Otak Ayunda

1196 Words

Melihat betapa dekatnya Khadijah dengan sang paman, harap-harap cemas Ayunda rasakan ketakutan. Namun, tidak. Khairan ternyata memberi senyuman kepada Ayunda. Seakan memahami, sekaligus mengabarkan bahwa semuanya baik-baik saja. Pemuda itu kemudian melemaskan lutut hingga menyamakan tinggi Khadijah, dengan bujukan lembut meminta penjelasan keponakannya. “Bicara tentang apa dengan bibi Ayunda, Saleha?” Khadijah menekuk bibir, lalu tiba-tiba saja memeluk Khairan. Mengalungkan tangan di lehernya dan menangis detik itu juga. Ayunda makin lain rasa, apalagi saat Khairan menatapnya tak terbaca. Ayunda hanya bisa pasrah setelah satu kata diucapkannya tanpa suara, “A S R A M A!” Senyum terbit lagi di bibir Khairan. Kemudian dia mengangkat pelukan Khadijah menjadi gendongan. “Belum, Khadija

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD