Saat ini tahun seribu sembilan ratus tiga puluh lima, sudah lima tahun sejak Raja Carol duduk berkuasa dan mengatur Rumania. Di kalangan bangsawan makin terdengar banyak desas-desus tentang akan timbulnya perang dunia II, meski sejak Perang Dunia I Rumania telah mendeklarasikan jika mereka adalah pihak netral tidak membuat para bangsawan tenang.
Berpihak pada salah satu atau tetap dalam posisi netral tidak memastikan rakyat-rakyat Rumania khususnya mereka yang tinggal di Bukares jauh dari ancaman. Di luar dari pada rumor tentang Perang Dunia II, rumor tentang akan adanya kudeta yang menggulingkan Raja Carol tidak kalah tinggi. Para bangsawan yang tersingkir sejak Raja Carol mengambil alih kekuasaan mulai berbisik-bisik dan memperlihatkan wajah mereka dengan dagu terangkat. Beberapa bangsawan yang mendukung dan memuja pemerintahan Raja Carol menyebut mereka bangsawan hitam, dalam arti mereka adalah pengkritik pemerintahan, pengkhianat kerajaan tetapi tetap menginjakkan kaki di tanah Rumania. Kastel-kastel mereka masih berdiri tegak, emas dan permata masih mengalir, keluarga mereka masih dibiarkan bernapas dan diberi kesempatan menikmati hidup di dunia. Bangsawan yang terus digunjing dan tidak diterima di kalangan sosial dan akan kesulitan untuk melangkah masuk ke kapital. Bangsawan yang memiliki rencana dan pikiran busuk dalam otaknya, memiliki rasa iri dan siap mengangkat pedang untuk menggulingkan Raja Carol.
Kastel Gregorio adalah salah satu kastel milik bangsawan hitam yang disangsikan, pasalnya, keluarga Gregorio memiliki peran penting dalam aliran bisnis Bukares. Mereka memiliki kemampuan yang cakap dan otak cerdas, anak-anak yang memiliki darah Gregorio pun selalu sukses menjalankan bisnis mereka di luar kapital dan menjadi saingan yang menyulitkan. Salah satu usaha mereka; transportasi, dikenal sebagai usaha paling sukses dan paling maju di Rumania. Bagaimana tidak? Kapal-kapal milik Gregorio hampir tidak pernah mengalami masalah dan kegagalan dalam berlayar. Kapal-kapal itu seolah tidak peduli pada cuaca dan tidak takut pada badai, barang-barang yang sudah dijadwalkan untuk dikirim akan sampai tepat waktu. Hal ini membuat para pemesan mengajukan penggunaan kapal Gregorio dalam pembelian mereka, tidak bisa mengelak, para penjual hanya bisa menyetujui. Tentu saja mereka tidak akan merelakan para pembeli dalam jumlah yang banyak.
Kenyataan tentang keluarga Gregorio yang menjadi bagian dari bangsawan hitam seolah ditutup dan tidak dianggap. Mereka buta dan menyambut keluarga Gregorio seperti keluarga kerajaan, sebagian dari bangsawan Rumania lebih mementingkan jalannya bisnis mereka dibanding kesetiaan yang mereka tawarkan pada Raja. Kekuasaan dan kekayaan menjadikan keluarga Gregorio bangsawan paling diminati untuk diajak kerja sama baik dalam hubungan bisnis ataupun hubungan pernikahan. Banyak para bangsawan menengah yang berbondong-bondong menjajakan potret anak perempuan mereka agar dinikahi oleh salah satu darah Gregorio. Salah satunya, putra kedua keluarga Gregorio: Hades Fortress Gregorio, menjadi perbincangan hangat dalam lingkungan sosial wanita. Para wanita muda yang belum menikah sedang sibuk mencari tahu tipikal gadis kesukaan putra bungsu keluarga tersebut, selain itu, para wanita juga selalu saja berusaha mencari kabar dan informasi tentang Hades.
Sementara Hades sendiri yang kini baru berusia lima belas tahun belum memiliki ketertarikan pada wanita dan belum ingin mencari pasangan, saat ini ia sedang sibuk membuktikan pada sang kepala keluarga jika ia mampu dan dapat dipercaya seperti kakak laki-lakinya: Theodore Fortress Gregorio. Tanpa diketahui orang luar, Hades kerap kali mendapat perlakuan kurang menyenangkan di dalam rumahnya sendiri. Ayahnya tidak segan memukul dan menyiksanya dengan rotan dan cambuk jika Hades melakukan kesalahan meski hanya kesalahan kecil; menumpahkan teh atau terlambat datang ke ruang makan pada saat jam makan. Dan ibunya tidak pernah berusaha membela putranya sendiri, ibu yang Hades miliki hanya mementingkan harta dan permata, setiap hari sang ibu sibuk pergi ke kapital untuk membeli pakaian baru, aksesoris terbaru juga benda-benda mewah yang nantinya akan ia pamerkan saat perjamuan minum teh.
Untuk Theodore sendiri, pemuda yang terpaut usia tiga tahun dari Hades itu tidak pernah repot-repot untuk membela adik laki-lakinya dari siksaan ayah atau menggantikan peran ibu untuk memperhatikan sesama saudara. Theodore sudah lebih dari sibuk untuk menyelesaikan akademi dan meraih nilai paling tinggi sesuai keinginan ayah mereka, tidak cukup hanya itu, Theodore juga selalu dituntut untuk bersikap sempurna, mengetahui banyak hal dan dilarang melakukan kesalahan juga kegagalan. Theodore tidak lagi memiliki kehidupan, tidak lagi memiliki kesempatan untuk memilih, sang kepala keluarga akan selalu campur tangan untuk urusan anak-anaknya. Kondisional dengan popularitas di lingkungan kapital, muncul rumor yang beredar jika Hades adalah anak haram hasil perselingkuhan sang istri dengan salah satu pelayan keluarga Gregorio sendiri, rumor tersebut didukung karena Hades menjadi satu-satunya pemilik bola mata berwarna emas dalam keluarga Gregorio.
"Memangnya aku tidak tahu kalau dia bukan anakku? Tidak ada darah Gregorio yang mengalir di dalam tubuhnya, tentu saja tidak akan aku biarkan dia meneruskan bisnis keluarga. Untuk apa aku repot-repot mengajarinya ini dan itu? Aku punya Theodore, dia akan yang melanjutkan bisnis dan menjaga kokohnya Gregorio. Hanya saja, aku belum bisa menyingkirkannya sekarang, sayang sekali aku tidak menyadarinya sejak Leticia hamil. Kalau saja aku sudah tahu, baik Leticia dan Hades, keduanya sudah aku kubur hidup-hidup. Sudah seperti ini, aku tidak bisa bertindak sembarangan, membunuh Leticia akan membuat pergaulan sosial panas. Meskipun Leticia hanya tahu menghabiskan uang, dia memiliki pengikut setia yang siap menyebarkan rumor buruk tentangku. Aku jelas tidak mau rumor-rumor busuk itu mengganggu citra bisnis yang sudah aku bangun susah payah."
Hades yang tadinya mengikuti jejak langkah Theodore diam-diam, secara tidak sengaja ikut mendengar apa yang ayahnya ucapkan. Theodore yang tahu sedang diikuti, hanya menoleh ke arah Hades dengan tatapan jijik lalu pergi meninggalkannya. Di tengah per gelutan batin dan keinginan untuk keluar dari rumah, Hades kembali mengingat tujuan awalnya; membuat sang ayah mengakui kemampuan yang ia miliki. Tidak peduli jika dia adalah anak haram atau anak hasil dari perselingkuhan ibunya. Hades menutup telinga dan menahan air mata, memaksa tubuhnya untuk pergi dari sana dan kembali ke dalam kamar.
Tahun-tahun berlalu dengan sama, dengan siksaan yang sama, dengan tatapan jijik yang sama dan dengan perlakuan buruk yang sama. Namun, perjuangannya menutup mata dan telinga sungguh tidak sia-sia, setelah Theodore menikah dengan salah satu rekan bisnis ayahnya, Hades diberikan kesempatan untuk mengatur salah satu bisnis kecil di bawah nama Gregorio. Kini Hades berada di dalam ruang rapat pribadi keluarga Gregorio, bersama kepala keluarga dan beberapa pengurus penting lainnya.
"Waktu kita sudah dekat. Gregorio pun harus sudah bertindak, disayangkan memang, tetapi aku yakin bisnis kita akan kembali pulih apa pun hasil akhirnya nanti. Sudah delapan tahun sejak Raja Carol berkuasa, Raja kita yang sesungguhnya sedang menunggu. Raja kita sudah mempercayakan segala urusan lainnya pada Gregorio, aku sudah mengirim kabar pada kawanan lain dan sebagai praduga, Perang Dunia II sungguh tidak dapat dihindari. Untuk tetap netral, Gregorio tentunya akan mengirim pasukan untuk berjaga di perbatasan meski Raja bersikeras memutuskan untuk bersikap netral. Dan saat perang dunia II tiba, maka saat itu rencana kita untuk menggulingkan kerajaan dimulai."
Hades menelan ludah samar, ia berusaha sekeras mungkin agar wajah khawatir dan takutnya tidak tampak. Hades terus membuat punggungnya tegak dengan tatapan mata fokus. Sekalipun Hades tidak mengerti kenapa Gregorio ingin memberontak pada pemerintahan yang menurutnya sudah aman-aman saja saat ini. Namun, usahanya untuk tidak terkejut dan tetap tenang hancur seketika saat Hades mendengar namanya disebut sebagai wakil Gregorio yang akan dikirim ke perbatasan. Dengan kata lain, saat ini sang kepala keluarga mencoba menyingkirkan Hades dengan halus.
Hades mematung di tempatnya duduk, belasan pasang mata mengarah padanya, mereka diam dan menunggu reaksi dari Hades untuk segera menyetujui gagasan yang diajukan. Hades memandangi sekitarnya satu per satu, pada sosok kepala keluarga; ayah yang seharusnya melindungi, pada sosok orang-orang yang berdiri atas nama Gregorio, satu juga tidak ada yang berkehendak untuk memihaknya.
"Saya, saya setuju dengan usulan Anda, Tuanku. Saya tidak akan merusak nama baik Gregorio, dan saya akan membawa keberhasilan untuk Rumania." Hades menarik ujung bibirnya agar tersenyum, ia harus memasang wajah penuh rasa setuju dan bangga ketika terpilih menjadi korban. Hades Fortress Gregorio sudah ditetapkan mati.
°°°
Matahari masih bersinar, begitu terik seolah tidak terganggu awan sama sekali. Sebuah pemandangan yang begitu menakjubkan, seperti kerajaan yang tidak akan pernah tergeser bahkan oleh ribuan musuh. Hades tidak punya waktu untuk menatap matahari lebih lama, ia harus bergegas, tiga hari setelah rapat penting keluarga Gregorio, Hades harus menemui calon istrinya. Sebelum pergi sebagai wakil, Hades diminta untuk menikah lebih dahulu dengan seorang putri dari salah satu bangsawan hitam lainnya yang memiliki kedudukan cukup tinggi. Mereka memiliki bisnis turun temurun dan dikenal sebagai kolektor permata, sejujurnya, Hades tidak pernah berjumpa muka dengan gadis yang akan dinikahinya. Hades hanya mengetahui namanya: Falencia Taran.
Setelah langkah besar melewati taman bagian depan kastel dan mencapai pintu kini ia bisa melihat sosok gadis dengan helai rambut berwarna Lila. Menggelombang panjang menyentuh punggung, tatanan rambutnya sedikit berantakan seolah-olah ia sudah menunggu kedatangan Hades cukup lama. Pakaian yang dikenakan teramat sopan, tertutup pada bagian yang harus ditutup, tampak sekali jika gadis di hadapannya ini tidak mengikuti tendensi pakaian masa kini. Hades tersenyum tanpa sadar, tatapan matanya mengarah pada si gadis. Gadis yang ia tatap tersentak lalu mengalihkan pandangan dengan rona merah pada kedua pipinya.
"Hades, kau terlambat. Kau membuat Nona muda Taran menunggu terlalu lama," tegur Theodore yang entah bagaimana bisa ada di sana. Hades bisa melihat jika sang kepala keluarga dan ibunya tidak ada. Hades tidak begitu kecewa, ia paham betul posisinya di keluarga Gregorio.
"Ada sedikit pekerjaan yang belum selesai, aku minta maaf sudah membuat Nona muda Taran menunggu." Hades membungkukkan badannya perlahan sebagai penebusan rasa bersalah.
"Bukan hal besar, aku hanya menunggu sebentar. Lagi pula, ini kesalahanku karena datang pada saat jadwal sibuk Tuan muda Gregorio. Aku juga minta maaf yang sebesar-besarnya. Ah, saya Falencia Taran, senang bertemu dengan Tuanku." Falencia sedikit membungkukkan badannya, menarik sedikit bagian bawah gaunnya dengan tangan lalu tersenyum. Hades ikut membungkukkan sedikit badannya, meletakkan satu tangan di d**a dan balas tersenyum.
"Kesenangan adalah milik saya Nona, saya Hades Fortress Gregorio. Cuaca sangat baik saat ini, apa Nona ingin berjalan-jalan dengan saya? Taman keluarga Gregorio tidak begitu sedap dipandang mata, tetapi saya harap dapat sedikit menghibur Nona muda Taran." Hades mengulurkan tangannya ke arah Falencia, Falencia tampak tersenyum semringah karena Hades yang menerima kehadirannya. Gadis yang tingginya lebih rendah dari Hades itu menyambut uluran tangan Hades, menggenggamnya erat dan melangkah perlahan mendekat ke arah Hades. Theodore yang berdiri di belakang mereka hanya menyampaikan salam terakhir sebelum menatap punggung orang-orang muda yang akan berbunga sebentar lagi, meski keduanya tidak mengetahui takdir macam apa yang menanti mereka nantinya.