bc

GOODBYE DAYS

book_age18+
136
FOLLOW
1K
READ
BE
student
doctor
drama
tragedy
no-couple
male lead
brothers
lawyer
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini adalah kelanjutan dari cerita Goodbye Days yang telah dipublikasikan di Wp. Bagia para pembaca lama, selamat datang kembali. Dan jika ada pembaca baru yang ingin membaca cerita ini, silahkan kalian membawa bagian sebelumnya di Wp dengan nama akun dan judul cerita yang sama.

chap-preview
Free preview
Chapter 122
"Dia sudah datang, apakah kameranya sudah siap?" "Aku sudah menyiapkannya sejak tadi." Terdengar suara orang yang bersahutan dari televisi. Di layar besar itu tampak sosok ayah Dae Hyun yang terlihat lebih muda. Dan wanita yang berada di balik layar itu tidak lain adalah ibu Dae Hyun. Menghabiskan masa cutinya di rumah pantai, Dae Hyun mengisi waktu luangnya untuk melihat kembali momen bersama kedua orang tuanya yang telah diabadikan ke dalam video. Duduk seorang diri, perhatian Dae Hyun sepenuhnya tertuju pada layar televisi. Dalam video tersebut kedua orang tua Dae Hyun tampak menyiapkan kejutan untuk si sulung. Pak Jung terlihat tengah menunggu kedatangan putranya, sementara sang istri merekam momen itu. Pintu rumah kemudian terbuka. "Aku pulang ..." ucap Dae Hyun yang masih menjadi pemuda berseragam SMA dan ekspresi wajah seperti preman ketika menemukan ibunya tengah merekamnya. Dae Hyun kemudian menegur kedua orang tuanya dengan raut wajah yang tampak kesal. "Apa ini? Kenapa kalian merekamku." "Kami sedang mengumpulkan barang bukti untuk mempermalukanmu di masa depan," sahut Pak Jung yang disertai tawa ringan dari sang istri. "Berhenti menggodanya, kau membuatnya marah lagi," tegur ibu Dae Hyun. Dae Hyun menutup pintu. Dilihat dari cara berpakaiannya sudah sangat jelas bahwa ketika masih remaja, Dae Hyun merupakan salah satu dari para bandit sekolah. Dae Hyun menghampiri kedua orang tuanya dan kembali menegur. "Ibu, cepat matikan itu. Kenapa kalian bertingkah seperti anak muda?" Dae Hyun melempar ranselnya ke sofa lalu menyusul kemudian tubuhnya yang ia hempaskan ke sofa. Namun, kala itu Pak Jung langsung melemparnya menggunakan bantal kecil yang dengan sempurna mendarat pada wajahnya. Dae Hyun tak peduli dan justru menggunakan bantal itu. "Lihatlah bandit kecil kita ini. Ya! Kau berkelahi lagi?" tegur Pak Jung. "Tidak ada panggilan dari sekolah hari ini," ucap istri Pak Jung. Dan dari pernyataan itu sudah cukup menjelaskan seberapa banyak masalah yang sudah dibuat oleh Dae Hyun. Tapi keluarga itu terlihat memaklumi sikap putra mereka. "Matikan itu sekarang, kenapa kalian ingin menyimpan aiib seperti ini?" "Kaulah aiib yang sedang kau bicarakan. Kami hanya ingin mengingatkanmu," balas Pak Jung, terlihat bahwa dia adalah sosok ayah yang cukup menyebalkan bagi Dae Hyun. Dae Hyun menatap tajam. Namun, hal itu justru membuat kedua orang tuanya yang berada di balik layar tertawa. Dae Hyun remaja tampak telah menyadari sesuatu yang berbeda dari kedua orang tuanya. Dan dengan tatapan menyelidik dia kemudian menginterogasi kedua orang tuanya. "Ada yang salah dengan kalian. Kenapa kalian terlihat senang hari ini?" Dae Hyun mengingatnya, waktu itu dia merasa sangat penasaran karena kedua orang tuanya terkesan tengah mempermainkannya. "Kalian baru memenangkan lotre?" selidik Dae Hyun. "Lebih besar dari itu," suara Pak Jung menyahut. "Apa yang lebih besar dari memenangkan lotre?" "Kita ..." Ibu Dae Hyun memberi jeda pada ucapannya untuk memancing rasa penasaran Dae Hyun. "Ibu hanya perlu mengatakannya dengan jelas," tegur Dae Hyun, terlihat kesal. "Kita akan kedatangan anggota keluarga baru." Dahi Dae Hyun mengernyit. "Ibu benar-benar akan mengadopsi anak anjing?" "Anak anjing? Ya! Kau menyamakan adikmu dengan anak anjing?" ucap Pak Jung tak terima. "Adik? Aku?" Dae Hyun sempat tertegun sebelum bangkit dengan wajah yang terlihat terkejut. "Apa maksudnya ini?" Ibu Dae Hyun tertawa melihat reaksi putranya. Pak Jung kemudian menyahut, "ibumu sedang hamil sekarang." "Apa?" Dae Hyun menunjukkan reaksi bingung. "Kenapa tiba-tiba? Aku pikir aku akan menjadi anak tunggal. Kenapa kalian baru sekarang memberikan aku adik?" Suara Pak Jung kemudian terdengar mengejek Dae Hyun. "Lihatlah bandit ini ... dia berharap menjadi satu-satunya harapan kita di masa depan. Bagaimana kami akan mempercayakan masa tua kami pada bandit sepertimu? Kau harus mulai memperbaiki diri sekarang, Jung Dae Hyun." Dae Hyun menatap sinis. Suara ibu Dae Hyun kemudian menengahi permusuhan kedua laki-laki di keluarga itu. "Dae Hyun ... kau ingin adik perempuan atau laki-laki?" "Laki-laki," jawab Dae Hyun, terdengar asal-asalan. "Kenapa kau ingin adik laki-laki?" tanya Pak Jung. Dae Hyun menatap sinis dan menjawab, "agar aku bisa menendangnya jika merasa kesal." "Apa?" Pak Jung terdengar tak terima. Dia kemudian murka, "Ya! Anak kurang ajarr! Kemari kau!" Pak Kim beranjak dari duduknya dan muncul di depan kamera. Pria itu menghampiri Dae Hyun. Namun, Dae Hyun segera melompati sofa dan melarikan diri. "Tetap di sana. Aku akan menendangmu lebih dulu sebelum kau melakukannya pada adikmu." Pak Jung mengejar Dae Hyun dan hal itu mengundang tawa dari sang istri yang mengabadikan momen keduanya. Dae Hyun masih mengingatnya, perasaan bahagia hari itu ketika ia mengetahui bahwa dia akan memiliki adik. Namun, perasaan bahagia waktu itu pada nyatanya tak lagi bisa ia rasakan saat ini. Seakan hatinya telah tertutup, wajah datarnya saat ini tak menunjukkan perasaan apapun. Bahkan pertemuan yang ia janjikan pada Tae Hyung hanya menjadi omong kosong belaka ketika hingga detik ini dia tak menunjukkan dirinya di hadapan sang adik. Dae Hyun sudah tidak terlibat lagi dalam pengobatan Tae Hyung, dan sudah sangat jelas penyebabnya. Meski keluarga Dae Hyun sudah bersikap lunak, Kim Seok Jin tetap bersikap keras kepala. Dae Hyun kemudian menghentikan tayangan yang berlanjut, menampilkan potret ibunya dengan perut yang sudah besar bersama sang ayah. Pandangan Dae Hyun kemudian tertuju pada perut besar sang ibu. Menemukan sedikit kenangan dari sosok yang ia rindukan saat ini. Dan hal itu cukup menyakitkan bagi Dae Hyun ketika ia tidak diberikan banyak waktu untuk menyayangi saudaranya. Dia sudah berubah menjadi orang baik. Tapi sayangnya dia tidak berubah untuk adik kandungnya, melainkan untuk adik orang lain. "Kenapa begitu sulit untuk membawamu pulang?" gumam Dae Hyun. "Apakah aku sedang dihukum?" Ponsel di atas meja menyala, terlihat sebuah panggilan dengan nama kontak 'Adikku yang berharga'. Bukan Jung Ho Seok, yang menghubungi Dae Hyun saat itu adalah Kim Tae Hyung, adiknya yang sesungguhnya. Namun, seperti waktu yang sudah terlewati. Dae Hyun hanya berdiam diri dengan fokus pandangan tertuju pada nama kontak di layar ponsel. Sebenarnya apakah alasan Dae Hyun menghindari Kim Tae Hyung dan menimbulkan kesalahpahaman bagi pemuda itu. Dengan sikapnya yang tertutup seperti ini, tanpa Dae Hyun sadari dia justru melukai seorang adik yang tengah mengkhawatirkannya. Panggilan berakhir, layar ponsel lantas kembali menggelap. Helaan napas pendek dan dalam Dae Hyun terdengar. Begitulah yang terjadi selama ini. •••• Selesai ditulis : 13 Februari 2022 Dipublikasikan : 13 Februari 2022

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook