Pesan nyasar

805 Words
Satu minggu kemudian. Benar saja mertua Nely,tak datang lagi di tempatnya jualan. membuat hari-hari Nely,merasa damai tanpa di ganggu mertua dan iparnya itu. "Ibuku gak datang lagikan ke tempatmu ,". Tanya Rudy kepada istrinya. "Iya mas,dia gak datang lagi selama seminggu ini,tenang aku jualannya,". Jawab Nely. tersenyum senang. "Baguslah,aku sudah pusing menghadapi sikap ibu sama istri adikku itu,selalu saja mengganggu kehidupanku,". ujar Rudy. "Sabar yah mas,ini semua hanya ujian. Kita harus sabar menghadapinya, semoga saja ibu cepat-cepat berubah dan ibu juga mengaggapku sebagai menantunya juga". kata Nely "Iya sayang,maafkan ibuku yah dek. membuatmu sedih". Rudy memeluk istrinya dengan erat. "iya mas,aku ngerti kok. Gimana kamu mengajar di sekolahan,apa murid tidak bandel,". Tanya Nely "Tidak,aku senang sekarang dapat pekerjaan enak. Jujur aku nyesal karena keluar dari pekerjaan ku dulu menjadi PNS,". Keluhnya. Nely, melihat wajah suaminya terlihat sedih. Pasti mas Rudy,nyesel apa yang terjadi dalam hidupnya, Alhamdulillah kamu bisa berubah mas, batin Nely. "aku pulang dulu,mau ganti baju nanti ke sini lagi,". ujar Rudy. "iya mas, hati-hati yah,". "hemm,". Rudy pun pergi meninggalkan istrinya. Tak berapa lama Diana,datang ketempat jualan Nely. martabak Nely,sudah menjadi favorit bagi Diana. martabaknya enak pas di lidahnya. "assalamualaikum,". Ucap Diana. Ia mampir ke tempat Nely. Untuk membeli martabak kesukaannya. "Wa'alaikum salam. Mba Diana,". Jawab Nely. "Apa kabar Nel, sendirian aja,". Tanya Diana "Iya, Alhamdulillah baik,baru saja mas Rudy pulang. Katanya mau ganti baju soalnya baru datang habis mengajar,ayo duduk dulu mba,". Nely mengajak Diana duduk. "Aku mau martabak tiga bungkus,menunya yang istimewa saja,". "Banyak banget mba,ada tamu,". "Gak,aku mau membawa ke kios. Disana ada orang tua dan karyawan jadi beli agak banyak,". "Di tunggu dulu mba. Gimana kabarnya mba dan keluarga,". Tanya Nely. "Alhamdulillah baik, kapan-kapan ke tempat ku yah,". Ajak Diana. "Boleh lah nanti,sekarang aku lagi sibuk mba,". "Iya, apa pernah mertuamu datang ke sini Nel,". Tanya Diana "Iya mba,selama satu bulan. Setiap hari minta martabak dan terang bulan terpaksa aku bikinin dari pada dia bikin onar bahkan mengancam aku mba,". Curhat Nely. "Astagfirullah,teganya. Terus hari ini datang juga,". Diana terkejut atas pengakuan Nely "Gak mba,sudah seminggu ini mereka gak datang ke sini. Habis di marahin mas Rudy,". "Alhamdulillah,mereka gak gangguin kamu lagi. Yang sabar yah Nel,". Diana merasa kasian apa yang terjadi kepada Nely. "Sedih mba,aku gak di anggap sebagai menantu,malah di katain aku ini pelit,". "Sabar Nel, semoga mertuamu cepat-cepat berubah,". "Ia mba,". Jawab Nely. "kamu langsung hamil,apa nunda dulu," tanya Diana,kepasa istri dari mantan suaminya dulu. "nunda dulu mba,mau senang-senang berdua masih,hehe". kekeh Nely. ia merasa malu-malu Cukup lama mereka berbincang hangat. Hingga akhirnya Diana harus pergi kekios,anaknya sudah menginginkan martabak. "aku pergi dulu Nel,anakku sudah mencari martabaknya,". pamit Diana. "iya mba, makasih udah lama jadi langganan aku,". "martabak kamu enak,pas dilidah ku Nel,aku pamit dulu. dah,". ucap Diana "hati-hati mba,". teriak Nely. Diana terlihat berlari menuju mobilnya "Kemana mas Rudy, katanya cuman sebentar,". Gumam Nely. Tingg Bunyi ponsel Nely, sebuah pesan masuk [Pergi kamu dari kehidupan Rudy]. No tak di kenal Nely, merasa syok membaca pesan yang baru saja masuk di ponselnya. [Siapa kamu]. Nely Dengan hati berdebar Nely,membalas pesan yang tak di kenal itu. [Kamu tidak perlu tau siapa aku]. [Jangan ganggu kehidupan kami]. Nely Namun tidak ada balasan lagi. Beberapa pesan Nely,kirimkan tapi tak kunjung di balas juga. Nely mencoba menghubungi no itu,namun tidak aktif lagi. "Ya Allah, lindungilah pernikahanku,". Lirih Nely. tanpa sadar,suami Nely telah datang dari rumah. namun Nely masih termenung saja. "kamu kenapa dek,". Rudy menepuk bahu Nely. "Astagfirullah,mas. Bikin kaget saja,". "Kamu itu kenapa dari tadi bengong sayang,". "Lama banget sih mas pulangnya,tadi ada mba Diana. lumayan lama kami berbincang,". "Aku tadi sakit perut,makanya lama,". Kekeh Rudy. Rudy sering membantu Nely berjualan di sore hari sampai malam. "coba kamu lihat,ada pesan masuk dari nomor yang tidak aku kenal,". "mana? sini mas lihat,". Nely mengulurkan ponselnya kepada suami. Rudy,pun membaca isi pesan itu,namun ia menanggapi hanya santai saja. "gak udah di pikirkan,siapa tau ini pesan nyasar doang,". "mana mungkin mas,dia aja tau namamu. masa Nomor nyasar,mas gak macam-macamkan di belakang aku,". curiga Nely kepada suaminya. " aku gak macam-macam dek,sumpah. aku gak seperti dulu lagi. percaya deh sama aku, dan gak usah kamu pikirkan isi pesan itu,". jelas Rudy kepasa istrinya. "tapi aku takut mas," ragu Nely "gak usah takut sayang,mas hanya untukmu. sumpah percaya sama mas,". mohon Rudy. "iya mas, Nely percaya,". jujur saja di hati Nely masih ragu apa yang di katakan Suaminya. biarlah dulu.jika mas Rudy bohong suatu hari nanti akan terbongkar juga. saat ini aku masih percaya karena tidak ada bukti-bukti apa pun,batin Nely siapa sih yang mengirim pesan seperti itu,apa ibu atau Tina. hanya mereka yang tidak suka dengan pernikahanku dengan Nely,aku harus cari tahu dan waspada,batin Rudy. mereka berdua tengah asyik menyiapkan martabak pesanan orang, semakin ramai saja ketika menjelang malam. setiap hari cukup ramai pembeli martabak buatan Nely. rasanya juga tak di ragukan lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD