2. Garis Pirang?

1144 Words
"Tante Dinda ada nggak, Mbak?" tanya Rachel pada pelayan kasir. Rachel Pov. "Nggak ada, Chel. Baru pulang," ucap Mbak Dona yang membuatku sedikit berfikir. Janjian dengan sahabat lucknut jam 8, baru jam 7, ngasir ah. "Mbak Dona bantuin yang lain dulu, Rachel mau jadi kasir," ucapku yang langsung diangguki Mbak Dona. Emang udah biasa sih gue disini, dibagian kasir cuma buat ngisi waktu kosong. Kalo sampe Tante Dinda tau, alamat gue bakal kena khotbah Bunda. Big no! Setengah jam gue jadi kasir, ada aja godaannya. Minta nomorlah, nanya nama lah, itu lah, ini lah, buat gue emosi. Jadi pelayan aja lah. "Mas mau kemana?" tanyaku saat melihat Mas Eko dan Mbak Dina yang membawa makanan. "Nganterin pesenan," jawab Mas Eko. "Mbak Dona gantiin Rachel sini. Males sama pembeli yg rempong," ucapku menghampiri Mbak Dina dan kangsung mengambil alih nampan yang Mbak Dona bawa lalu mengikuti kemana Mas  Eko pergi. "Ini tuan hidangannya," ucap Mas Eko pas udah nyampe. "Adek?!" Mati kau Chel mati! Khotbah lo khotbah. Bundaaa...! Tolonglah anakmu ini.... Innalillahi bener dah idup gue. "Eh? Ayah," sapa gue. Bener dah digantung gue sama Ayah gue. "Ini putri anda, Pak?" Eh? Kayak kenal tuh suara, tengok jangan ya? Tengok aja lah. Damn s**t! DOUBLE KILL YOU RACHEL. WELLCOME GO TO HELL! "Anda kenal?"tanya Ayah pada Pak Zion. Ya, doi Zion. "Dia mahasiswi saya, Pak," jawab Pak Zion santai. Mas Eka dengan santainya pergi dan ngambil nampan gue. Abis sudah. "Kamu kerja disini?" tanya Pak Zion. "Nggak, Pak. Saya cuma bantu-bantu," jawab gue pelan. "Ayah jangan bilang Bunda ya. Nanti Rachel dimarahin. Rachel tadi niatnya cuma bantu Mbak Dona sambil nunggu Arnold. Bener deh," ucap gue sambil mengeluarkan jurus puppy eyes gue yang imut. Eakkkk. "Ya udah. Sana balik, itu udah ada Arnold," ucap Ayah menunjuk meja dimana ada Arnold disana. Zion Pov. "Oke, Ayah." Nih jambu biji bisa lembut juga ternyata, dasar. "Sana!" usir Pak Vino yang hanya dijawab Rachel dengan senyuman manis. "Permisi, Ayah, Pak Zion galak," ucapnya dengan tersenyum manis. Eh? Gue galak? "Pak Zion dosennya Rachel?" Lah? Mana tuh biji jambu? "Iya, Pak. Saya dosen baru dikelas Rachel," jawab gue singkat. "Rachel masih pecicilan nggak, Pak? kalo dikelas?" Lah? Tau kalo anaknya pecicilan? "Lumayan, Pak. Cuma ucapannya saja yang tidak bisa berhenti," jawab gue jujur. He! Gue masih inget mulutnya yang selalu ngomel dikelas. Author  Pov. "Hukum saja, Pak jika dia nakal! Kalo perlu langsung coret dari absensi," ucap Vino membuat Zion sedikit tertegun. "Baiklah." Ditempat lain, Rachel langsung duduk disebelah Arnold dan menyandarkan kepalanya dipundak Arnold. "Kenapa, Cuk?" tanya Leo menatap aneh kearah Rachel. "Gue boleh maki kagak sih? Emosi jiwa gue," jawab Rachel kesal. "Nape emang?" tanya Varo. "Sidosen kamvret itu lagi dinner ama bokap gue, hahaha." Rachel tertawa saat mengatakan bahwa Zion sedang dinner dangan sang Ayah. "Bisnis kali, Chel." "Iya gue tau kok. Cuma yang gue takutin gue diaduin ke Ayah," ucap Rachel membuat Arnold langsung mengelus kepala belakang Rachel dengan sayang. "Besok kebandung, Yuk! Gue mau nengok Adik laknat gue," ajak Rachel yang diangguki para sahabatnya. "Gue, Reno sama Dera ada kuliah. Lo sama yang lain aja," ucap Arnold membuat Rachel mendelikkan oatanya. "Lo susulan ya?" "Hehehe...." $$$$$$$$$$ Jam menunjukkan 19:00 malam, dikediaman Alexander, tampak Vino yang asik ngobrol dengan Zion karna Zion tadi mengantarkan berkas Vino yang tertinggal saat mereka meeting dikantor Zion. "BUNDAAAA...! ADEK DIANIAYA ABANG LUCKNUTTT...!" Sebuah teriakkan menggema dipenjuru ruangan, bahkan Vino sampai menutup telinganya. Disana, terlihat Ray yang sedang menggendong Rachel seperti karung beras dan langsung menjatuhakn Rachel diruang tamu dimana sang Ayah berada. "Ayah...," rengek Rachel langsung memeluk Vino dengan manja. "Adeknya diapain, Bang?" tanya Syifa dari arah dapur. "Adek keluyuran sampai Bogor, Bund. Nyamperin area trek nya Om Pengkky lagi," adu Ray membuat Syifa memelototkan matanya tak percaya, sedangkan Vino hanya bisa mendesah pelan lalu mengelus kepala putrinya dengan sayang. "Lain kali kalo mau pergi bilang dulu, kenapa nggak bilang kalo jenguk Zafran?" "Takut dimarahin, Bunda. Lagian kan niatnya ke area trek cuma buat nyamperin Zafran yang suka balapan disana," jawab Rachel pelan. "Ya udah sana kamu kekamar! Itu rambut kenapa ada garis pirangnya?" tanya Vino galak saat melihat rambut hitam Rachel yang terdapat beberapa rambut yang  berwarna pirang. "Seni, Yah," jawab Rachel sambil memamerkan senyum manisnya. "Ganti!" "Iya," ucap Rachel langsung berlalu pergi menuju kamarnya. Ia menggerutu kesal pada sang Ayah yang galak sekali. 11:12 sama Zion. Dengan penasaran, Rachel mencari bio sang Dosen digoogle berharap ada. Tidak mungkin tidak ada karna ia rekan bisnis Ayahnya. Zion Ethan Ŕanzœ. Klik. Zion Ethan Ŕanzœ adalah seorang bilionarie asal Jerman yang kini menetap di Indonesia. Pria kelahiran Los Angles, 1 Januari 1996 itu menjadi CEO diperusahaan yang bergerak disegala bidang bisnis dari, properti, perhotelan hingga kuliner. Ŕzœ Corp adalah kantor pusatnya yang kini ditetapkan di Indonesia.  Bla bla bla.... "Data diri yang lengkap kagak ada kah? Semua narasi doang," ucap Rachel meng scrool layar ponselnya. "Nah! ketemu." Nama: Prof. Zion Ethan Ŕanzœ Tgl: Los Angles, 3 Juli 1996 Agama: Islam Perkerjaan: CEO Ŕzœ Corp Pendidikan: SMA: Middlesex School UNIV: S1 di Caltech, Amerika Serikat lalu S2 dan S3 di Standford University. Ayah: Aleon Kenzo Ŕanzœ Ibu: Andrea Ŕanzœ Adik: Priseilla Caline Ŕanzœ TB: 190 cm BB: 78 Kg Mata: Amber Style: Gucci and Chanel Shoes Size: 44 "Tuh Dosen gila banget style nya. Gue aja mentok Dior sama Prada. Tapi kalo dikampus kemejanya Armani. Gila tuh orang. 24 udah jadi Profesor. Sekolahnya aja limited edition. Pantes doi fans nya seantero. He is perfect. Tapi disini kok kagak ada berapa IQ nya ya? Paling juga 11:12 sama Ayah," ucap Rachel dengan sendirinya saat ia baru meletakkan ponselnya diatas bantal samping kepalanya. "Rachel," panggil Syifa dari depan pintu kamar Rachel. "Masuk, Bund," sahut Rachel dari dalam. Ceklek. "Kok belum ganti sih? Buruan ganti terus turun makan malam," ucap Syifa dan berlalu keluar dari kamar anaknya. Rachel langsung menyambar pintu kamar mandi dan segera untuk membersihkan diri. 15  menit kemudian.... "Besok Rachel bolos kuliah ya, Bund, mau nganter Bang Ray ke bandara," ucara Rachel sambil berjalan kearah meja makan. Disana, ia tak menyadari adanya Zion yang sedang menataonya sambil menelan ludahnya dengan susah payah. She's f*****g sexy tonight. Dengan santai, Rachel duduk disebelah Zion dan langsung mencomot buah apel yang baru dipotong sang Bunda. Sedangkan Zion hanya berusaha santai. Ia lelaki normal yang  disuguhi penampilan seperti Rachel tentu saja akan sedikit merusak otak fantasi nya. Dengan menggunakan kaos oblong lengan pendek yang ia yakini milik saudara kembarnya dan hot pant yang hanya menutupi 10 cm dri pangkal pahanya. Apalagi saat ia duduk dan hot pant itu terlihat karna kaosnya yang sedikit tersingkap. Semiga tuhan memberikan hidayahnya sampai ia tiba dimansion. Hingga ia terjengat kaget saat Rachel bertanya padanya dengan santai. "Pak Zion kenapa kok kayak keringet dingin gitu? Lagi nahan apa?" Nahan gairah gobl*k! ##### Up Maaf kalo jelek. Asli jelek sih See u... Coret aja sama kalimat atau kata yg kurng pantes.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD