23. Fix a Heart

2177 Words

Luna terbungkuk-bungkuk saat memuntahkan isi perutnya di kamar mandi. Setelah kerongkongannya hanya menyisakan rasa pahit, barulah ia merasa lega. Kakinya gemetar ketika dipaksa berdiri. Ia buru-buru menyalakan korek api dan mengisap sebatang rokok yang diambilnya dari dalam lemari, lalu duduk di lantai.  Kata-kata Seto terngiang di telinganya. Bukannya tak ingin menjawab, ia punya segudang jawaban untuk membantah ucapan Seto. Namun, tak satu patah kata pun keluar dari mulutnya. Lidahnya kelu. Ia amat ketakutan melihat amarah Seto. Lagipula, bila ia nekat menjawab, bukan tidak mungkin, Seto semakin marah dan mengamuk, seperti yang selama ini dilakukan oleh ayahnya. Ck, sial! Lelaki k*parat itu masih jadi momok menakutkan yang terus membayangi hidupnya. Luna menyumpahi dirinya yang lemah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD