bc

The Way To Protect A Princess

book_age16+
30
FOLLOW
1K
READ
possessive
reincarnation/transmigration
second chance
goodgirl
independent
drama
twisted
bxg
victorian
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

Evans, mendapat kesempatan bereinkarnasi menjadi tokoh utama dalam cerita novel yang ia baca. Di kehidupan sebelumnya, ia meninggal karena kecelakaan. Kini ia kembali terbangun di sebuah tempat yang berbeda dengan menjadi seorang Putra Duke Henry yang bernama Killian Jayden Archierre. Evans sudah mengetahui segala alur yang dibuat oleh penulis novelnya, kisah yang berakhir menyedihkan.

Dapat terlahir kembali menjadi Killian Jayden Archierre, membuat Evans bertekad untuk terus hidup dan bertahan dengan mengubah alur cerita yang telah ia ketahui sebelumnya. Di dalam kisah novel, Killian dan Putri Aleanaura meninggal dengan tragis.

Killian menempuh berbagai cara agar melindungi Sang Putri dan memastikan gadis itu aman. Akankah perjuangan Killian ini berbuah manis? Pasalnya, di kehidupannya sebelumnya, ia meninggal karena kecelakaan dan hidup sesuka hati sebagai mahasiswa tingkat akhir. Walaupun ada pemikiran buruk seperti itu. Killian tetap akan melindungi Sang Putri dan tidak melukainya sekecil apapun.

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1
Evans menghela napasnya berat yang entah sudah kesekian kalinya di sore ini. Ia menatap hampa pada layar laptopnya di depan. Layar yang menampilkan lembaran kosong yang ia sendiri bingung hendak mulai menulis apa. Otak Evans seakan buntu, ia butuh pencerahan dari dosen pembimbingnya, namun sayangnya sang dosen sangat sulit dihubungi sekarang. Evans menghela napas kasar, lalu menutup asal laptopnya kemudian menghempaskan dirinya di kasur. Pria itu meraih ponselnya dan memeriksa aplikasi pesan. Ternyata pesannya yang ia kirimkan tadi pagi belum juga dibalas oleh Pak Dosen. Tidak hanya dospem nya itu, temannya yang hanya satu pun juga sangat sulit dihubungi. Evans membutuhkan seseorang untuk meluapkan rasa lelahnya, ia butuh tempat cerita. Orangtuanya sudah tidak ada, ia hanya punya satu teman. Evans mengerang kesal, rasanya begitu sesak dan tertekan. Kepala Evans ingin meledak rasanya, tak sanggup menahan beban yang ada di pikirannya yang sangat banyak ini. Dengan gusar, Evans bangkit dan keluar dari asrama kampusnya. Evans berjalan menuju motornya dan berkendara tak tentu arah. Tak lama, motornya berhenti tepat di parkiran perpustaan umum. Tak membuang waktu, ia segera mematikan motornya dan berjalan memasuki perpustakaan. Evans segera mencari buku-buku yang menarik untuk dibaca. Ia butuh hiburan, membaca buku novel mungkin adalah solusi yang bagus. Pilihan Evans jatuh pada sebuah novel bergenre romance. Sebelumnnya, ia sangat jarang membaca buku romance, ia selalu membaca buku genre Fantasi, Sci-fi, Thriller dan Horor. Baiklah, ia akan coba membaca novel romance. Dari covernya saja sudah membuatnya begitu tertarik, ia harap buku itu menghiburnya. Evans membawa novelnya menuju salah satu kursi yang cukup nyaman untuk membaca yang ada di pojokan perpustakaan. Ia pun mulai membuka novel itu dan mulai membacanya. Detik terus berlalu hingga menjadi menit, waktu terus berputar. Berbagai ekspresi yang telah Evans perlihatkan saat membaca novel tersebut. Mulai dari kernyitan, emosi, mengumpat dengan suara pelan ketika membaca adegan yang membuatnya kesal hingga akhirnya dadanya berdetak dengan kencang dan terasa seakan tertusuk. Sangat sakit. Beberapa jam kemudian, Evans telah selasai baca. Pria itu mengusap ujung matanya yang berair kemudian mengumpat pelan. “Bodoh! Kenapa kau menangis?!” umpatnya pada dirinya sendiri. Evans meraba dadanya, sakit sekali rasanya saat membaca ending dari novel itu. sad ending, membuatnya benar-benar sedih. Astaga, siapa penulisnya ini? Rasanya Evans ingin bertemu dan protes. Kenapa harus menciptakan alur yang begitu menyedihkan?! Evans menghela napas kasar. Stressnya memang agak hilang, namun sekarang ia malah sedikit galau. Novel itu benar-benar memengaruhinya. Berbagai kata andai ia sebut di dalam pikiran. Andai saja sang tokoh utama tidak kabur, pasti Sang Putri akan bahagia dan tidak memilih jalan yang menyakitkan. Astaga, baru kali ini Evans merasa sangat emosional setelah membaca sebuah novel. Ini adalah novel romance pertama yang ia baca dan sangat, sangat bagus. Evans mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang telah sepi. Tatapannya jatuh pada seorang penjaga perpustakaan berjarak lima meter darinya sedang melipat kedua tangannya di depan d**a. “Tuan, perpustakaan ini akan tutup. Apa anda berniat untuk bermalam di sini?” tanya penjaga itu dengan sedikit ketus. Pria penjaga itu menghampiri Evans. “Tidak, saya akan pergi sekarang. Tapi bolehkah saya meminjam buku ini?” tanya Evans meminta izin sambil memperlihatkan novel di tangannya. Penjaga itu menurunkan kacamatanya ketika melirik novel di tangan Evans kemudian ia mengangguk. “Ikuti saya. Nama anda harus ditulis dulu sebagai peminjam, apa anda membawa ktp atau kartu mahasiswa?” “Saya membawanya,” jawab Evans cepat. Penjaga itu mengangguk lalu berjalan menuju meja utama penjaga perpustakaan. Pria itu mengeluarkan buku besar dan meminta kartu yang ia maksud tadi. Evans menyerahkan kartu mahasiswanya dan langsung didata oleh penjaga pria itu. “Baik, ini sudah selesai. Harap kembalikan bukunya tujuh hari lagi.” Evans menyimpan kartu mahasiswanya lalu mengangguk. “Baik, terimakasih, Pak!” “Silakan pulang dan hati-hati,” pesan penjaga itu. Sekali lagi Evans mengangguk, ia mengucapkan salam sejenak lalu mengayunkan kakinya meninggalkan perpustakaan umum itu. Pemuda itu berjalan menuju motornya yang terparkir. Evans menyimpan novel pinjamannya ke dalam tas lalu memasang helm-nya. Setelah selesai, ia men-starter motornya dan tak lama Evans meninggalkan pekarangan perpustakaan. Motornya melaju dengan kecepatan sedang karena jalan yang ia lalui tidak terlalu ramai. Tiba-tiba pikiran Evans kembali melayang pada setiap kalimat yang ia baca di novel tadi. Narasi yang membuatnya langsung bisa membayangkan seperti apa gambaran dari novel romantis itu. Lagi-lagi ia merasa kesal dengan akhir dari kisah itu. Evans mendengus pelan lalu menambah kecepatan motornya hingga dipersimpangan Evans merasa kehilangan fokus kala sebuah cahaya truk menerpa wajahnya. Semua terjadi bergitu cepat, truk itu menabrak dirinya hingga ia terjatuh dan terlempar dari motornya sendiri. Rasa pusing dan perih menyerangnya sekaligus. Pandangannya mulai mengabur, ia terbatuk pelan dan bergumam. “Ibu...” Kesadaran Evans pun hilang. *** Di suatu pagi yang indah, burung-burung berkicauan mengganggu tidur seorang pria dewasa. Perlahan kedua kelopak matanya pun terbuka. Pria berambut hitam dan bermata merah itu mengerang pelan lalu mengubah posisinya menjadi duduk. “Engh, di mana aku?” gumamnya kebingungan sendiri. BRAK! “Akhirnya kau sadar juga, Killian!!” Pria itu berjengkit kaget melihat pintu dibuka dengan kasar. Pria bernama Killian itu mengernyitkan dahinya. “Killian?” Pria bertubuh tinggi namun kulitnya sudah dipenuhi keriput itu mendekat. Matanya yang merah juga menatap sang putra dengan bingung. “Kenapa wajahmu terlihat bingung, nak?” “Siapa kau?” tanya Evans heran. “Aku ayahmu Killian. Mengapa kau bertanya seperti itu?” pria tua itu menatap putranya yang bernama Killian itu dengan sendu. “Ayahku? Tapi Ayahku sudah meninggal,” jawab Evans polos. Wajah pria tua itu berubah terkejut, sontak ia memukul bahu Evans. “Astaga anak nakal! Berani-beraninya kau bilang ayahmu sudah mati hah?” berangnya. “Habis keracunan sepertinya otakmu bermasalah, aku akan panggilkan dokter dulu.” Pria tua itu bangkit dan berjalan keluar dari kamar. Evans menatap sekeliling kamar yang tampak asing. Ingatannya kembali pada malam hari di mana dirinya tertabrak. Ia yakin sekali kalau ia tidak selamat, ia mati di tempat. Tapi kenapa ia terbangun di kamar mewah ini? Design kamar ini seperti bangsawan saja. Terdapat ukiran-ukiran emas di sofa dan juga lukisan indah. Evans turun dari ranjang dan menuju cermin. Matanya melotot kaget melihat sosok yang berada di cermin. Siapa pria di cermin itu?! ini bukan wajahnya. Astaga, apa yang terjadi? Apakah arwahnya masuk ke dalam tubuh pria tampan ini?! Evans akui bahwa pemilik tubuh yang sedang ia masuki sangat tampan. Mata merah, tahang tegas dan kokoh, serta rambut hitam legam. Jika diingat kembali, wajah pria ini begitu mirip dengan pria tua yang mengaku sebagai ‘ayah’ tadi. Tubuh Evans bergetar. Rasa pusing menyerang kepalanya, menimbulkan denyutan yang sangat menyakitkan. Evans meremas rambutnya kasar, ia menatap pakaian putih yang ia kenakan lalu menatap cermin lagi. Apa yang sebenarnya terjadi?! Cklek! Evans terlonjak kaget dan refleks menatap pintu kamar yang dibuka. Pria tua tadi masuk dengan seorang pria muda yang Evans perkirakan adalah seorang dokter. “Kenapa kau berdiri di situ, Killian?” tanya si pria tua. “A-aku...” “Kembali ke ranjang, biarkan Dokter Seon memeriksamu,” titah pria tua itu. Evans tidak bisa berkutik, ia langsung merebahkan kembali tubuhnya di ranjang dan menatap Dokter bernama Seon ini. Sekitar sepuluh menit, pemeriksaan dilakukan. Evans menatap dokter laki-laki di depannya dengan jantung yang berdetak kencang. Dokter Seon telah menyelesaikan pekerjaannya, ia menghadap pada pria tua itu. “Duke Henry, kondisi Putra anda baik-baik saja. Penawar racun itu sudah bekerja dengan sangat baik. Tidak ada yang perlu di khawatirkan.” “Tapi kenapa ketika bangun tadi ia tidak mengenaliku?” “Itu adalah efek dari penawarnya, pasien akan mengalami kebingungan kala terbangun untuk pertama kalinya. Apalagi Tuan Killian sudah koma satu bulan.” Tubuh Evans menegang, ia sudah koma sebulan? Ah tidak, bukan dirinya! Melainkan di pemilik tubuh ini yang koma sebulan hingga yang menguasai tubuhnya adalah dirinya! “Baik Dokter Seon, terima kasih atas kerja kerasmu.” “It’s my pleasure, My Lord...” Dokter Seon membungkukkan badannya hormat pada Duke Henry lalu berpamitan. Evans membiarkan pria tua yang dipanggil Duke Henry keluar bersama dokter tadi. Ia kembali menatap tangannya yang sangat bersih, panjang dan terawat. Pikiran Evans melayang pada sebuah novel yang dulu pernah ia baca. Novel bergenre fantasi, apakah ia mengalami hal yang serupa dengan isi novel itu? Evans tersentak pelan ketika mengingat panggilan namanya di sini. Killian. Kenapa ia merasa begitu familiar dengan nama itu ya? Apakah pemilik tubuh itu bernama Killian? Tok... tok... tok... “Bolehkan saya masuk, Tuan?” terdengar suara berat khas lelaki dari luar. Evans berdeham pelan. “Masuklah!” Pintu dibuka dan masuklah seorang laki-laki yang memakai pakaian pelayan. “Siapa kau dan ada keperluan apa?” tanya Evans to the point. Pelayan laki-laki itu tersentak pelan. “Saya Deron, pelayan pribadi anda. Saya hanya ingin memeriksa keadaan anda.” “Aku baik-baik saja.” Evans menjawab dengan tenang. “Syukurlah kalau begitu, Tuan. Saya pikir sesuatu yang buruk akan terjadi setelah anda keracunan.” Evans menatap Deron dengan seksama. Deron adalah pelayan pribadinya, berarti ia bisa memperoleh sedikit banyak informasi dari pelayan ini. “Deron, aku ingin bertanya padamu...” “Iya, Tuan? Apa itu?” jawab Deron cepat. “Siapa aku? Dan nama lengkapku apa?” Evans memasang ekspresi yang sangat tenang. Sedangkan Deron tampak syok dengan pertanyaannya barusan. “A-anda s-serius menanyakan h-hal itu?” tanya Deron terbata-bata. “Ya aku serius,” jawab Evans dengan mata yang menyorot tajam. “Anda adalah Putra Duke Henry, Lord Killian Jayden Archierre. Ini adalah Kediaman Archierre yang tak lain adalah tempat tinggal anda dan keluarga anda.” Evans mengangguk paham, ia mengerti. Namun dua detik kemudian ia tersentak dan matanya membola. “Killian Jayden Archierre?!” pekiknya kaget. “I-iya, T-Tuan...” balas Deron takut-takut. Otak Evans menjadi blank seketika. Ia ingat dengan nama Killian Jayden Archierre. Killian adalah tokoh utama dalam kisah novel romantis yang malam itu ia baca! Novel berjudul Putri yang menyedihkan!! Astaga, apakah ia bereinkarnasi menjadi Killian si tokoh utama?! “Wajah anda terlihat pucat. Anda baik-baik saja bukan?” tanya Deron memastikan. Evans mengurut pelipisnya kemudian menghela napas frustrasi. “Apa yang terjadi padaku sebelumnya?” “Anda keracunan. Makan malam anda diberi racun berbahaya yang dapat mengancam keselamatan. Akibat dari racun itu, anda tidak sadarkan diri selama sebulan, Tuan. Pelaku yang menaruh racun di makanan anda sudah dihukum mati,” jelas Deron panjang lebar. Sorot matanya begitu khawatir pada sang Tuan. “Anda yakin baik-baik saja?” tanya Deron khawatir. “Berapa umurku sekarang?” “Dua puluh dua tahun. Baru saja anda dilantik sebagai ajudan Putra Mahkota bulan lalu. Di acara pesta pengangkatan, disitulah anda diracuni.” Evans menepuk dahinya. Sekarang semua telah jelas. Ia benar-benar berada di dalam novel yang ia baca. Evans bereinkarnasi menjadi Killian Jayden Archierre. “Keluarlah Deron,” usir Evans pelan. Deron ingin sekali protes, namun melihat wajah serius sang Tuan membuat nyalinya ciut. “Baik, Tuan. Jika anda membutuhkan sesuatu, bunyikan saja lonceng yang ada di sebelah anda.” Evans melirik sisi kanan ranjangnya yang terdapat lonceng berukuran sedang yang dimaksud. “Baik, aku mengerti. Silakan keluar.” Setelah kepergian Deron, Evans merebahkan dirinya di kasur. Matanya menatap langit-langit kamar dengan hampa. Kernyitan di dahinya tak kunjung hilang karena memikirkan semua yang tidak masuk akal ini. Kenapa bisa ia bereinkarnasi? Apakah Killian yang asli telah meninggal karena keracunan itu? Semua ini membingungkan dan sangat rumit.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.3K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.9K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.3K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook