DIA, AKSA!

1001 Words
Untuk anak TKB alias The Killer Boy, silahkan berkumpul di aula rahasia sekarang. Aksa melenguh, jelas sekali itu suara Raksa yang telah memenuhi setiap sudut sekolah memalui speaker. Aksa yang tadinya sedang membaca setumpukan buku Kimia dan juga Fisika, langsung menghentikan aktifitasnya. Saudaranya satu itu memang hobi sekali membuat seisi sekolah gempar. "Dasar!" Ia memasukkan bukunya ke dalam ranselnya, lalu Aksa menyandang tasnya. Perang di mulai! Seluruh murid yayasan Cyber School mulai heboh, pasalnya pada tanggal 20 Juni, adalah peringatan hari permusuhan antara Cyber dan juga Haunted. "RAYA RAYA!" Raya mendecakkan lidahnya, gadis yang sibuk memakan baksonya itu di kantin, melirik kedua sahabatnya tersebut. "Iss Mikaila apasih!" Raya memutar bola matanya malas, Mikaila melenguh. "Ya ampun Raya lo harus tau ini! Ini berita paling hot! Lebih hot daripada abs-nya my bunny joongkok!" Sahut Kirana heboh sendiri, maklum saja. Sahabat Raya satu itu memang terheboh, apalagi persoal gosip. "Apasih lo ah bawa K-pop!" Sinis Mikaila, yang benar-benar anti korea. Raya memutar bola matanya malas, kedua sahabatnya itu akan siap berdebat jika masalah K-pop,"Udah deh, sekarang kalian jelasin kenapa ganggu gue lagi makan!" "Itu loh, Aroon, Saka, Raksa sama Zano udah siap tempur!" Ekspressi heboh Kirana membuat Raya malah membalas tatapan gadis itu masa bodoh, Raya menautkan kedua alisnya. "Oh!" Cuma itu saja yang Raya ucapkan setelahnya,ia tidak peduli. Untuk apa memangnya? Dasar murid Cyber saja yang terlalu menanggapi dengan peringatan sejarah tidak berbobot ini berlebihan. Mikaila dan juga Kirana langsung mengerucutkan bibir mereka, keduanya serentak mengoyangkan lengan Raya. "RAYA LO ITU YAH ISS DENGERIN KITA RAYA!" Ujar Mikaila di ikuti anggukan dari Kirana. Raya memasang wajah muram,"Apasih!"  Ia menyentakkan tangannya kasar, sampai kedua sahabatnya itu langsung bungkam. Raya merapikan rambutnya yang berombre merah itu,"Raya gak butuh info klasik kayak gitu!" Gerutu Raya. Ia kembali menyuapkan baksonya. "Masalahnya lo tau kan ketua pasukan tempur Cyber yang paling ganteng sejagat Cyber di mata para kaum masyarakat wanita yang berperikecintaan terhadap para cogan?" Kirana mulai heboh kembali, Raya hanya berdeham saja, faktanya ia bahkan tidak tau dan tidak peduli, ia tetap menyantap makannya dengan lahap, obrolan seisi Cyber sangat tidak penting sekarang. Tempur? Perang? Di kira jaman millenial, ah sudahlah! Raya jadi kesal sendiri kenapa di kelilingi oleh orang-orang aneh di sekolah ini, apalagi lelaki yang ia temui waktu itu. "Itulah ketuanya Radinaksa Adiguna!" "UHUK!" Raya langsung meraih es tehnya kemudian menegaknya sekaligus. Raya melototkan matanya,"Sumpah demi apa kenapa gue harus mendengarkan nama itu lagi! Ah lo bisa gak sih buat gue tenang sekali aja, gue gak mau denger apapun tetang dia! Ngertiin gue tolong!" Pekik Raya tak kalah heboh kini, ia memutar bola matanya malas, seusai mengatakan hal demikian gadis itu berdiri meninggalkan kantin. Sial, kenapa nama itu selalu saja terdengar oleh telinganya belakangan ini? Apasih lebihnya seorang Aksa, modal tampang doang! Wajah kaku juga, kenapa coba banyak para gadis tang tertarik dengannya? Lelaki tidak tau caranya berbelas kasihan, bisa-bisanya mengambil kesempatan dalan kesempatan, dan juga lelaki b******k yang telah mengkalaim Raya sebagai babunya. "HUAHH demi sempak terbang rasanya gue pengen makan orang sekarang juga!" Pekik Raya kesal di ujung koridor. "Heh kolor lecek! Mau makan siapa lo?" "Astaga!" Raya langsung tersentak kaget, ia melirik lelaki yang sudah berada di depannta itu bersandarkan dengan balkon dengan seragamnya yang acak-acakan. "Ak ... Aksa?" Aksa mengangguk,"Kenapa? Masih mau bilangin gue muka kaku?" Sinis Aksa. Raya terkekeh,"Eh siapa yang bilang? Raya bilang kalau Aksa itu ganteng kok, suwer! Zayn Malik aja kalah, suwer!" Padahal dalam hati Raya, Zayn malik tai kuda lo mah. Aksa mencibir,"Bodo!" "Gue cuma mau bilang, lo pulang jangan lewat perempat jalan di depan sekolah," lelaki itu memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya. Lelaki dengan bandana-nya itu, dan juga celana abu-abunya yang sudah sobek, baju seragamnya yang kotor terdapat bercak darah dan kotoran tanah itu, langsung membalikkan badannya, Raya melongo. "Kenapa gak boleh? Terserah gue dong mau lewat mana, emang lo siapa gue pake atur-atur gue gitu!" Protes Raya tidak setuju. Aksa menyeringai, ia masih tetap membelakangi Raya,"Karena itu zona bahaya, dan lo gue rasa cukup pinter buat ngerti apa maksud dari perkataan gue." Dan ia kembali melangkah, benar-benar meninggalkan Raya dengan kedua matanya yang menatap punggung lelaki tersebut malas. Semua anak TKB, telah bersiap-siap menunggu kedatangan anak TDB untuk melakukan penyerangan kepada mereka, perempatan jalan itu sudah di tutup dengan tali garis lintas. Aksa masih duduk di atas motor ninja berawarna merahnya itu, sampai kedatangan geng bermotor dari Raze, ketua geng TDB (The Devil Boy) perwakilan dari yayasan dari The Haunted itu membuat semuanya mulai bersiap-siap. Aksa masih santai, menatap Raze dengan tatapan tajam serta mengitimidasi, sedangkan Raze malah tertawa kecil. Aksa langsung melompat dari motornya,"Masih hidup lo?" Sinis Aksa. Raze mengacak rambutnya asal menggunakan tangan kirinya,"Lo gak berubah ya? Kenapa lo masih gak puas karena gak berhasil ngebunuh gue? Haha! b*****t!" Raze mulai melayangkan tinjunya pada pipi Aksa yang sayangnya berhasil Aksa elakkan,"Lemah!" "MULAI!" Pekik Aksa. Semuanya mulai saling berkelahi satu sama lain, semua anggota TKB dan TDB di tambah juga anak sekolah mereka masing-masing yang ikut serta dalam tawuran, membuat jalananan menjadi penuh, bahkan Aksa sudah melarang untuk semua murid yayasan lewat  perempatan di depan sekolah, tapi semuanya tetap saja datang dan memotret bahkan memvidiokan aksi tawuran tersebut. "Raya ayo nonton orang tawuran!" Ajak Mikaila dan Kirana, pada Raya yang baru saja keluar dari gerbang. "Apasih gak mau gue! Aksa itu udah larang gue buat ke sana, lagian kenapa juga nonton gituan, sana lo Kir mending nonton abs Jongkook," usir Raya pada Kirana. Namun, tak ampun. Kirana menggeleng ia tetap menarik lengan Raya untuk mengikuti jalab mereka menuju perempatan jalan tak jauh dari depan gerbang sekolah. "Astaga lo berdua menggila banget ya sama anak The Killer Boy, kalau mau cari cowok itu yang pinter dan hobi belajar, bukan yang tawuran gak jelas," omel Raya kembali. Mikaila dan Kirana tak juga tumbang,"Iya anak TKB pinter dan hobi belajar juga kok selain hobi tawuran," sahut Mikaila. Raya akhirnya menyerah, ia hanya mengikuti langkah kedua sahabatnya itu kini, menuju perempatan jalan di dekat sekolah mereka. Entahlah yang akan terjadi kedepannya, hanya tuhan yang tau.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD