yang tidak akan pernah Nada berikan untuknya. Matanya masih menatap lekat pada sosok Nada yang kini tengah menatap segelas es teh yang ada di depannya dengan tatapan kosong. Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Pandu, Nada tak bisa menjawab. Mendongakkan kepalanya dengan pelan sebelum bergumam, “Cinta akan datang karena terbiasa.” “Kita sudah bersama hampir sepuluh tahun, Nad. Tapi kamu bahkan tidak bisa mencintaiku,” tukas Pandu dengan cepat. “Menikah bukan untuk bahan percobaan. Kalau kamu membutuhkan tempat untuk pelarian, bukan menikah solusinya.” “Kita bisa mencobanya, Du.” Pandu menarik napasnya panjang. Menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Memijat pangkal hidungnya dengan mata terpejam erat. Tidak pernah berpikir dia akan dilamar oleh Nada dalam keadaan hati gadis itu kacau luar biasa. “Kamu butuh apa? Aku akan usahakan.” “Aku hanya ingin menikah, Du. Menikah.” Satu air mata yang ditahan oleh Nada lolos begitu saja. Namun secepat mungkin dia segera menghapus agar tidak meninggalkan jejak. “Kamu tahu keinginan di ulang tahunku yang ke dua puluh delapan ini adalah menikah. Tapi semua hancur karena Vino mematahkan hatiku dan menghancurkan impianku.” Kini air mata Nada berlomba saling keluar dan menetes deras membuat aliran kecil di pipinya. Pandu tak tahan melihat perempuan yang disayanginya itu menangis. Dengan gerakan cepat dia segera mendekat dan menarik Nada ke dalam pelukannya. Membuat Nada menumpahkan tangisnya di d**a Pandu. “Aku pikir Vino adalah lelaki yang baik. Aku tulus mencintainya dan bahkan menunggunya sampai dia siap menikah. Tapi saat dia sekarang sudah memiliki segalanya, dia berselingkuh di hadapanku dan di hari ulang tahunku. Hatiku sakit, Du. Sakit banget.” Pandu tidak menjawab. Dia memilih memberikan waktu kepada Nada untuk mengeluarkan segala duka yang dirasakan di dalam hati. Nada sedang kalut dan dia merasakan kehancuran hatinya begitu besar. Ingatan Nada kini kembali memutar tentang adegan yang terjadi beberapa waktu lalu. Di mana dia memergoki Vino dan seorang perempuan tengah berpelukan dengan mesra. “Jadi, kapan kamu akan memutuskan pacarmu, No? Aku nggak mau pacaran sembunyi-sembunyi seperti ini.” Begitulah ucapan kekasih Vino yang terdengar. “Berikan aku waktu ya. Aku akan memutuskannya segera. Tapi hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku nggak bisa melakukannya sekarang.” Vino meyakinkan kekasihnya. Rencana memutus hubungan yang akan dilakukan oleh Vino, membuat Nada kehilangan akal sehatnya. Dia hanya berdiri di belakang dua orang itu dengan menatap lurus ke arah mereka. Pikirannya kosong dan menyadari jika selama ini dia telah dibohongi oleh Vino dengan aksi perselingkuhannya. Berapa lama lelaki itu melakukannya? Kenapa Nada tidak pernah menyadari jika ada seseorang yang sudah mengambil miliknya? Pertanyaan itu menyelimuti isi kepala Nada yang tidak bisa dia temukan jawabannya. Nada memberanikan dirinya untuk mendekat. Menepuk pelan punggung Vino sampai lelaki itu berbalik dan terkejut saat melihat Nada ada di depannya. “Sayang?” Begitu Vino bergumam. “Sayang, kenapa kamu di sini?” Tangan kanan lelaki itu mencoba menggapai Nada, tapi tangan kirinya berusaha menyembunyikan kekasihnya di belakang punggung. Aksi Vino itu membuat Nada merasa dunianya runtuh seketika. Lidahnya kelu tak bisa berucap, tubuhnya menegang kaku, dan kakinya terasa menancap erat di tempatnya. “Ini ulang tahunku, No. Kenapa kamu memberiku kejutan yang menyakitkan?” Saat suara Nada keluar, hanya sebuah gumaman yang terdengar. “Aku pikir, hari ini akan menjadi hari yang bahagia buat aku. Tapi nyatanya, kamu memberiku luka yang begitu dalam.” Pandangan Nada mengabur karena air mata. Tapi buliran bening itu tak benar-benar keluar karena dia menahannya mati-matian. Tatapannya menghujani ekspresi Vino yang tampak salah tingkah. Nada mengira, Vino akan meminta maaf dengan mengatakan penyesalannya. Tapi nyatanya, lelaki itu mengakui perbuatannya dengan gamblang dan terang-terangan. “Aku minta maaf, Nad. Karena sudah membuat kamu kecewa. Tapi, aku nggak akan mengelak kalau aku memang berselingkuh. Aku merasa hubungan kita mulai hambar. Perasaanku terhadapmu juga sudah terkikis dan mulai hilang. Sekarang, aku mencintai perempuan lain. Ini salahku.” Penjelasan itu bukankah terlalu mudah dimengerti? Tanpa diminta menjelaskan, Vino bahkan dengan senang hati mengurai situasi yang sedang terjadi saat ini. Membuat Nada merasakan hatinya babak belur tak karuan. Sedangkan gadis yang ada di belakang Vino pun tidak mengatakan apa pun. Dia hanya menatap Nada tanpa ekspresi bersalah karena sudah menjadi orang ketiga dalam hubungan Nada dan Vino. Perempuan itu bahkan tampak puas luar biasa karena pada akhirnya, dia bisa memiliki Vino seutuhnya. “Aku menemani kamu saat kamu tidak punya apa-apa sampai sekarang kamu sudah menjadi orang hebat. Tapi dengan teganya kamu memperlakukan aku seperti ini, No? Apa kamu berpikir ini lucu?” Nada tidak bermaksud mengungkit kebaikannya selama ini yang selalu memberikan support materi dan tenaga untuk Vino. Toh selama ini dia tulus melakukannya. Tapi apa balasan yang diberikan Vino kepadanya? Sebuah pengkhianatan yang begitu menyakitkan. Lima tahun seolah tidak berarti apa pun untuk lelaki itu. “Kenapa kamu mengungkit itu, Nad? Kamu selalu mengatakan melakukan semua itu karena kamu ingin melihatku sukses. Lagi pula, kalau aku tidak bekerja keras, materi yang sudah kamu keluarkan buatku pun tidak ada gunanya. Jangan bersikap seolah-olah kamu paling berjasa dalam hidupku.” “Jadi kamu berpikir semua yang aku lakukan buatmu itu bukan apa-apa, No? Aku mencarikan kamu tender ke sana-kemari, menyokongmu dengan uang yang kamu butuhkan, membuat proposal hingga larut malam sampai kamu mendapatkan banyak proyek, semua itu tidak ada artinya, No!” Di akhir kalimatnya, Nada meninggikan suaranya sampai mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Mereka berada di depan pertokoan dan begitu banyak orang yang berlalu lalang di sana. Vino menoleh ke sana-kemari sedikit panik. “Baik kalau memang semua pengorbananku tidak ada artinya. Semoga kamu bisa semakin sukses setelah ini.” “Nada!” Guncangan di tubuhnya membuat Nada sadar dari bayangan yang membelenggunya. Dia menarik diri dari pelukan Pandu. Mengusap air mata yang sudah membanjiri wajahnya. Dan suara Pandu kembali membuatnya termenung seketika. “Oke. Aku bersedia menikah denganmu.” ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook