"saya minta cuti pak,acara pernikahan saya tinggal 2 hari lagi,". Rudy meminta ijin kepada kepala sekolah.
"Saya akan memberimu cuti, selama satu minggu ,". Pak kepala sekolah mengijinkan Rudy.
"Terima kasih pak,ini surat undangan saya,". Rudy memberikan undangan itu,di sambut hangat oleh pak kepala sekolah.
"selamat Rudy,". pak kepala sekolah memberikan selamat kepada Rudy.
"makasih pak. saya permisi dulu,mau memberi undangan ini ke semua guru-guru di sini,". Ucap Rudy.
"Oh,silahkan. Terima kasih undangan nya,".
"Iya pak,saya permisi dulu,".
Rudy meninggalkan ruangan pak kepala sekolah.
Semua guru mengucapkan selamat atas pernikahan kepada Rudy.
Rudy,juga suka bergaul terhadap guru-guru di sekolah itu,hingga sangat cepat mereka saling akrab
.
.
Sore hari Rudy,pergi menuju rumah Diana. Untuk memberi undangan pernikahan kepada mantan istrinya dulu.
"Maaf pak,apa keluarga Diana ada di dalam,". Tanya Rudy kepada penjaga rumah Reyhan.
"Iya pak. Silahkan masuk saja,".
"Makasih pak,".
Rudy langsung masuk ke kediaman Diana.
Saat masih diluar Rudy,mengintip melihat dari pintu.
Benar saja Reyhan dan Diana sedang bermain dengan anaknya Riki.
Ada rasa sesal yang mengganjal di hati Rudy.
"Assalamualaikum.Permisi,". Reyhan dan Diana. Menoleh ke arah pintu dimana suara itu terdengar.
"wa'alaikum salam,". sahut Reyhan dan Diana.
"Rudy,". Panggil Reyhan, langsung mendekati Rudy.
"Suruh masuk mas,aku kedalam dulu mau bikinin air,".
"Hemm,". Jawab Reyhan.
Diana meninggal mereka diruang tamu dan menuju arah dapur.
"Apa kabar Rey,". Tanya Rudy.
"Baik,ayo masuk dulu. Sekalian temui Riki,".
Beruntung sekali Diana, mendapatkan suami sudah kaya, baik lagi. batin Rudy.
"Terimakasih Rey,jadi gak enak,".
"Gak papa, santai saja,".
"Apa kabar anak papah,". Kata Rudy mendekati Riki,sedang bermain di alas bulu-bulu.
"Ba ik pah,". Jawab Riki.
Rudy tengah asyik berbincang dengan anak anaknya.
tak lama Diana datang membawa minuman dan beberapa cemilan.
"Ini mas, minuman nya,".
Ucap Diana. Ia meletakkan minuman dan beberapa cemilan.
Semakin cantik Diana,sekarang tak seperti dulu,batin Rudy.
"Makasih Na, Rey. Perutmu agak buncit apa kamu hamil,?" Tanya Rudy.
"Iya,baru tiga bulan,". Diana mengelus perutnya terlihat buncit sedikit.
"Kalau kamu capek,nanti Riki sama aku Na,gak papa,".
"Gak papa Rud, tanpa dia di rumah ini sepi,". Sahut Reyhan.
"Ada perlu apa mas,datang kesini,".
"Oh,hampir lupa,". Rudy mengulurkan sebuah undangan dari tas kerjanya.
"Mas mau nikah,". Tanya serius Diana kepada mantan suaminya itu.
"Iya Na,datang yah dua hari lagi kok,".
"Selamat yah Rud,aku senang dengarnya,". Kata Reyhan
"Iya mas,senang Diana mendengar nya,".
Diana Masih membaca undangan itu.
oh,calon istrinya mas Rudy,namanya Nely isvanda,batin Diana
Aku juga senang Na,kalau kita bersama lagi,batin Rudy.
"Makasih,atas ucapan nya,". ujar Rudy tersenyum kecil
"Sama-sama,". Jawab Reyhan.
"Masih kerja di Pertamina mas,". tanya Diana
"Aku sudah tiga bulan, menjadi guru di sekolah SMP,". Jawab Rudy.
"Wah,bagus Rud, semoga sukses,". Sahut Reyhan.
Mereka bertiga berbincang hangat cukup lama. Rudy,juga mengajak Riki bermain hingga hari semakin sore .
"Aku pamit dulu Rey,Na,hari sudah semakin sore,". Pamit Rudy.
"Kapan-kapan ajak istrimu juga bermain ke sini, sekalian bertemu anakmu,". Kata Reyhan.
"iya mas,biar aku sama istrimu saling akrab,".
"Iya,nanti aku akan mengajak Nely,kesini,". jawab Rudy.
"iya Rud,di tunggu,". kata Reyhan
"Aku pamit pulang, assalamualaikum,".
Rudy beranjak pergi ke arah kendaraan nya.
"Wa'alaikum salam,". Jawab serempak Reyhan dan Diana
Riki hanya melambaikan tangannya,ketika Rudy meninggalkan rumah Reyhan.
"Seandainya aku tak menyakiti mu Na,mungkin saat ini keluarga kita masih utuh dan bahagia,". Gumam Rudy.
Rudy pulang kerumah orang tuanya.
Sebenarnya ia sangat berat pulang kerumah itu,pasti membuat ia pusing kepala.
Saat di ruang tamu,tengah asyik berbincang ringan sekeluarga Rudy.
"Dirumah kita gak ada acara Rudy,".
"Gak ada bu,lagian aku duda juga,cukup di rumah mertuaku saja,". Jawab Rudy.
Memang sengaja Rudy,tak membuat acara di rumahnya. Tetangganya saja di suruh pergi ke rumah orangtuanya Nely.
Rudy berpikir untuk apa membuang uang banyak-banyak.
"Nanti kita berangkat,aku sudah meminjam mobil ke temanku,". Kata Rudy
"Asyik Ameera pakai mobil nek,". Tawa riang Ameera
"Baguslah,kalau pakai mobil,". Ketus sang ibu.
"Aku dengar kakak,udah gak kerja di Pertamina lagi,". Ucap Yoga sang adik.
"Aku sudah berhenti lama, sekarang aku kerja menjadi guru,". Jawab Rudy.
"Apa,jadi guru kamu Rud,selamat yah nak,". Mata bu Lela,berbinar mendengar jika anaknya kerja manjadi guru.
"Bapak senang dengarnya nak,".
"Iya pak, Rudy juga,".
"Jadi tiap bulan kamu bisa dong kasih ibu uang,"
"Gak bu, Rudy punya tanggung jawab menafkahi istriku,membuat ia bahagia,".
"bapak,masih bisa menafkahi ibumu Rud,jangan mau,". sahut pak Heru.
"Alah kamu ni pelit,dia kan kerja juga Rud, ngapain kasih uang ke dia,".
"Bu,istriku jualan itu cuman membantu ibunya saja,dia tak mau meminta uang lebih, itu pun jika ia mau sesuatu,ibunya yang memberi uang,". Jelas Rudy.
"Ck miskin dong,". Kata Tina.
"Diam kamu Tin,bisa tidak sifatmu di ubah ha". Sahut Yoga suaminya.
"Gak bakalan berubah Ga,orang ibu ngajarin dia sama anakmu itu,aku malu sekali waktu acara lamaran itu,tak sopan santun langsung mengambil punya orang,". Rudy menatap tajam ke arah Ameera.
"Ayah, om Rudy. Marah sama Ameera,". Rengeknya.
"Kamu sudah besar Ameera,ayah tak suka kamu seperti itu langsung mengambil makanan orang,". Bentak Yoga.
"Sudah mas,liat Ameera dia nangis kamu bentak,". Teriak Tina
"Kamu itu selalu saja memanjakan Ameera,heran aku,".
"Yoga,kamu kenapa ha,main marah-marah saja sama cucu ibu,". Bu Lela tak kalah sengitnya juga.
"Udah bu,gak usah ribut-ribut malu didengar tetangga,". Tegur pak Heru.
Rudy langsung saja pergi meninggalkan ruang tamu. Kepala nya sudah sakit melihat keributan mereka.
"Heran,ribut aja terus. Gak ketinggalan kalau masalah uang,". Rudy menutup pintu kamarnya.