Maura membeku di tempat. Gara tahu ada yang salah dengan istrinya, tapi Maura tidak mengucap apa pun. Pandangannya hanya tertuju ke arah suami Tante Indah, dan semua sisi seolah gelap tanpa cahaya. Pria itu .... “Jika kamu ada masalah, kita bisa pulang.” Maura menarik napas dalam-dalam. Jika dia pulang, maka semuanya akan tampak lebih jelas. Bukankah Gara mengatakan jika hubungan Tante Indah dengannya cukup baik? Dia tidak ingin merusak segalanya, apalagi jika sampai Omah Ririn tahu siapa dia sebenarnya. “Aku tidak apa-apa, hanya sedikit gugup.” Dia kembali melangkah, tangan kanannya mencekram lengan Gara dengan sedikit erat. Semakin dekat, debaran jantung Maura semakin kencang seolah dia tengah melangkah menuju ke nerakanya sendiri. “Ini istrimu, Gara? Wah ... cantik sekali!” Tant

