BAB 46

1849 Words
Berbeda dari pagi-pagi sebelumnya, pagi ini, Ian mengawali hari dengan wajah lebih menyeramkan. Terpasang jelas raut jengkel di wajah tampannya. Seakan memperburuk ekspresi wajahnya, siapa pun yang telah melihat Ian, bersumpah mereka seolah melihat awan gelap menyelimuti wajah sang pangeran. Memang terdengar cukup hiperbola, tapi itulah kenyataannya. Ian sungguh jengkel dan ingin mencekik ayahnya sekarang juga. “Bisa kau ingatkan lagi alasan aku harus mengikuti pertemuan di pagi buta ini?” celetuk Ian bernada tidak ramah sama sekali kepada Marquis yang melangkah di depannya. “Bukankah sudah kewajibanmu sebagai Pangeran Mahkota, huh?” Marquis justru bertanya balik, membuat Ian makin jengkel. “Jangan main-main denganku, sebelumnya kau mengatakannya dengan jelas bahwa aku tidak memiliki otoritas dalam mengikuti pertemuan apa pun sebelum debut sosialku terjadi,” omel Ian langsung menumpahkan segala kekesalannya begitu saja. “Sekarang lihat siapa yang seenak jidat membangunkanku di pagi buta untuk mengikuti pertemuan!” Marquis mengembuskan napas. “Kau terlalu banyak mengeluh. Seharusnya kau mulai belajar untuk lebih dewasa di usiamu yang sekarang, anak bodoh.” “Aku mengeluhkan hal yang seharusnya kukeluhkan. Jika memang situasinya sudah berbeda, seharusnya kau membicarakannya dahulu denganku,” Ian mendecak cukup keras. “Aku baru saja tidur selama tiga jam, sialan.” “Untuk apa aku repot-repot membicarakannya dulu denganmu, huh?” olok Marquis seraya sengaja melempar seringai ke Ian dengan menolehkan sedikit kepalanya ke belakang. Membuat alis Ian nyaris menyatu. “Para bangsawan sudah melihatmu di acara pertunanganmu, jadi sudah tidak aneh lagi untukmu mengikuti pertemuan.” Ian hanya bisa mendecak dan menyumpahi Marquis dalam hati. Tidak ingin memerpanjang masalah sepele di pagi buta. Ian mulai berpikir tampaknya sekarang ayahnya memiliki ide untuk memanfaatkan sifat perfeksionisnya. Jika Ian tiba-tiba diseret mengurus sesuatu, tidak ada alasan bagi Ian untuk menolak karena urusan itu telah menjadi tanggungjawabnya. Terkadang, Ian sungguh benci pada dirinya sendiri. “Yang Mulia Raja Marquis dan Yang Mulia Pangeran Mahkota Ivander hadir!” Seisi ruang pertemuan yang diisi oleh tiga puluh kepala instansi pemerintah kerajaan, membungkuk hormat kepada Marquis dan Ian yang melangkah masuk. Mereka berhenti membungkuk, mendudukkan diri usai Marquis dan Ian duduk di kursi utama. Tiga puluh pegawai instansi itu memiliki wajah cerah tanpa komplain, membuat Ian heran sendiri. Bagaimana bisa mereka tidak komplain mengikuti pertemuan di pagi buta pada pukul lima begini? “Baik, kita mulai saja omong kosong ini,” ujar Marquis membuka pertemuan dengan tidak minat membuat para pegawai sigap membuka dokumen masing-masing. “Seperti yang kubicarakan semalam, kita akan membahas beberapa omong kosong yang sangat merepotkan. Tapi untuk sekarang, aku ingin mendengar bagaimana perkembangan kasus terduga korupsi yang dilakukan oleh kelompok Duke Grissham.” Cedric Holloway, Kepala Instansi Keuangan Kerajaan, berdiri, “Setelah ditelusuri, terdapat keganjilan dalam daftar arus keuangan di Bank Ophele dan Bank Highway. Data diri nasabah tidak menggunakan nama Duke Grissham, melainkan data diri palsu—setelah kami bicarakan dengan Black Guild, kami mengetahui bahwa itu data diri orang lain yang telah meninggal. Jumlah uang yang ditarik oleh nasabah itu sangat besar, sekitar satu koma enam milyar dollar. “Setelah penarikan uang tersebut, beberapa hari kemudian, beredar kabar bahwa perusahaan perkebunan dan tambang Duke Grissham yang telah bangkrut, mulai kembali beraktivitas. Kami meyakini bahwa beliau mendapatkan suntikan dana yang sangat besar sehingga dapat kembali membangun perusahaannya. Sekian dari saya.” Cedric Holloway duduk usai membungkuk singkat, mengakhiri laporannya. “Tidak ada laporan lain lagi?” tanya Marquis, manggut-manggut tak minat. Dereck Dempster, Kepala Instansi Perdagangan Kerajaan, berdiri, “Akhir-akhir ini diketahui adanya aksi ekspor dan impor illegal di beberapa pelabuhan kerajaan. Kapal-kapal dagang illegal berlabuh di Durham, Hexion, Norwich, dan Wakefield. “Aksi itu terjadi satu minggu yang lalu. Yang Mulia Ratu mengerahkan tim Mayor Jenderal Damarion untuk membantu pengamanan di Felsham, juga memerintahkan setengah dari tim tersebut untuk menginvestigasi perdagangan illegal yang saya sebutkan. Sejauh ini belum ada informasi atas perkembangan investigasi tersebut. Sekian laporan saya.” Marquis mendengus pelan seraya mengarahkan mata hitamnya kepada Carlos Harrison. “Harrison, apa pembelaanmu atas kacaunya pengamanan lautku?” Carlos Harrison, Kepala Instansi Pengamanan Kerajaan, berdiri dengan wajah kikuk ketakutan. “Mohon maafkan ketidakbecusan saya, Yang Mulia. Namun, saya meyakini pengamanan kelautan kerajaan sudah sangat ketat dengan hukuman meledakkan kapal asing illegal di tempat. Saya tidak menduga—“ “Ya, tapi faktanya kau tetap saja kecolongan. Durham, Hexion, Norwich, Wakefield; banyak sekali, wahai Tuan Harrison,” sahut Marquis sarkastik memotong begitu saja membuat Carlos mati kutu di tempat. Kepala Instansi Hukum dan Hak Asasi Manusia Kerajaan, Claudia Eckhart, mengangkat tangan seraya berdiri. “Permisi, izinkan saya untuk mengutarakan pendapat saya, Yang Mulia.” Marquis mengangguk tak peduli. “Terima kasih. Baik, akhir-akhir ini saya sangat terganggu dengan kasus penculikan dan perdagangan manusia yang terjadi di Felsham. Saya mengetahui kasus tersebut ditangani oleh Yang Mulia Ratu dengan sangat baik. Yang Mulia mengerahkan tim Brigadir Jenderal Albern untuk memata-matai pelaku, yang mana kita semua tahu bahwa tim tersebut merupakan tim terbaik kerajaan. “Pun hingga saat ini, belum ada perkembangan yang berarti. Saya khawatir bahwa kasus penculikan dan perdagangan manusia itu memiliki sangkut paut dengan dugaan korupsi Duke Grissham serta aksi perdagangan ekspor impor illegal tersebut.” Pendapat Claudia menggegerkan seisi meja. Tampak jelas tidak ada satu pun yang terpikirkan dugaan semacam itu. Bahkan Marquis dan Ian yang berwajah datar, kini rautnya sedikit berubah. Franklin Fitzgerald, Kepala Instansi Sekretaris Kerajaan, menyahut. “Bagaimana bisa kau menyimpulkannya demikian, Nona Eckhart?” “Pertama, kita semua tahu bangsawan yang menjadi pengikut Duke Grissham salah satunya adalah Count Jefford. Count Jefford memiliki perusahaan mebel dan kaca terbesar ketiga di Ophelia. Perusahaan tersebut sering melakukan ekspor ke luar kerajaan sehingga sering berhubungan dengan pedagang luar kerajaan. “Kebangkrutan Duke Grissham membuat beliau diduga meminta bantuan Count Jefford dalam memasok sumber daya untuk kebangkitan perusahaannya, usai menarik sejumlah uang di Bank Ophele dan Bank Highway. Karena Count Jefford tidak mungkin mengeluarkan terlalu banyak biaya untuk mengimpor sumber daya biji tanaman dan minyak, maka beliau pasti melakukannya secara illegal. “Selain Count Jefford, ada pula Count Flow yang memiliki perusahaan manufaktur berupa tekstil dan minyak. Beliau pasti memiliki andil dalam membantu membangkitkan perusahaan tambang Duke Grissham karena memiliki usaha perminyakan. Lantas, apa hubungan mereka dengan perdagangan dan penculikan anak di Felsham? Saya menduga bahwa kelompok ini memiliki pemasukan besar dari tindak kriminal tersebut. Maksud saya, dari mana Duke Grissham tiba-tiba mendapatkan uang sebanyak satu koma enam milyar dollar di saat perusahaannya sedang gulung tikar?”   Ian, si jenius alami sejak lahir, terkesan dengan Claudia. Sejak kecil, dia cukup sering mendengar betapa jeniusnya Claudia Eckhart. Perempuan termuda dalam kabinet instansi kerajaan tersebut sudah banyak menorehkan hasil kerjanya yang memuaskan. Ian tidak menyangka sejenius itulah Claudia. Kesimpulan yang ditarik oleh perempuan itu tidak terpikirkan sedikit pun oleh Ian. “Duke Grissham memiliki sejumlah aset turun-temurun dalam keluarga. Uang sebanyak itu tidaklah mustahil.” “Bukankah pelaporannya adalah seluruh aset tersebut dijual demi modal perusahaannya? Maka, pendapat Nona Eckhart menjadi masuk akal.” “Terlalu banyak bangsawan bermasalah di Ophelia.” “Saya mulai berpikir bahwa akan lebih cepat untuk mengerahkan Grand Duke Gilbert dalam mengatasi kasus perdagangan dan penculikan tersebut.” Marquis menghela napas panjang, menegur. “Diamlah kalian para orang tua. Harrison, Eckhart, duduk.” Teguran Marquis menghentikan kegaduhan di meja. Raja Ophelia tersebut masih memasang kesan tidak peduli seolah tidak menyetujui dugaan Claudia, berbanding terbalik dengan putranya. Hal ini menimbulkan sedikit kecanggungan di meja karena mayoritas kepala instansi setuju dengan dugaan Claudia. Ada juga beberapa yang merasa kontra dengan dugaan tersebut. Secara pribadi, Marquis berada di tengah pro dan kontra dengan dugaan Claudia. Dia cukup tahu mengenai kasus di Felsham. Justru, Marquis adalah orang pertama yang mengetahui kasus tersebut tepat setelah Grand Duke Lawshall mengajukan permohonan bantuan. Marquis sengaja melemparkan kasus itu ke Ian karena malas mengurusnya. Namun kemudian, Ian malah melemparkannya lagi ke Victorique. Marquis yakin sebelumnya Victorique tidak ingin mengurusnya. Entah bagaimana caranya, Victorique setuju dan Ian terbebas sepenuhnya dari kasus merepotkan itu. Jika para kepala instansi mengetahui hal ini, Marquis tidak akan bisa membayangkan betapa ramainya komplain mereka. Raja dan calon Raja mereka malas mengurus kasus keji dalam kerajaan. “Aku yakin anjingku pun tidak mau ikut campur ke dalam kasus Felsham,” ujar Marquis usai jeda hening yang cukup lama. Membuat seisi meja kembali geger. “Mengapa demikian, Yang Mulia?” tanya Claudia. “Dia lebih patuh dalam menuruti perintah merampas nyawa orang lain daripada melakukan investigasi kasus. Karena lebih mudah dilakukan.” Tiga puluh kepala instansi membatu di tempat. Meski sudah sering mendengar kekejaman Arthuria de Gilbert, mereka tidak pernah bisa beradaptasi dengan efek merinding yang menghinggapi diri mereka setiap kali mendengarkannya. Ya, siapa pula yang tidak merinding mendengar seseorang lebih ingin merampas nyawa orang lain daripada sekedar investigasi. “Secara pribadi, aku setuju dengan Nona Eckhart,” celetuk Ian memecah keheningan, membuatnya jadi pusat perhatian. Claudia membungkuk sejenak dalam duduknya, merasa terhormat. “Sebuah kehormatan bagi saya, Yang Mulia.” “Melihat fakta di lapangan, aku meyakini pendapat Nona Eckhart masuk akal. Katakan saja kita setuju bahwa demikian yang sebenarnya terjadi, lantas aku memikirkan beberapa cara untuk membuktikannya.” Marquis melirik putranya sinis. Merasa tidak terima dengan sikap Ian yang ikut campur dalam mengatasi kasus Felsham setelah anak itu justru melemparkan kasus tersebut ke Victorique. “Apa yang mau kau lakukan, anak bodoh?” “Diam kau, Raja Bodoh,” hujat Ian begitu saja di hadapan kepala instansi membuat mereka tercengang. Ian menoleh ke depan, menatap seluruh kepala instansi yang sama-sama memasang wajah kaget. “Pertama-tama, kita harus menyenggol perusahaan Duke Grissham. Perusahaan itu masih dalam tahap pembangunan kembali, jadi aktivitasnya belum signifikan. Para bangsawan yang menginvestasikan saham di perusahaan Duke Grissham harus dialihkan sehingga aktivitas keuangan perusahaan itu kembali naik turun. “Terkait Count Flow dan Count Jefford, mereka harus diinvestigasi secara terpisah dan dari belakang punggung Duke. Menurut pendapat Nona Eckhart, keduanya memiliki peran besar dalam menyokong Duke, jadi mereka harus dipisahkan dari Duke. Setelah Duke kehilangan penyokong terbesarnya, dia akan mulai menunjukkan diri aslinya dengan melompat ke dalam perdagangan manusia demi mencari sokongan dana. “Itu pun jika dugaan Nona Eckhart benar. Kita akan memberi jeda waktu satu bulan untuk melihat gerak-gerik Duke usai terputus koneksi dengan Count Flow dan Jefford. Dapat dipastikan kebersihan Duke bila setelah satu bulan berlalu, dia tidak menunjukkan diri di kasus Felsham.” Cedric Holloway manggut-manggut paham, setuju. “Ide bagus, Yang Mulia. Dengan cara itu, selain meminimalisir korban dan kecurigaan Duke terhadap instansi kerajaan, akan lebih mudah untuk menangani dua kasus ini. Sembari mengawasi gerak-gerik Duke, ada juga petunjuk dugaan bahwa kasus Felsham ada sangkut pautnya dengan kasus Duke. Setidaknya sedikit memudahkan tim Brigadir Jenderal Albern dalam investigasi.” “Begitulah. Berhubung investigasi Albern belum ada kemajuan setelah dua minggu dikerahkan, dengan adanya dugaan ini, mungkin mereka akan menemukan kemajuan. Kita harus terbuka pada semua kemungkinan yang ada,” tukas Ian dengan seringai kecil membuat Marquis jengkel ingin mencekiknya. “Bagaimana, Yang Mulia? Apakah akan dijalankan sesuai metode yang diajukan Yang Mulia Pangeran?” tanya Ronald kepada Marquis. Marquis mengembuskan napas lelah. “Lakukan saja. Cara apa pun yang terpikirkan oleh kalian, kusetujui, asal memudahkan istriku. Kalian mengerti?” Seluruh kepala instansi membungkuk hormat kepada Marquis, pertanda memahami dan menyetujui. Pada akhirnya, semua berjalan sesuai dugaan mereka. Pertemuan ini diadakan demi memudahkan Victorique dalam mengatasi kasus Felsham. Sepanjang sejarah Kerajaan Ophelia, baru kali ini ada Raja yang mengadakan pertemuan di pagi buta, merepotkan seluruh kepala instansi, demi memikirkan metode pintas untuk membantu Ratu. Ya, Ian pun sudah menduganya pula. Makanya, Ian super jengkel. Marquis tidak mau mengatasi kasus Felsham, melemparnya ke Ian begitu saja. Ian yakin bila dia tidak melemparkannya lagi ke ibunya, Marquis tidak akan mau mengadakan pertemuan pagi buta ini. TO BE CONTINUED[Raja terbucin jatuh kepada Marquis de Bloich]
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD