bc

TAKDIR CINTA YANG MEMBAWA LUKA (Kisah Anggasta dan Megumi)

book_age18+
128
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
HE
second chance
boss
drama
campus
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

“Kamu memang pengecut ! kamu enggak pantas hidup apalagi menjadi ayah dari seorang anak, bagiamana mungkin kamu bisa memberikan seorang anak cinta saat kamu sendiri enggak bisa mencintai diri kamu sendiri” ujar Megumi, sambil menatap Anggasta penuh kekecewaaan.

“Jangan ajarkan aku tentang Cinta, karena selama ini aku sudah hidup mencintai banyak orang, hanya penghianatan yang aku dapatkan, jadi aku tanya apa maksud mu dengan bersikap so pahlawan menyelamat ku hingga membuat aku selamat, APA ?!” tanya Anggasta, dengan tatapan tajamnya.

---

Anggasta Elang Daniswara dan Megumi Fayola, adalah dua orang sahabat yang takdir pertemukan untuk saling mengobati luka yang mereka miliki, kehidupan keduanya sebagai seorang sahabat sudah sangat akrab. Anggasta yang tumbuh dengan kisah kehidupannya yang jauh dari keluarga harmonis membuat dia tumbuh menjadi sosok ada yang kesepian, dia selalu mencari pelarian untuk mengobati perasaannya yang sudah terluka karena orang tua dan kekasihnya. Beruntung selalu ada Megumi yang ada didekatnya, meskipun kadang perempuan itu selalu terlambat karena Anggasta selalu berbuat nekat untuk menumpahkan seluruh rasa sakitnya

Hingga akhirnya semua berubah saat sebuah kesalahan membuat Megumi harus hamil anak dari sahabatnya sendiri. Namun, demi menjaga hubungan mereka tetap baik, Megumi memilih merahasiakan semuanya, karena dia tidak ingin karena kehadiran anaknya, hubungan persahabatannya bersama Anggasta akan merenggang. Akankan Anggasta tahu siapa ayah kandung dari anak Megumi, jangan lupa untuk selalu membaca ceritanya…

chap-preview
Free preview
#R – Namanya Adalah Anggasta Elang Daniswara
Anggasta Elang Daniswara, dialah tokoh bos dingin dengan ketampanan yang dia miliki. Dia seakan memiliki auranya sendiri yang bisa membuat orang lain tertunduk bahkan hanya karena melihat tatapan matanya. Namun, orang – orang tidak tahu luka apa yang pernah dia lalui hingga membuat sosoknya menjadi sedingin itu. Anggasta terlalu pandai bersembunyi di balik topeng dinginnya. “Berhenti, mulai sekarang aku meminta kalian semua berhenti menyelidiki semua hal yang berhubungan dengan perempuan itu, karena aku tidak ingin mengetahui apapun tentangnya lagi” ujar Anggasta, pada seseorang yang beberapa bulan terakhir sudah dia perintahkan untuk menyelidiki kekasihnya yang tiba – tiba pergi meninggalkannya. Mendengar permintaan Anggasta, orang itu langsung berlalu keluar. Namun, tidak lama pintu ruangannya kembali terbuka. Tubuh Anggasta seketika langsung menegang, rahangnya langsung terlihat mengeras, tatapan matanya terlihat sangat tajam melihat sosok yang saat itu baru saja masuk ke dalam ruangannya dengan senyuman manis tanpa rasa bersalah sedikitpun. “Sayang, bagaimana jika suami mu tiba – tiba datang dan melihat kebersamaan kita di sini dalam keadaan tanpa sehelai benang pun seperti ini ?” tanya sosok laki – laki yang saat itu sedang bermesraan bersama ibunya. “Dia sedang pergi ke luar negeri dan pulang minggu depan” jawab ibunya dengan suara pelan menggoda. Anggasta, diam berdiri diambang pintu menatap apa yang sedang ibu kandungnya lakukan bersama laki – laki yang tidak dia kenal dan Anggasta yakin dia masih anak kuliahan. Dia yang saat itu masih berusia 15 tahun menatap sikap ibunya yang terlihat seperti seorang jalang, tatapan matanya sungguh tidak bisa didefinisikan. Hingga akhirnya ibu Anggasta menyadari keberadaan anaknya dan langsung mendorong tubuh laki – laki itu dari atas tubuhnya kemudian terburu – buru menutupi tubuhnya yang tidak menggunakan sehelai benangpun. “Dasar p*****r…” gumam Anggasta, sambil membanting pintu kamar kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar ibunya. “Apa kekasihmu sudah mulai merengek karena kehabisan uang, jadi kau datang untuk meminta bagian mu lagi ?” tanya Anggasta, dengan wajah dinginnya sambil menatap sosok wanita yang sudah melahirkannya ke dunia. “Sayang, aku ini ibu mu, bisakah kamu bicara lebih lembut pada ku” ujar Lisa, ibu kandung Anggasta. “Aku tidak pernah meminta terlahir dari seorang ibu yang berkelakuan seperti jalang, jika saja aku bisa meminta kepada tuhan lebih baik aku tidak pernah dilahirkan jika harus di takdirkan menjadi anak dari perempuan seperti mu” ujar Anggasta, berhasil membuat sosok perempuan dihadapannya langsung menoleh dan menatap Anggasta dengan tatapan tidak percaya. Anggasta mengeluarkan segepok uang dengan kasar diatas meja kerjanya, melihat hal itu Lisa langsung mendekat dengan senyuman yang terlukis dari bibirnya. Sementara Anggasta hanya bisa memalingkan wajah karena dia sudah benar – benar lelah menghadapi sikap ibunya. “Itu adalah uang terakhir yang akan aku berikan kepada mu, karena uang yang selama ini kamu terima adalah pembayaran yang aku berikan untuk seluruh saham mu di perusahaan ini, dan itu adalah pembayaran akhirnya, jadi setelah ini kamu tidak punya bagian lagi dan tidak punya lagi alasan untuk datang dan meminta uang lagi kepada ku” ujar Anggasta, sambil menatap Lisa dengan wajah dinginnya. Sementara Lisa, tentu saja dia merasa kaget dengan apa yang anaknya katakan, selama ini dia pikir seluruh uang yang dia terima memang bagiannya, tapi ternyata semua itu adalah uang yang Anggasta berikan untuk membeli sahamnya, dan saat itu Lisa sadar jika dia sudah tidak punya apa – apa. “Apa maksud kamu ?!” ujar Lisa dengan suaranya yang mulai terdengar meninggi. “Kamu enggak bisa bersikap kaya gini sama Mamah Angga, kamu keterlaluan” lanjut Lisa, sambil mengebrak meja. Namun, saat itu Anggasta memilih diam dan tidak peduli sama sekali, bahkan ketika ibunya sedang marah dihadapannya, laki – laki itu malah menghubungi security untuk datang dan membawa ibunya pergi. Saat itu, Lisa marah besar, tapi Anggasta memilih bersikap acuh seakan tidak peduli sama sekali. Namun, saat perempuan itu sudah benar – benar keluar Anggasta langsung menyandarkan punggungnya di kursi putar. Ada helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya. “Udah sepantasnya lo memperlakukan dia kaya gitu Angga, sejak dulu harusnya lo buat dia sadar kalau dia udah bukan siapa – siapa lagi buat lo” gumam Angga, dengan mata terpejam. Kenyataannya, sekejam – kejamnya sikap Anggasta kepada Lisa, tapi dia masih sering di landa perasaan sedih ketika menunjukan sikap kejamnya itu, sekalipun dia selalu berusaha tidak peduli kenyataannya dia sangat merindukan sosok ibunya. Namun, Anggasta sadar bahwa kehidupannya sebagai seorang anak tidak akan menemukan kisah indah bersama kedua orang tuanya yang sudah hancur bahkan sejak awal pernikahan mereka. “Kalau sebenarnya lo gak mau memperlakukan Ibu lo kayak gitu, kenapa lo lakuin ?” suara lembut yang terdengar bersamaan dengan sebuah pijatan lembut di pundak Anggasta berhasil membuat matanya yang sejak tadi terpejam akhirnya terbuka. “Kapan lo masuk, ko gue enggak denger elo buka pintu” ujar Anggasta, sambil menegakan posisi duduknya ketika dia melihat sosok sahabatnya yang sedang berdiri di belakang kursi putra yang sedang dia duduki. Melihat Anggasta yang mengabaikan kata – katanya, sosok itu mencebikan bibirnya sambil sedikit menahan senyuman. Karena saat itu dia seakan sudah terbiasa dengan sikap Anggasta yang selalu berpura – pura padahal sangat peduli seperti yang saat itu sedang dia lakukan. “Anggasta Elang Daniswara, namanya keren, dan orangnya cool, tapi sayang tukang bohongin diri sendiri” gumamnya, sambil mendudukan tubuhnya di kursi yang ada di hadapan meja kerja Anggasta untuk menerima orang yang datang untuk berdiskusi dengannya. “Lo harus inget, biar gimanapun, dia tetep Ibu kandung lo, seberapa usahapun elo buat enggak peduli sama dia, tapi perasaan lo gak bisa bohong kalau lo akan tetep peduli sama dia, lo harus inget kalau darah lebih kental dari pada air, dan hubungan darah antara elo sama dia enggak akan bisa terputus gimanapun caranya” lanjutnya lagi, sambil tersenyum kecil. Mendengar perkataan orang dihadapannya, Anggasta melirik sekejap orang itu. Kemudian, dia mendengus karena merasa apa yang dia katakan semuanya benar. Sementara itu, orang di hadapannya hanya bisa terkekeh dengan respon yang Anggasta tunjukan. “So tahu lo” ujar Anggasta, sambil berpura – pura sibuk membuka beberapa berkas yang saat itu ada di mejanya padahal berkas itu sudah selesai dia periksa. Melihat Anggasta yang seperti sudah berhasil tertangkap basah, sosok orang itu tertawa dan hal itu berhasil membuat Anggasta semakin kesal dengan kehadirannya. “Pulang sana, lo ganggu kalau dateng cuma buar koar – koar dengan kesotauan lo itu” ujar Anggasta, sambil berusaha kembali fokus menatap kearah layar leptopnya. “Novel gue laris manis, gue dapet bayaran gede dong, tadinya gue dateng mau nawarin traktiran, tapi berhubung lo usir gue yaudah” ujarnya, sambil bangkit dari posisi duduknya. “Baso kesukaan gue” ujar Anggasta, yang tiba – tiba berjalan lebih dulu. Melihat kelakuan Anggasta, dia hanya bisa terkekeh. Padahal, laki – laki itu jelas lebih memiliki banyak uang dibandingkan dirinya, tapi Anggasta selalu menerima trantiran darinya seakan Anggasta karyawan yang kehabisan uang diakhir bulan. Terlebih dengan jabatannya sebagai seorang CEO di perusahaan besar, yang kebiasaannya makan di restoran berbintang bersama rekan kerjanya tapi saat di traktir dia hanya akan meminta bakso. “Gue gak akan biarin elo lebih kaya dari pada gue, jadi kalau lo dapet bayaran gede, jelas harus gue porotin” ujarnya, saat mereka sedang berada di dalam lift untuk turun ke lantai bawah. Mendengar perkataan itu, seketika Megumi terkekeh mendengarnya. Sahabatnya itu memang tidak pernah berubah sejak dulu, setinggi apapun jabatannya, dia tetap menjadi teman kecilnya yang menyebalkan, teman kecilnya yang selalu mendukung dengan caranya sendiri. “Seenggaknya kalau kekayaan lo gak melebihin gue lo gak akan tinggalin gue, karena kalau duit lo udah nipis lo bakal dateng nyamperin gue, jadi sampai kapanpun lo gak akan bisa hidup tanpa gue” lanjut Anggasta, dengan wajah datarnya. Mendengar kalimat itu, seketika Megumi langsung memukul pundak laki – laki itu. “Sialan lo” ujar Megumi, dan Anggasta hanya tersenyum kecil menanggapinya. Megumi Fayola, adalah sosok gadis yang tidak pernah berjuahan dengan Anggasta, sejak dulu mereka dua sahabat yang kesolideritasannya tidak pernah bisa di ragukan, bahkan saat mereka masih sekolah teman – teman mereka lebih banyak mengira jika mereka berpacaran padahal aslinya tidak. Sejak kecil mereka tumbuh bersama saling menguatkan satu sama lain, dan semua itu berlanjut sampai mereka tumbuh dewasa.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

After That Night

read
9.0K
bc

The CEO's Little Wife

read
629.8K
bc

BELENGGU

read
65.0K
bc

Revenge

read
17.8K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
8.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.4K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook