EP.6

1026 Words
"Memang b*****t tuh Gara!!Manusia gak beradab!!Dia perlakuin kamu lebih rendah daripada b***k!"Roger sangat marah saat mendengar kisah perlakuan Gara yang dituturkan Rosa. Roger lalu memandang Rosa sayu."Kamu masih mau tinggal disana?Kamu tinggal aja sama aku disini.Aku bakalan biayain kamu.Aku juga bakalan bilang orang tua aku supaya angkat kamu jadi adik aja.Gimana?" "Nggak bang,maaf aku gak bisa.Aku masih hutang budi sama om Andika dan Gita yang udah baik sama aku.Seenggaknya aku pengen disana sampai lulus SMA nanti.Sampai aku bisa kerja dan cari uang sendiri.Walaupun nanti aku pasti keluar dari rumah itu,aku gak mau ngerepotin dengan numpang di rumah orang lagi.Aku mungkin bakalan coba ngekos aja bang."Tolak Rosa halus. "SLAAPP."Roger langsung memeluk Rosa. Rosa kaget lagi kali ini karena pelukan Roger yang tiba tiba setelah tadi ciuman Gara yang tiba tiba juga. "Rosa,aku udah jatuh cinta sejak pandangan pertama sama kamu.Aku tahu ini mendadak buat kamu,dan ini juga mendadak buat aku.Tapi aku tahu pasti perasaan aku serius dan gak main main buat kamu.Aku akan selalu nerima kamu kapanku kamu datang ke aku.Aku akan jaga dan lindungin kamu."Roger mengucapkan janji dan omongannya dengan sungguh sungguh. Rosa masih diam tidak menjawab.'Roger,kenapa kamu juga buat aku kaget dan bimbang?Kalau aku nerima kamu sama aja aku ngerobek perasaan Gita yang suka sama kamu.Aku tahu jelas dari tangis Gita kemaren kalau Gita memang benaran suka sama kamu.Kamu dan Gara kayak buah simalakama yang buat aku semuanya salah kalau milih salah satu dari kalian.' Roger melepas pelukan itu,Rosa bisa melihat wajah tampan Roger.Hidung mancung,mata sendu,kulit yang putih bersih karena Roger adalah anak perpaduan sunda dan Aceh.Ibunya orang Bandung dan ayahnya asal aceh.Roger memiliki bola mata yang bewarna coklat.Sehingga nampak semakin apik dipadukan kulit putih bersihnya.Rambut Roger agak panjang hingga setengkuk namun berkesan macho karena Roger berpostur tinggi sekitar 180 Cm.Roger juga ahli dalam olahraga basket sehingga tidak aneh jika tubuhnya meninggi ke atas.Tubuhnya kurus namun padat sebagai pembasket yang cukup sering berlaga atau sekedar menjadi hobi yang ditekuninya. Leher jenjang Roger dihiasi jakun yang menonjol dan beberapa spot tahi lalat yang membuat lehernya manis.Bibir Roger tipis dan merah,Roger tidak merokok seperti anak muda kebanyakan. Visualiasasi Roger didepan matanya membuat Rosa tidak mungkin tidak berdebar.Mata Rosa enggan menatap Roger namun tatapan Roger terus saja menarik perhatiannya seperti magnet. "GREK."Roger lalu menyingkap rambut Rosa dan menyelipkannya di balik kuping Rosa. "Jangan pernah segan datang ke aku Rosa.Aku gak akan pernah nolak atau nutup pintu buat kamu." "Iya bang,makasih."Rosa menjawab dengan suara paraunya setelah banyak menangis. Walau bagaimanapun Rosa tetap pulang dan kembali ke rumah Gara.Roger yang mengantar Rosa pulang malam itu. Rosa masuk rumah itu dengan perasaan kacau dan takut.Namun ia terus meyakinkan dirinya hingga ia bisa masuk ke dalam rumah itu lagi. "KREK."Rosa masuk ke dalam rumah itu.Suasana nampak sunyi mungkin Gita sudah tidur.Tapi yang membuat Rosa was was adalah mobil Gara sudah terparkir didepan rumah Itu berarti Gara sudah pulang lebih dulu dan ada dirumah itu. Rosa berjalan cepat dan masuk ke kamarnya. "Kenapa gelap?"Rosa kaget saat ia masuk kamar dan kamarnya gelap gulita. "CLEK."Rosa menekan saklar lampu kamarnya dan saat itu juga ia kaget bukan kepalang. Rosa melihat Gara berdiri dibalik pintu kamarnya dan memandangnya tajam sekarang. "Darimana aja kamu."Gara bicara dengan nada menahan emosinya.Alis Gara menjadi tegas dan matanya menyorotkan banyak pertanyaan terkait keberadaan Rosa tadi. "Nggak kemana mana.Cuma nenangin diri."Rosa berbohong dan hanya menatap lantai ubin di kamarnya.Roger sudah berpesan agar Rosa tidak memberi tahukan soal ia yang menyukai Rosa agar Gara tidak merecok dan semakin mencekal Rosa.Gara juga pasti akan membuat masalah jika tahu Roger menyukainya.Ini juga akan berdampak ke Gita pastinya. "SLAPP."Gara lalu mencengkram leher Rosa dengan kuat. "DARI MANA KAMU!!!!"Tanya Gara lagi dengan lebih keras. Rosa ketakukan,ia bahkan kesulitan bernafas karena ulah Gara sekarang.Namun Rosa tetap memilih diam dan pasrah.'Kalau memang takdir aku harus mati di tangan kamu sekarang.Maka aku ikhlas,mungkin ini akhir kepahitan hidup aku,mama Rosa bakalan nyusul mama.' Rosa sudah ikhlas dan merelakan nyawanya seiring cengkraman Gara yang semakin kencang dan seakan ingin membunuhnya sekarang juga. 'Mati!!!Dia harus mati!!!Aku gak mau jatuh cinta sama dia!!Aku nggak mau jatuhin martabat karena jatuh cinta sama dia!!!Aku gak mau seorang Gara yang agung harus takluk dan jatuh hati dengan makhluk hina ini.Mending aku matiin dia biar gak bebanin hati dan pikiran aku lagi!'Gara memang sudah kalap dan kesetanan. Nafas Rosa hanya tersisa sedikit lagi,pandangannya bahkan sudah kabur dan diantara sadar dan tidak sadar.Rosa seperti sudah melihat gerbang putih kematiannya sekaligus akhir dari dunianya. Tapi Allah masih belum ingin Rosa pergi menemuinya sehingga Gita datang sebagai penolong di saat itu. "BRAKKK."Pintu kamar Rosa di buka paksa oleh Gita. "ABANG!!!!!!!"Teriak Gita histeris melihat abangnya yang sedang mencekik Rosa. Gara kaget saat melihat Gita,reflek ia segera melepas leher Rosa. "BRUKKK."Tubuh Rosa pun jatuh ke lantai saat itu juga dan Rosa sudah pingsan tidak sadarkan diri. "ROSA!!!"Gita menghampiri tubuh Rosa yang tidak berdaya di lantai."ABANG GILA YA!!ABANG MAU BUNUH ROSA!!ABANG MAU JADI NARAPIDANA DAN RUSAK MASA DEPAN ABANG!!ABANG UDAH KETERLALUAN TAHU NGGAK!!!"Gita marah besar dan histeris bukan main melihat kelakuan abangnya. Gara juga baru sadar atas apa yang ia perbuat dan ia sadar sudah kelewatan.Gara katakutan dan bergetar melihat Rosa yang sudah terkapar di lantai.Entah gadis itu masih bernapas atau tidak. "Rosa!!!"Gara lalu mendekat dan memegang kepala Rosa."Bangun,bangun Rosa."Gara sangat takut dan panik. Gara lalu menggendong Rosa ketempat tidur.Gara mencoba memeriksa nadi Rosa juga memeriksa nafas Rosa dengan menaruh jari di bawah hidung Rosa. "Dia masih bernapas."Itulah yang Gara katakan.Gara bisa bernapas lega sekarang. "Abang jahat.Rosa bisa aja mati kalau datang terlambat tadi."Gita masih menangis di samping Rosa. Gara terkulai lemas seakan daging meninggalkan tulangnya.Gara memerhatikan wajah Rosa yang masih dengan mata tertutup di atas ranjangnya tidak sadarkan diri. Malam berlalu dengan Gara yang sangat menyesal dan tidak sedetikpun terpejam atau meninggalkan Rosa.Gara sepanjang malam terjaga dan menunggu Rosa sadar.Saat itu juga Gara mengingat lagi kesalahan dan kekejaman yang ia lakukan pada Rosa saat kecil hingga dewasa sekarang. Gita sudah kembali kekamarnya atas perintah Gara.Gara berjanji di atas nama orang tuanya jika ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan memastikan Rosa tidak akan ia perlakukan seperti tadi. Gita mencoba memercayai omongan Gara walau sebenarnya ia masih tidak begitu yakin dan was was jika Gara mengulangi perbuatannya. Sudah hampir pukul 3 dinihari,Gara lalu memegang pipi Rosa. "Hei,bangun.Kamu nggak mati kan?Nggak pura pura pingsan kan?"Gara dengan Rona sedih mencoba membangunkan Rosa dengan suara lembut. Tanpa sadar dan diminta,air mata Gara jatuh menetes begitu saja karena kesedihan melihat Rosa yang ia sakiti dengan tangannya sendiri. Sekarang Gara sadar,ia tidak bisa lari dari perasaannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD