Rosa membuka matanya perlahan pagi itu,di lehernya masih terlihat lingkaran merah bekas cekikan Gara semalam.
Mata Rosa terbuka dan melihat langjt langit kamarnya.'Aku udah mati apa masih hidup?'Rosa bingung karena seingatnya semalam nafasnya hampir putus dan ia juga ingat jika semalam ada suara Gita.
Rosa lalu membuka semua matanya dan melihat ke samping.
"ROSA???"Gara kaget dan sangat senang saat Rosa sudah membuka matanya.
Mata Rosa langsung membelalak lebar."AAAAAAAAAAAAA,TOLONGGGG."Rosa histeris ketakutan melihat Gara.
Gara juga kontan panik."Kenapa?Kamu kenapa?Ini aku Gara."
"Abang udah mau bunuh aku semalam!Sekarang abang mau lakuin hal yang sama lagi kan.Kenapa semalam nggak langsung aja bunuh aku!!!"Rosa rupanya trauma pada Gara.Rosa sangat takut dari sebelumnya bahkan sekedar hanya di lihat oleh Gara.
"Nggak,nggak,aku bisa jelasin,semalam aku khilaf.Aku minta maaf.Oke?Aku minta maaf."Gara agak berdiri menjauh pada Rosa yang sudah terbangun dan meringkuk di pojokan tempat tidurnya.
"Aku bakalan angkat kaki dari rumah ini bang.Tapi tolong jangan sentuh aku lagi.Aku nggak akan ganggu hidup abang lagi.Aku bakalan kemas pakaian aku sekarang."Walau masih sangat lemah,Rosa tetap bangun dan menuju lemari pakaiannya.
Di ambilnya tas besar di dalam lemari itu dan di masukkannya baju bajunya kedalam tas itu dengan tergesa dan acak saja.Rosa tidak berani lagi untuk menetap dan hidup dengan psikopat seperti Gara yang kasar dan luar biasa keji.
"SLAAPP."Gara memeluk Rosa dari belakang.
"TOLONG!!!LEPAS!!!LEPASIN!!"Rosa menjerit histeris karena ulah Gara.Untung saja pagi itu hanya Rosa dan Gara yang ada di rumah,Gita sedang sekolah dan pembantu dirumah itu sedang berbelanja.
Gara memeluk Rosa kuat."Maaf,Maaf Rosa.Aku salah,aku salah.Tolong jangan pergi."Gara akhirnya menurunkan Ego dan memohon.
"Nggak bang!!Nggak!!!Aku tahu abang cuma mau nyiksa aku lagi.Tolong biarin aku pergi bang.Aku pengen bebas dan hidup."Rosa masih meronta berusaha melepas pelukan Gara yang juga kuat itu.
Gara lalu membalikkan badan Rosa dan memegang pundak Rosa dengan kuat."AKU CINTA SAMA KAMU!!!AKU JATUH CINTA SAMA KAMU!!!!!"Gara berteriak keras dan bahkan bisa membuat telinga kita peka jika mendengarnya.
Rosa semakin bingung dengan dahi berkerut dan mata yang menyipit.Ia masih bingung dengan apa yang Gara ucapkan.
"Kamu masih gak percaya,Ia Rosa,aku jatuh cinta sama kamu.Aku benci sama perasaan aku yang gak bisa berpaling dari kamu!Aku marah karena rasa itu nggak bisa hilang.Aku mohon,jangan pergi.Aku nyerah dan aku cinta sama kamu."Gara akhirnya mengakui semuanya.
"BRAKKK."Rosa mendorong tubuh Gara dengan kuat.
Gara melemah."Kamu mau bilang aku malu maluin?Aku munafik?Iya kan?Aku nggak peduli,dibanding aku terus kayak orang gila.Aku cinta sama kamu!Aku cinta sama kamu Rosa."
"Nggak!!Aku gak akan bisa nerima kamu atau perasaan cinta kamu!Aku lebih baik angkat kaki dari rumah ini dan terlunta lunta di jalanan sana daripada nerima cinta kamu!"Rosa juga sudah marah dan tidak ragu lagi untuk bicara.
"Kamu kira kamu bisa apa hah!Kalau kamu nggak tinggal disini,kamu juga cuma bakalan jual diri kamu di jalanan sana.Atau nggak,kamu cuma punya pilihan bunuh diri karena gak bisa bertahan hidup.Daripada kamu jual mahal terus,mending kamu terima cinta aku.Aku kasi kamu uang,harta,dan perasaan aku.Aku tu lelaki sempurna tahu nggak!Kamu harus balas budi udah dikasi makan,disekolahin dan dikasi tinggal disini!Kamu harus nerima aku dan jadi pacar aku!"Gara malah kembali lagi pada tabiat lamanya yang tempramen.
"Aku akan keluar dari rumah ini dan nggak akan pernah nginjakin kaki dirumah ini lagi!Sekalipun aku mati dijalanan,jangan pernah kamu bawa mayat aku ke rumah ini!"Rosa tetap bersikeras pergi.
"OK!FINE!!!PERGI KAMU!JANGAN PERNAH KAMU DATANG KESINI LAGI!"Gara mengamuk kembali dan naik darah.
Rosa mengambil barang barangnya lalu pergi dari rumah itu hari itu juga.Rosa mengambil langkah berani dengan angkat kaki dari tempat ia dibesarkan selama ini.
***
Gita di sekolah masih terpikir pada Roger.Gita tidak bisa bohong jika ia memang benar benar menyukai Roger.
'Gimana ya caranya aku dapatin Roger?Tampang aku dibawah standar,wajah,wajah,wajah dan wajah,itu aja masalah aku.Tapi papa bilang kecantikan hati itu juga penting.Aku kan belum ngutarain perasaan aku.Coba aja aku dekatin bang Roger dulu,mana tahu aku bisa ambil hatinya dengan nunjukin sisi baik aku ke dia.Dia bisa lihat kecantikan hati aku.'Gita lalu membangun rasa percaya diri dengan caranya sendiri yang membuat ia bahagia.
Gita bertekad ke rumah Roger sepulang sekolah nanti untuk minta maaf soal kejadian waktu itu.
***
Rosa keluar dari kediaman keluarga Gara hari itu juga.Ia menyingkirkan rasa tidak enak walau terkesan tidak tahu diri setelah selama ini di besarkan.Rosa tidak ingin lagi kembali kerumah dengan kenangan mengerikan tentang Gara.
Rosa membawa kakinya melangkah menuju apartemen Roger dengan koper terjinjing di tangan.Hanya Roger solusi jalan keluar tercepat yang terpikir olehnya saat ini.
"Ting Tong."Bel apartemen Roger berbunyi.Roger yang baru selesai menyikat gigi dan mencuci wajahnya karena bangun pagi di siang bolong membuka pintu itu.
"KREKK."Pintu terbukan dan Roger melihat Rosa dengan koper di tangannya.
"Rosa?"Ekpresi Roger nampak bingung.
"Aku masih bisa kan pakai tawaran abang buat nerima aku tinggal disini?"Rosa dengan suara bergetar bertanya pada Roger.
"SLAP."Langsung saja Roger menarik Rosa kedalam apartemennya.
"CREK."Pintu apartemen itu lalu tertutup.
"Aku udah pernah bilang kan,kalau kamu selalu diterima disini dan dihati aku."Roger menatap sendu sambil memegang wajah Rosa dengan kedua tangannya.Roger melihat lingkaran merah di leher Rosa.Ia tahu jika ini pasti perbuatan Gara dan hal inilah yang membuat Rosa sampai harus keluar dari rumah itu.
"Gak usah dibahas atau diperpanjang bang,yang penting aku udah keluar dari rumah itu."Rosa tahu jika Roger menatap lehernya.
"Dengan satu syarat."Roger tiba tiba lebih serius sekarang.
"Apa bang?"
"Kamu akan jadi pacar aku mulai sekarang,aku gak bisa anggap kamu adik.Lulus sekolah,kamu bakalan aku nikahin."Itulah syarat mutlak Roger.
Rosa tercengang.'Aku gak punya tujuan selain disini,nggak ada yang aku andalin selain bang Roger.Dia baik dan sayang sama aku.Nggak pantas aku sia siain dia.Mungkin memang dia jodoh aku.'Rosa sudah memikir ulang dengan cepat dan menimbang untung ruginya hubungan ini.
"Iya bang,Rosa bersedia."Rosa menerima syarat dari Roger.
Roger memandang Rosa dalam,Roger mendekat dan menunduk sambil tetap memandu pandangan pada Rosa.Tangan Roger memegang separuh wajah Rosa.
Roger lalu mendekatkan wajahnya dan menyambar bibir Rosa.Saat itu juga Rosa memejamkan matanya dan Roger juga sama halnya.Roger melumat bibir Rosa bertubi tubi sambil berjalan.Arah tujuan yang di arahkan Roger jelas menuju kamar Roger.
Roger terus menjalankan ciuman itu sembari mengajak Rosa berjalan hingga akhirnya berhasil masuk kekamarnya.Roger langsung mengajak Rosa bergulat di atas ranjang di siang bolong itu.
Rosa tahu jelas apa yang Roger inginkan dan apa yang akan Roger lakukan.Tidak lain tidak bukan adalah merebut mahkota kewanitaannya.Namun karena memang tidak ada jalan lain selain jalan ini.Maka Rosa menyerahkan dirinya dengan pasrah.Apalagi Roger sudah bilang akan menikahinya.
Roger mulai membaringkan Rosa di atas tempat tidur dan melucuti kaosnya dari atas.Roger memperlihatkan kulit putih,d**a berotot dan otot perut berkotaknya.Bulu bulu halus di lipatan ketiaknya membuat Roger nampak macho dengan rambut panjang itu.
Roger benar benar sudah dikuasai nafsu,ia marah dan membara saat ingat apa yang sudah Gara lakukan pada Rosa.Baru kali ini juga ia mengajak seorang gadis bercinta lebih dulu karena biasanya para gadis harus merayunya setengah mati untuk bisa mengajaknya naik ke atas ranjang.
Roger lalu kembali menindih Rosa,tangannya masuk kebaju Rosa dan melepas ikatan bra Rosa.Dada Rosa yang ranum menyembul bebas dan bra itu di lempar Roger keluar entah kemana.
Roger juga melucuti kaos Rosa dan lekas menikmati d**a Rosa yang padat namun kenyal itu.Rosa menutup matanya dan hanya mengigit bibir bawahnya.
Roger tergila gila pada aroma manis tubuh Rosa.Bahkan keringat Rosa membuatnya sangat menggila ingin melakukan lebih.Roger menikmati kulumannya pada p****g merah muda Rosa yang sekarang mengeras.Roger juga mengendus harum keringat di leher Rosa.
Roger menjilat dan menghisap pelan leher Rosa.Tangannya juga terus mengepal d**a Rosa.Hingga akhir dari semua pemanasan itu adalah,Roger memasukkan miliknya yang sudah keras pada milik Rosa.
Walau agak susah karena milik Rosa yang masih perawan namun Roger berhasil memasukkannya dengan penuh setelah beberapa kali tarik ulur.
Roger berhasil menembus pusat diri Rosa.Rosa juga sedikit meringis saat itu.
"A….."Rosa berteriak tertahan.
"Nggak sayang,nggak apa apa.Semuanya oke kok."Roger menenangkan Rosa dengan nafas terengah.Ia tengah merasa sejuta nikmat saat miliknya sudah dihimpit oleh dinding area intim Rosa yang hangat dan basah.
Roger perlahan mulai menggoyangkan pinggangnya.Hingga ia dan Rosa bisa merasakan nikmat yang bersamaan dan mencapai o*****e bersama.
***
"Ting Tong."Gita menekan bel apartemen Roger.
"Rosa?"Gita kaget karena Rosa yang membuka pintu itu dengan penampilan berantakan khas sehabis bercinta.
Rosa tidak bisa berkata apa apa.
"Siapa sayang?"Roger keluar dari kamar dengan hanya memakai celana dan tanpa atasan menghampiri Rosa.
"Itu…"Rosa tidak bisa bicara karena gugup.
Roger bisa melihat jelas jika yang datang adalah Gita."Oh kamu."Ujar Roger datar.Roger lalu merangkul Rosa."Rosa bakalan tinggal disini mulai hari ini dan dia pacar aku."Terang Roger dengan Tega.
Gita bahkan bisa saja pipis dicelana saking kagetnya.Ia merasa di khianati oleh Rosa dan diperlakukan tidak manusiawi oleh Roger yang memandangnya jijik.