Dua puluh tujuh

1533 Words

"An, kamu udak cukup susah dengan kelihatan deket sama aku. Sekarang kamu malah jelas-jelas ngebelain aku di depan banyak orang. Nanti semua orang akan mulai ngomongin kamu, An. Aku enggak mau kamu terlibat sama masalah aku semakin banyak dan semakin jauh." Mengerjap pelan, Ana memperhatikan bagaimana gelisah nya Nadia semenjak meninggalkan kantin. Uniknya, bukannya memikirkan diri sendiri, Nadia menjadi kalut karena memikirkan Ana akan terlibat masalah karena sudah membela dirinya. Nadia yang lebih memikirkan orang lain seperti itu dan tidak mempedulikan dirinya sendiri, bagaimana bisa orang seperti ini di cap sebagai seseorang yang jahat? "Nadia, kamu enggak mau duduk? Aku liatnya pusing karena kamu dari tadi mondar-mandir terus," tanya Ana. Saat ini mereka sedang berada di taman bel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD