Bergegas keluar dari dalam rumahnya, Anaphalis kemudian terhenti tepat setelah membuka pintu. Pandangannya lurus pada Deanova yang melambai dengan senyum secerah iklan pasta gigi. Pria itu hanya duduk di atas motor, helm full face yang tadi dikenakannya sudah terlepas dan kini bertengger di atas tangki motor barunya. "Deanova, kan?" Pertanyaan lucu yang diutarakan oleh Ana itu membuat Deanova tertawa geli. "Memangnya, lo kenal orang lain yang mukanya sama kayak gue?" tanyanya dengan decakan keras. Kini Ana yang tertawa, satu tangan cantiknya menutupi mulut sambil langkah kakinya berjalan mendekati Deanova. "Tapi ini motor siapa?" "Motor gue dong. Masa gue bawa motor orang?" Memiringkan kepalanya, Ana bergerak lebih dekat demi bisa memperhatikan motor yang dikendarai oleh Deanova de

