bc

Akibat Dosa Satu Malam dengan Dosen

book_age18+
2.1K
FOLLOW
9.6K
READ
dark
friends to lovers
pregnant
drama
sweet
heavy
campus
affair
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

“Mas, saya bisa membuat Mas puas jika Mas berkenan memberikan pertimbangan untuk nilai saya,” bisik Salma kepada Zahari. Pria itu terkesiap mendengar apa yang mahasiswinya lontarkan. Mahasiswi itu lancang memanggilnya ‘Mas’, tetapi bisikan itu menggodanya.

Salma mengira bahwa menyerahkan keperawanannya adalah ide cerdas untuk menyelesaikan mata kuliah yang sudah mengulang untuk ke-empat kalinya. Akan tetapi, ide itu menjadi bumerang kala Salma diobrak-abrik oleh dosennya hingga berakhir dibantu oleh adik tingkatnya, Hikayat.

Ternyata Salma memiliki jiwa di rahimnya. Apa yang akan Salma lakukan selanjutnya?

chap-preview
Free preview
Bab 1: Sakit Setelah Nikmat
“Jam berapa ini?” gumam Salma seraya mengusap matanya. Wanita itu mencoba menggerakkan tubuhnya dan menyadari bahwa dia sedang memeluk seseorang. “Mas Zahari?” tanya Salma pelan, menyadari siapa pria yang sedang mendekap tubuhnya. Kesadaran Salma langsung menyadari bahwa dia tidak mengenakan pakaian. Wanita itu segera kaget dan melepaskan diri dari pria itu. Salma langsung menyadari kala dia telah lepas dari pria itu bahwa dia tidak mengenakan pakaiannya. Tidak ada satu kain pun di tubuhnya. “Apa yang telah aku lakukan semalam?” gumam Salma dengan panik. Perlahan, ingatannya mengingat desahan antara dirinya dan pria yang sedang tertidur lelap itu. Salma ingat mengapa dia berada dalam kondisi ini. “Aku benar-benar melakukannya,” ucap Salma pelan. Dia baru saja bergumul dengan dosennya sendiri tadi malam! Salma ingin menghina dirinya yang bodoh. Dia rela memberikan tubuhnya untuk dosennya sendiri demi nilai. Wanita itu mengembuskan napas berat pada akhirnya. “Sudah terjadi.” Kalimat itu dingin kala keluar dari mulut Salma. Wanita itu merasakan nyeri di bagian kehormatannya. Hanya gelengan kepala yang bisa dilakukan wanita itu sebelum memaksakan diri untuk mandi. Dia harus kabur sebelum Zahari bangun. *** Wanita bertubuh mungil itu berhasil pulang tanpa membangunkan pria yang merupakan dosennya sendiri. Dosen muda yang dicap killer oleh para mahasiswa lintas angkatan di jurusannya sendiri benar-benar bergumul dengannya tadi malam. Tak hanya itu, wanita itu menyerahkan keperawanannya pada dosen itu. “Aku benar-benar gila,” celetuk Salma saat dia berhasil tiba di apartemen miliknya. Wanita itu membuka pintu apartemennya dan segera masuk ke dalam apartemen untuk merutuki kebodohannya. “Seharusnya aku serius sewaktu kelas Prof Anshar dua tahun lalu,” keluh Salma. Jika dia lulus sewaktu Prof Anshar masih mengajar, peristiwa buruk ini tidak perlu terjadi. Salma nekat menyerahkan keperawanannya kepada dosen muda yang mengampu mata kuliah Pembelajaran Mesin Lanjut menggantikan Prof Anshar demi nilai. Ingatan Salma kembali ke waktu dia masih berada di ruangan Zahari terkait nilai mata kuliahnya yang terancam mengulang. Dia sudah mengambil mata kuliah Pembelajaran Mesin Lanjut sebanyak 5 kali dan gagal lulus sebanyak itu pula sebelum semester ini. Salma ingat kala Zahari mengatakan bahwa dia harus benar-benar memaksimalkan belajarnya karena jelas dia ketinggalan banyak di mata kuliah itu. Dia ingat pula bahwa dirinya protes karena mata kuliah itu diwajibkan ke semua mahasiswa padahal dia tidak suka Pembelajaran Mesin. Dia saja lulus Pembelajaran Mesin yang jadi prasyarat karena Bu Mary yang mengajar kelasnya memberikan dia C karena sudah mengulang sekali. Salma juga ingat bahwa karena nekat, dia membisikkan godaan ke telinga dosennya sendiri. Wanita itu menawarkan kegadisannya demi nilai A di mata kuliah itu. Zahari awalnya memperingatkan bahwa Salma sudah gila. Hanya saja, Salma nekat terus memancing Zahari hingga memainkan pusaka pria itu. Yang Salma tahu selanjutnya, mereka melakukannya, tetapi tidak mereka tuntaskan di ruangan itu. Zahari membawa Salma ke hotel dan menuntaskan permainan mereka. Tidak sekali saja, tetapi berkali-kali hingga Salma merasakan nyeri sampai sekarang. “Aku bodoh,” maki Salma ke dirinya sendiri seraya menghentakkan kasur dia saat ini duduk. Salma melihat ke arah jam dinding yang sekarang menunjukkan angka 08:10. Salah satu dosen pembimbingnya, Prof Zacharias Jonah, meminta dia untuk datang menemui beliau pagi ini. “Aku sebaiknya tanya angkatan bawah apa Prof Zach masih memberikan materi di kelas pagi ini,” ucap Salma pelan seraya membuka ponselnya. Dia mengetikkan grup koordinasi lintas angkatan khusus untuk mahasiswa jurusannya, Informatika. “Apakah Prof Zach masih kelas?” Salma mengirimkan ketikan itu ke grup tersebut. Wanita itu memutuskan untuk berganti pakaian sementara menunggu balasan dari mereka yang mengambil kelas dosen pembimbingnya itu. “Masih berlangsung, Mba Salma. Prof Zach minta mahasiswa presentasi hasil kerja mereka,” komentar seorang mahasiswi kala Salma membaca ponselnya kembali. Salma yang sekarang sudah mengenakan pakaian kemeja dan celana kain, serta jilbabnya, segera mengambil tasnya dan bergegas. “Sepertinya akan sulit jika aku jalan kaki,” keluh Salma. Dia saja tadi harus memesan taksi saat pulang ke apartemen. Kehormatannya masih terlalu sakit. Salma segera memesan taksi ke apartemennya untuk membawanya ke kampus. *** “Nona, kita telah sampai,” ucap supir taksi yang mengembalikan Salma menuju kenyataan. Salma turun dan membayarkan uang taksi. Wanita itu menyadari bahwa tabungannya sudah memasuki tahap genting. Dia harus lulus semester ini. Sudah dua tahun dia tidak mendapatkan saku karena telat lulus. Wanita itu berjalan tertatih-tatih menuju lantai dua gedung Informatika. Dia harus mencapai kelas Prof Zach sebelum kelas Prof selesai. Hanya saja, Salma melihat dosen yang dia gumuli tadi malam di hotel, Zahid Zahari, berjalan menuju kelas yang dekat dengan kelas Prof Zach. Syukurnya, dia tidak melihat Salma. Salma tidak siap untuk menghadap Zahari. Wanita itu tiba-tiba merasa pusing dan menghentikan langkahnya di dekat sekretariat jurusan, enam ruangan dari ruangan kelas Prof Zahari. Otaknya kembali mengingat kejadian malam tadi yang membuat Salma merasa berkunang dan menutup matanya seraya berhenti. “Mba Salma? Mba kenapa?” tanya seseorang yang membuat Salma membuka matanya. Salma melihat seorang mahasiswa tahun ke-4, dua angkatan di bawahnya yang satu dosen bimbingan. Salma rasanya ingin ambruk hingga tidak bisa menjawab pertanyaan mahasiswa itu, dan hanya mengeluarkan nama panggilan mahasiswa itu. “Hikayat?” Tangan Salma berhasil mengalung di kepala Hikayat sebelum kaki Salma terasa ambruk. Pria yang menyadari bahwa senior di depannya ini tidak baik-baik saja segera membawanya ke sekretariat. Staf jurusan segera membantu dengan menyiapkan teh untuk Salma. Di sisi lain, kehadiran Salma mengejutkan dosen yang ada di sekretariat. Salma bisa mendengar percakapan yang ada di sekitarnya, tetapi dia tidak bisa menyuarakan apapun. Hanya saja, Salma tidak ingin berada di sekretariat. Dia tidak ingin bertemu dengan Zahari. “Eh, Hikayat, Salma kenapa?” tanya seorang ibu-ibu yang Salma ketahui sebagai dosen pembimbing keduanya di skripsi, Mary Annette. Dosen itu segera mengecek kepala Salma. “Kamu sudah sarapan, Nak?” tanya dosen yang akrab disapa Mary itu kepada Salma. Salma hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia tidak sempat memikirkan soal makan karena khawatir Prof Zach selesai kelas. Seorang staf jurusan menyerahkan teh kepada Salma, tetapi melihat Salma yang masih kesulitan, menyerahkannya ke Mary. Dosen itu membantu Salma meminum teh itu. “Terima kasih, Bu Mary,” ucap Salma pelan. Dia ingin segera beranjak dari sekretariat, tetapi tubuhnya terlalu lelah. “Apa kamu mau dibawa ke Pusat Medis Kampus?” tanya Mary dengan nada cemas. Salma menggelengkan kepalanya. Dia hanya ingin segera bertemu Prof Zach dan menghindari Zahari. “Mba, apa Mba mau bertemu Prof Zach?” tanya Hikayat. Salma menganggukkan kepalanya. “Kamu tunggu di sini saja ya, Salma. Saya bantu hubungi Prof Zach,” jawab Mary. Salma hanya bisa pasrah. Dia hanya berharap Zahari tidak ke sekretariat sebelum Prof Zach. Salma menutup matanya sejenak, sayup mendengar kalimat Hikayat. “Kalau begitu, saya tunggu di sini juga, Bu Mary.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.4K
bc

My Secret Little Wife

read
95.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook