KOMPETISI

1000 Words
Aris masih penasaran dengan identitas Evi yang sulit untuk dikorek. Akan tetapi dari ciri-ciri ada kesamaan. Besok ia akan menanyakan sama teman-temanya sewaktu kecil yang pernah kenal sama Evi. Setelah pulang dinas, Aris istirahat karena hari hujan ia tidak latihan atau olah raga. Teman sekamarnya sedang asyik chat di group. Membahas KOWAD bermata sipit yang cantik tapi jutek. Sementara itu teman sekamar Evi sedang membahas tentang Aris, pria macho yang banyak di sukai wanita dan KOWAD di kesatuan."Ah biasa saja sepertinya!"masa sih,"kapten gak kepincut!"hahaha saya saja tertarik, cuma saya sudah di jodohkan sama Pariban saya di kampung!" Aris mengirim foto Evi yang sekarang dengan foto mereka dulu ke teman-temanya waktu tinggal di Asrama."Hahaha rasain lo Ris ketemu lagi sama si julit!"Bener gak sih itu Evi yang di asrama kita dulu?"Nama bokapnya sih sama Supardi!"Mereka chat berlima, semua menyatakan Evi yang sekarang mirip dengan Evi, musuh bebuyutan mereka dulu. "Ris, gantian lo kerjain saja tuh Evi!" "Lo kesini kek main ke asrama ku, pura-pura surve atau jadi tamuku, biar yakin itu Evi target kita atau bukan!" oke deh Sabtu gue ke sana!"Aris sekarang malah bingung cari cara supaya bisa dekat sama Evi. Fredy yang dijuluki playboy wanita malah mengejek Aris."Ntar lo malah jatuh cinta beneran sama Evi!" Setelah bekerja dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. Saatnya libur hari Sabtu. Aris sudah punya rencana mengundang teman lamanya saat tinggal di Asrama yang bergelar playboy, Fredy pria nyentrik keturunan Belanda dan Timor Lestle ini berwajah tampan akan tetapi terlalu sok banyak milih. Ke asrama bawa tongkrongan kerenya mobil sport keluaran terbaru. Maklum sekarang ia mempunyai usaha furniture kelas atas. "Ntar lo liat ya gue mau kompetisi karate, Evi juga ikut!"Waoo..bakal seru ne!" Hari yang ditunggu-tunggu para prajurit tiba, babak penyisihan kompetisi di kesatuan di mulai jam 15.00. Yang menang akan ikut kompetisi tingkat. nasional yang diikuti prajurit dari semua angkatan "Semangat bro!"Fredy memberi semangat penonton boleh dari luar asal mempunyai identitas jelas. Pendukung Aris, pria berambut cepak anak buahnya. Sedangkan pendukung Evi para KOWAD. Babak penyisihan grup A tinggal Evi dan Ayu. Sedangkan babak penyisihan grup B tinggal Aris dan Pandu. Saat nya di adu silang untuk menguji kecekatan. karena yang akan dikirim nanti satu wanita dan satu pria. Masing-masing pendukung sudah heboh. ketika Evi masuk area pertandingan para pendukungnya sudah berteriak. Di TNI wanita dan pria sama saja, tidak dibedakan. "Evi...Evi...Evi.., go..go..go...!" Dikubu Aris pun tidak kalah hebohnya mereka berteriak menyemangati jagoanya. "Aris...Aris..Aris..., sikat...sikat ..habis!" para pendukung mempunyai yel-yel masing-masing."Ayo kapten Evi jangan mau kalah sama Kapten Aris!"Teriakan dari pendukung Evi. Prajurit cowok pendukung Evi mulai ngaco berteriak."Ayo Kapten Evi kalau menang kita ke KUA!"Pendukung Aris yang berjenis kelamin wanita tidak mau kalah memberi suport"Ayo kapten Aris, kalau menang aku rela di madu!" Evi dan Aris di panggil ke arena bertanding. Dua jagoan sudah siap dalam fudo dachi( kuda-kuda),"Ayo kapten Evi kasih gyaku tsuki( pukulan balasan),teriak pendukung Evi. Sementara pendukung Aris tidak kalah histeris."Ayo ayang Aris semangat, kasih geri(tendangan)."Ayo cintah Evi jangan kasih kendor, gamael(tarik) banting terus ke penghulu!" "Suporter ada yang memakai bahasa istilah di karate, ada juga yang memberi suport gombal. Awal Evi kalah, ke dua Evi menang. Saat yang menentukan, membuat penonton deg-deg-an. Ferdy yang melihat pertarungan Evi dan Aris, semakin optimis, Evi yang sekarang sedang bertempur dengan Aris adalah Evi yang dulu teman waktu kecil di asrama tentara. Fredy melihat ada tanda hitam di tangan kanan Evi. Saat pengumuman pemenang mereka tegang, Fredy akan mentraktir Evi kalau dia menang. Rambut Evi acak-acakan baju karatenya atau(karatega)berantakan. Mereka seri sama-sama kuat dan tangguh. Seleksi terpilih 2 orang adalah Kapten Aris Prasetyo dan kapten Evi Nur Astuti. Juri mengumumkan mereka akan dikirim ke Bandung untuk kompetisi. Walaupun masih seleksi, uji kompetisi tadi sore membuat badan Aris ngilu. Tendangan dan bantingan Evi lumayan sadis. Ia ingat Evi yang dulu dilatih oleh bapaknya sendiri yang kebetulan bapak Evi pelatih Karate. Tendanganya mirip dan bantinganya dulu membuat dirinya nangis. Dulu kalau berantem anak-anak kolong di asrama gila-gilaan. Sudah di hukum tiap hari sama bapaknya, tapi gak kapok juga."Hey bro ngapain lo senyum-senyum sendiri?"gue ingat di asrama dibanting Evia!"hahaha..jadi lo tadi balas dendam ya?"tau deh Evi biasa-biasa saja sepertinya!"kita undang Evi yuk!"lo deketin dia, lo pura-pura suka sama dia!"emang lo yakin dia teman kita waktu di asrama?" Sejak lo kirim foto malam itu, gue langsung tanya ke teman gue yang ahli IT. Apalagi identitas nya sama. Nama nya dan nama bapaknya sama!"fix dong dia Evi yang jutek dulu, ditambah lagi tuh tangannya ada tanda hitam bulat sebesar kelereng!"sama tuh, diatas bibir ada tahi lalatnya!"apa musti tes DNA juga!"hahaha sialan lo!" Coba lo undang makan malam Evi biar kita bisa lihat lebih dekat!"pasti berubahlah, dulu rambutmu kayak supermi, makanya panggilan lo Fredy supermi!"hahaha sialan lo ngingetin jaman gue dekil dulu!"nah lo dipanggil Aris triplek."Tapi mulut lo hati-hati, jangan sampai ketauan kita ini musuh dia waktu kecil!"oke siap ndan !" "Gimana kak bertarung dengan cowok ganteng?"teman sekamarnya menggoda Evi,"sial gak mau ngalah juga tuh cowok!"hahaha...sudah dibanting juga, masih kuat saja!"dibanting diranjang penganten baru nyerah dia!"hahaha...cerdas juga kamu!"Kamu punya dress gak?" hah...buat apa kak!"undangan dinner!"cie...cie ...undangan dari siapa kak?" "Baca tuh!" Evi menyuruh temanya membaca undangan dari pengusaha tajir melintir dan Aris!"hah...aku diundang juga kak?"aku jadi tersanjung...oh cinderella kamu harus pulang tepat waktu jam 12 teng ya!"Butet naman panggilan teman sekamar dari Medan, nama aslinya Mardalena, berwajah seperti blasteran, rambut sedikit merah sering ditegur sama komandanya dikira rambutnya dicat, padahal asli dari turunan keluarganya. "Wah gimana dong kak?"masa dinner musti pakai dress!"Kalau dikejar guk-guk gimana coba?"kita sewa saja yuk kak ke salon!"masih ada waktu dua jam!"oke meluncur kita!" Dengan semangat juang yang tidak pernah menyerah, Butet dan Evi mencari salon yang menyewakan dress. Secara acaranya di Hotel berbintang di kota Semarang. "Mbak tolong rias kami seperti Cinderela!" Tukang rias menahan tawa, mendengar logat Butet. "Aku yang simple saja mbak!"Evi minta di rias ala kadarnya saja."Aduh pakai kayak gini ribet ya?"Evi yang dari dulu berpakaian celana pendek atau celana panjang jadi kaku memakai dress."coba kakak jalan!"gini kak, Mardalena berjalan bak peragawati papan atas."Nah gitu kak, sudah mulai luwes.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD