Gara berdehem keras untuk mencegah pembicaraan lebih jauh lagi. Sepertinya jika diteruskan, maka akan menyentuh garis berbahaya. Di saat mereka sedang makan bersama dan hampir menyelesaikannya, Arjun datang dari arah pintu utama. “Selamat pagi, Omah, Maura!” sapanya dengan sangat bersemangat. Dia menarik kursi dan langsung duduk persis di depan Muara. “Selamat pagi, Bos.” Gara hanya meliriknya sekilas dan mengacuhkan Arjun. “Dokter Arjun, mari kita sarapan bersama!” “Terima kasih, Omah. Tapi aku sudah melakukannya tadi.” Arjun sedang tidak memakai baju resmi hari ini, dan tumben sekali dia datang kemari? Maura menatapnya terus menerus dengan memasukkan suapan demi suapan. “Lihat piringmu!” ucap Gara tiba-tiba. Maura menoleh ke arahnya, lalu melihat ke isi mangkuk. Dia sampai

