Gara tidak mengatakan apa pun setelahnya, membiarkan Maura mengganti pakaian di dalam ruangan walk ini closet dan saat Maura keluar, Gara sudah tidak ada di dalam kamar. Maura menghela napas panjang, di sungguh tidak ingin diganggu saat ini. Saat dia baru saja membaringkan tubuhnya di sofa, pintu kamarnya diketuk dengan seseorang. “Nyonya, apa saya bisa masuk?” “Masuklah,” ucap Maura dengan lemah. Itu adalah Candra, yang datang dengan membawa dua pelayan bersamanya. Salah satu dari mereka membawa troli saji dan menata hidangan makan malam di meja kamar. “Nyonya, saya mendapat perintah dari Tuan Gara untuk memastikan anda makan malam dengan benar. Saya juga membawa obat anda.” Maura bangkit, dia mengulurkan tangan ke arah Candra. “Kemarikan saja obat itu! Aku sedang tidak ingin ma

