3. Es beku

1025 Words
"Papamu itu bohong Sayang, Paling tante yang cantik ini mau di omelin sama papa, mending jangan pergi ya Sayang. Tante mohon, selamatkan tante cantikmu ini dari amukan monster?" Ujar Jesika dengan nada memelas "KAU ini yaaaa," Kedua tangan Ando di angkat ke atas seakan - akan pria itu tengah menahan gemas pada sosok Jesika, Ando sungguh tidak habis pikir, saat melihat kelakuan sekertarisnya yang terkesan begitu berani pada dirinya. Jesika yang tahu terdiam sambil menggigit gemas kuku jarinya, Karena rasa cemas dan gugup dihati kecilnya itu. ***** "Astaga Jesika, kau ini memang berniat ingin membuat es beku itu mengamuk ya," Batin Jesika sambil meremas kedua tangan mungilnya karena gugup. Sedangkan Tania segera turun dari gendongan Ando, Sambil menahan tawa saat melihat tingkah laku kedua orang dewasa itu. "Tante. Tante, jangan takut sama papa. Papa Tania itu baik tahu," Kata Tania dengan wajah imutnya itu. "Baik dari mana Sayang, mukanya saja yang tampan tapi hatinya seperti es beku." Lagi dan lagi seorang Jesika berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu, membuat Ando sampai mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang siap meledak kapan saja. Ando yang mendengar ucapan Jesika tentu saja melotot ke arah Jesika penuh rasa kesal dan amarah dihatinya. "Kau bilang apa? Aku es beku? Kau ini ya," Ando berjalan ke arah Jesika dengan tatapan menusuknya. "Ma---af Pak hehehe, Mak--sud saya bukan bapak. Tapi tembok ruangan bapak ini," Kata Jesika sekali lagi, gadis itu bahkan berbalik fakta yang sebenernya. "Kau itu ya. Awas saja akan aku beri hukuman nanti," Kata Ando dengan nada mengancam." Sayang, kau ke ruangan tantemu dulu ya. Dan ya, bilang pada tantemu untuk se...!!! Ckreekkk Pintu di ruangan ini dibuka, membuat Ando menghentikan kata - katanya. Terlihat Melodi, adik dari Ando berada di depan pintu, sambil memanggil sang ponakan kecilnya itu. "Sayang. Ayo kita pulang," Suara lembut Melodi membuat ketiganya menoleh ke asal suara itu. Membuat Tania, Ando dan jesika menatap ke arah pintu. Terlihat sekali jika Melodi tengah berjalan mendekati mereka. "itu kan nona tadi? OMG. OMG. OMG, habislah kau Jesika, matilah kau hari ini. Ternyata dia ini adalah adik Pak bos, Pantas saja jutek dan dingin begitu. OMG," Pikir Jesika dengan nada pelan. Tidak disadari oleh Jesika, bahwa Melodi tentu saja mendengar setiap perkataannya itu. "Mel. Kau tadi ke kantor, kenapa tidak langsung menemui kakak?" Ando berjalan menghampiri sosok Melodi sambil memeluk sang adik satu - satunya itu. "Tante. Tante," Panggil Tania sambil berlari memeluk paha mulus Melodi yang berdiri dengan anggunnya. "Maaf kak, aku sibuk tadi di ruangan kerjaku makanya tidak menemui kakak. Ngomong - ngomong dia sekertaris kakak yang baru?" Tanya Melodi dengan wajah datarnya. "euhmm. Tapi, dia baru saja bekerja hari ini. Tapi sudah membuatku darah tinggi di hari pertama dia kerja saja diriku dibuat emosi," Ujar Ando menatap sinis pada sosok Jesika. "Bukan saya Nona yang salah. Itu pak Ando salah sendiri kenapa ia harus bersikap seperti manusia beku begitu," Balas jesika dengan nada santai tanpa ada rasa takut sedikitpun. "Lagi-lagi kau bilang aku es be..!! "HENTIKAN. HENTIKAN, kenapa kalian jadi berantem begini," Kata Melodi sambil menghentikan adu mulut Keduanya." Dan ya, aku mau pulang dulu kak pekerjaanku di sini sudah selesai," Pamit MELODI yang berusaha untuk menahan rasa letih, karena lelah dengan pekerjaannya sebagian direktur untuk membantu sang kakak tercinta. "iya. Hati-hati ya, Oh ya kakak cuman mau bilang jika kakak baru saja memberikan dirimu sebuah mobil sport terbaru yang baru di launching hari ini, Kakak yakin kau pasti akan suka dengan pemberian kakak ini." Ujar Ando dengan senyum manisnya yang hanya untuk sang adik kesayangannya itu. Jesika yang mendengar mobil sport terbaru yang di belikan secara cuma-cuma pun sampai tergagap lebar karena tidak percaya akan hal yang baru saja ia dengar itu. "Gila. Ini kepala batu kenapa sekaya ini, semua saja bisa ia beli. Kenapa gak sekalian saja dia beli semua yamg ada di dunia ini," Sinia Jesika dengan nada pelan tapi mampu di dengar oleh sosok Ando. "Kau bilang apa? Hah.. Kau ini ya," Ando menatap tajam sosok Jesika, pria itu bahkan sampai menahan rasa gemas pada tingkah laku gadis itu. Ingin sekali Ando mencekik Jesika jika hal itu diperbolehkan. Lain dengan Jesika yang melihat ekspresi Ando sampai menundukkan kepalanya, karena rasa takut saat melihat tatapan setajam erang milik Ando pada dirinya. "Benarkah kakak? Waah.. Thank you. Aku sayang kakak," Melodi bahkan sampai mencium kedua pipi Ando dengan kedua mata berbinar - binar, siapa yang tidak akan senang jika mendapat hadiah mobil baru keluaran terbaru lagi. "Ur welcome, apapun yang aku miliki akan sama dengan yang kau dapatkan, Dan. Sekarang imbalan yang pagi itu sudah kakak kabulkan. Impas bukan?" Kata Ando dengan binar wajah yang terlihat semakin tampan saja. "APA?" Melodi tentu saja tersentak kaget saat mendengar perkataan Ando, Melodi kira Ando memberikan mobil baru pada dirinya secara cuma - cuma tanpa mengungkit kata imbalan tadi pagi itu," Oh tidak-tidak kakakku Sayang, aku tidak meminta mobil pada dirimu, tapi ya. Karena kau sudah memberikannya ya aku terima, tapi memgenai Imbalannya masih akan aku pikirkan," Ujar Melodi dengan senyum manis tapi terkesan meledek bagi ando. "APA?" Nada tinggi Ando yang tengah menahan kekesalannya itu," ya sudah, kau ingin perhiasan baru atau?" Nada Ando terkesan membujuk karena pria itu sedikit takut jika MELODI meminta yang tidak-tidak. Karena tahu kebiasaan adik satu-satunya itu. "No. No, kakakku Sayang, Semua itu bisa aku beli sendiri dengan uang kantor. Kakak lupa akan hal itu," Balas Melodi dengan kekehan gelinya sambil menaik turunkan alisnya. "Kau ini paling bisa mengelabui kakak," Gerutu Ando dengan mimik wajah kesal. "Huh. Dasar, semuanya selalu mau menang sendiri, Tapi ngomong - ngomong sifatnya sama saja jutek begitu, Adik dan kakak sama saja," Omel Jesika tanpa melihat sekeliling terlebih dahulu. Melodi yang mendengar tentu hanya diam saja sambil menatap datar pada sosok Jesika yang cerewetnya tidak karuan itu. "Sayang, cium papamu dulu gih. Sebelum kita pulang, Sana," Perintah Melodi dituruti oleh Tania. "Baiklah Tante, Papa muach... muach..," Tania berlari dan tidak lupa mencium Ando di kedua wajah tampannya Ando saat pria itu tengah membungkukkan tubuhnya, sehingga membuat Tania sang princessnya dapat mencium dirinya dengan mudah. Tania dan Melodi melambaikan tangan pada Ando dan berjalan pergi meninggalkan ruangan pria itu. Meninggalkan Jesika dan Ando di dalam ruangan. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD