bc

Tertolak

book_age12+
633
FOLLOW
2.8K
READ
opposites attract
friends to lovers
goodgirl
sensitive
bxg
highschool
self discover
rebirth/reborn
spiritual
punishment
like
intro-logo
Blurb

"Kita pintar menyembunyikan luka, namun hati tidak bisa diam selamanya." - Ahya

"Kita pintar menyembunyikan rasa, namun hati tidak bisa diam selamanya." - Amalia

"Kita pintar menyembunyikan kebenaran, namun waktu akan membongkar semuanya." - Fath

UNIVERSE LIST:

Book 1: Tertolak

Book 2: *Harapan*

chap-preview
Free preview
Bab 1
Angin berhembus kencang pagi itu, dengan matahari tertutup awan yang terpencar. Suasana jam 7 itu terasa seperti jam 5 subuh, syahdu dan tenang. Meskipun demikian, tidak halnya dengan kelas XI IPA 5. Mereka justru ribut tentang tugas dari guru bahasa mereka, yaitu menceritakan kembali pengalaman mereka dalam bentuk sebuah cerita. Beberapa siswa laki-laki berbisik-bisik soal sesuatu. Siswa-siswa perempuan juga sibuk dengan diskusi mereka. Keributan langsung usai begitu seorang siswa masuk kelas. "Woi, Bu guru datang!" teriak orang itu. Dengan cepat, para siswa langsung duduk rapi seakan tidak terjadi apapun sebelumnya. Ibu guru pun tiba di depan kelas. Beliau melepas sepatu dan masuk ke dalam kelas. Tentu saja, para murid yang mau terkesan 'sok baik' segera memberi salam yang di jawab oleh beliau. Sebut saja dengan istilah 'mengambil hati'. *** "Pagi anak-anak. Sesuai kesepakatan, kali ini kita akan bercerita tentang pengalaman. Jadi anak-anak, siapa yang mau maju duluan?" tanya Ibu guru ke murid-murid. Semua tampak hening sejenak, tidak memberikan respons. "Ahya bu! Dia punya pengalaman yang bagus!" teriak Dio memecah keheningan itu. Dio memang terkenal hobi menunjuk orang, setidaknya menurutku. Dan sepertinya kali ini akulah orang yang menjadi korban. "Benarkah itu, Ahya?" tanya bu guru kepada ku dengan santai. Aku tidak menjawab, kecuali dengan sebuah gelengan kuat. Sementara itu, siswa yang yang lain berkoar-koar ingin aku untuk menceritakan masa lalunya. Dibalik intelejensia yang aku tampilkan, tentu ada masa lalu yang terselip. Riuh rendah menuntut untuk aku maju bersahutan di dalam kelas. Aku akhirnya menarik napas yang panjang. "Baiklah," jawab ku lemah. Jujur saja, kalau bisa sudah ku beri 'hadiah' untuk mereka yang menjengkelkan itu. Mereka benar-benar memerlukannya. Aku maju ke depan kelas dengan malas. "Ayo, cepat, cerita aja, gpl oi!" teriak Hola, disambut dengan sorakan teman-teman yang lain. "Baiklah," jawabku dengan menahan kesal. Aku menarik napas sedalam aku bisa. Aku akan memerlukannya. "Cerita apa?" tanya ku dengan lugu, dengan wajah polos yang sepolos air putih, merusak momen mereka yang sudah mulai bersorak puas semenjak aku berada di depan kelas. "Nggak usah pake tanya ama alasan basi, ceritain aja masa lalu, bagi-bagi sama kawan!" Jawab Dio penuh semangat, yang menurutku sangat menyebalkan. "Ya... Baiklah kalau begitu," jawabku dengan nada sabar yang di buat-buat, lalu aku mulai bercerita. Semua di mulai saat aku SD. Waktu itu, aku sangat terkenal, oleh teman-teman dan guru-guru ku. Tidak heran, dengan nilai yang sangat tinggi yang hampir tak tertandingi. Hanya Caya yang mampu menandingi ku. Tak heran, mereka sangat iri dan mulai berpikir untuk menyaingiku. Kawan-kawanku mulai membuat rumor bahwa aku jatuh cinta dengan Caya. Jangankan mau membantah, paham dengan kata 'cinta' aja nggak. Lugu amet deh waktu itu. Tapi, semua berubah saat aku masuk SMP. "Masuk SMP mana?" sela Hola. Dia menunjukkan wajah penasarannya, atau lebih tepatnya, wajah kepo. "SMP 17 Agustus," jawabku dingin, lalu melanjutkan cerita. Pertanyaan tadi seakan menguap begitu saja. Aku masih saja dihantui dengan rumor menyebalkan itu. Meskipun sebagian sudah berpisah, yang masih satu sekolah denganku tetap takut dengan kemampuanku, sehingga meneruskan rumor itu. Bagusnya, rumor itu tak efektif karena Caya masuk SMP 10 November, sementara aku masuk 17 Agustus. Tapi, semua berubah di semester 2, lebih tepatnya di bulan Januari. Ternyata, saat itu aku akhirnya mulai memahami ledekan yang ku terima dulu. Tetapi, karena masih bodoh soal cinta, tak acuh menjadi jawaban dari apa yang aku tunjukkan. "Siapa namanya?" tanya Hola, menyela ceritaku, lagi. Aku menggumam kesal, menyumpah anak yang selalu menginterupsi. "Si Ata kan? Ata kan!?" tekan Dio. Aku menghela nafas berat, memberikan sebuah anggukan sebagai jawaban singkat. "Cie!" teriak seluruh penghuni kelas. Suara mereka memekikkan telinga. "Diam, hargai yang di depan!" hardik Ibu Guru, membungkam kelas yang sempat ramai. Jadi, saat aku ditanya temen-temen soal itu... Namanya nggak tau, ya aku beritahukan begitu saja. Alhasil, jadilah masalah. "Ini curhat apa cerita?" komentar Dio. "Cerita nge-flashback!" timpal Deni. "Gak bisa move on!" Teman-teman yang lain menyorakiku dengan kalimat melegenda di kalangan remaja yang terjebak cinta. Ibu guru memberi isyarat diam dengan hentakan meja, dan semua langsung terdiam. Sampai akhirnya aku ketahuan, dan jadilah kami bermusuhan. Kan gak enak, akhirnya males bicara dengan orang itu. Kirain enak ya move on, ternyata berbulan-bulan kemudian masih aja kepikiran. Sampe kelas 8 masih saja nggak beres. Waktu 1 bulan setelah naik kelas 8, ada sharing dengan temen-temen soal hal ini. Justru jadi makin besar tuh masalah, making renggang dan nggak bersahabatlah kami. Singkat cerita, 3 bulan kemudian, kawan nembak doi, eh ditolak. Trus, temen yang lain ngeledek biar nembak doi. Diberitahu teman, bahwa Doi juga punya idaman, tapi bukan aku. "Ehm, kenapa mulai kurang formal ya bahasanya?" tanya Dio, sok-sokan heran. "Udah, biar santai," jawabku sesantai mungkin. "Lanjutkan!" titah Bu Guru. Aku menganggukkan kepala. Sampai akhirnya 6 bulan kemudian berlalu. Akhirnya bisa juga tuh sedikit move on. Dapat tugas kelompok, eh- "Babak dua di mulai!" sorak Dio. Kalau bisa kertas melayang, eh salah, pohon melayang, sudah satu aku buat melayang untuk orang ini. Dia perlu dibungkam total memang. Alhasil, move on sih iya, tapi move on nya malah liatin cewe lain. "Nah..," komentar Hola. "Playboy!" sorak siswa yang lain. "Hargai di depan!" tegur bu guru, dan sontak para siswa kembali diam. "Bagaimanapun juga, namanya cinta tak terbendung, ya akhirnya benar-benar jatuh cinta. Sepanjang waktu mengerjakan tugas kelompok itu, aku benar-benar bersungguh-sungguh. Jelas aja kenapa, soalnya mau dia akui kemampuanku. Singkat kisah-" ucapanku langsung di potong oleh salah satu dari mereka. "Woi! Nama woi!" teriak Dio. "Ribut lo!" balasku ketus. "Beritahu aja, kalo nggak gue yang kasih tau," ancam Dio sinis. Aku melihat sekilas ke arah Ibu Guru yang menggelengkan kepala beliau. "Ribet amet nih orang," pikirku kesal, "oke oke, namanya Aya." "Pertama Ata, lalu Aya, selera lo ama huruf A ya?" sindir Deni. "Ah, rusuh," tanggapku datar. Guru kami hanya geleng-geleng kepala melihat kami. "Lanjutkan," titah Ibu Guru. Akhirnya tugas itupun selesai. Meskipun demikian, karena sudah dibawa emosi, gelagatku mulai memancing perhatian. Karena bodoh, ya mungkin begitu, akhirnya aku memberitahu beberapa orang yang awalnya ku kira dapat dipercaya, eh malah ketahuan. Entahlah siapa yang mulai, tapi akhirnya itu membuatku tidak enak dan kami pun terjaga jaraknya. Semenjak itu, aku tidak pernah mencintai cewek lagi. "Selesai!" Teriakku santai dengan hati senang, karena akhirnya tugas ini selesai untukku. "Oke Ahya, Ibu minta kertas ceritanya." "Siap bu!" jawabku seraya menyerahkan kertasku. Saat aku pergi ke dudukanku, Luna bertanya kepadaku, "Aku yakin kau merasa sakit menceritakannya, tapi mengapa, Ahya, kau ceritakan?" Sorotan datarnya menandakan rasa tidak senang, karena seakan aku bertentangan dengan yang selama ini dia kenal. "Biarlah, aku tidak suka menyembunyikan fakta. Toh sekarang kalian tahu gimana aku ini orangnya," jawabku dengan tenang. Aku pun pergi ke tempat dudukku.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Prince Meet The Princess

read
181.8K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.7K
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.2K
bc

My Boss And His Past (Indonesia)

read
236.6K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.1K
bc

Fake Marriage

read
8.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook