Gaji pertama

1050 Words
Segala hal yang di kerjakan dengan kesungguhan pasti akan menuai hasil yang baik. Seperti Kiara saat ini, gadis itu mengulas senyum saat melihat Nilai Ujian yang tertera di web miliknya. Meski di tengah kesibukan bekerja, Kiara tidak pernah lupa dengan impiannya yang ingin sekali melanjutkan pendidikan hingga sarjana. Kiara termenung mengingat perjuangannya tiga tahun lalu, berbekal keyakinan dan uang tabungan ia pun nekat mendaftar menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas swasta. Selama ini tidak ada yang tahu jika Kiara melanjutkannya sekolahnya, karna ia mengambil kuliah online. Hal itu juga yang mungkin menjadi pertimbangan HRD saat menerima Kiara bekerja di sini, selain nilainya yang bagus, Kiara pun sudah memiliki banyak pengalaman kerja yang membuat pihak perusahaan tertarik untuk merekrutnya. Begitu pikirnya. Ya! Gadis itu tak tahu saja, alasan yang sebanarnya, mengapa ia bisa diterima dengan mudah menjadi karyawan di PT. Sentosa Jaya Mandiri, salah perusahaan besar yang bergerak di bidang property. Suatu hal luar biasa bagi Kiara yang hanya seorang pendatang dari desa kecil. Entah bagaimana perasaan Kiara jika tau semua fakta itu. Bertepatan dengan hari ini adalah hari yang ia tunggu, tepat satu bulan Kiara bekerja dan akan menerima upah dari kerja kerasnya disini. Kiara tak ingin menduga hasilnya, berapapun akan ia terima yang penting cukup untuk makan dan bayar kosan. Sebab untuk biaya kuliah, Kiara sudah memiliki tabungan untuk semester depan. "Kiaaa.... " sapa Risa ceria, sambil melambaikan tangannya. "Buset, tumbenan banget tuh bocah ada sosialisasinya, keren kamu bisa ngerubah si manusia es itu, Kia," komentar Zahra, saat Risa menyapa akrab dirinya. Sebab setahu Zahra, selama ia bekerja disini, Risa tidak pernah sekali pun terlihat akrab, malah terkesan cuek dan dingin, ermasuk dengan dirinya, padahal ia dan Rissa lulusan dari almamater yang sama, bahkan mengikuti tes Interview bersama, namun tak membuat mereka akrab seperti saat ini. "Hai Kia, eh, Zahra. Kalian dateng barengan?" tanya Rissa, yang dari jauh sudah melihat mereka berdua datang bersama. "Ya nih Ris, gue nginep di kosan si Kiara, pas main kemaleman pulangnya," jawab Zahra, dengan senyuman lebar hingga deretan giginya terlihat. "Owh... Oke deh, nanti gue juga mau main lah ke kosan," ujar Risa, sembari merangkul bahu Kia lalu mereka bergegas masuk ke dalam kantor. "Boleh banget Mbak, tapi ya maklum ya kosanya sederhana hehehe," jawab Kia, antusias mendengar ucapan Risa. "Sederhana, tapi nyaman banget sumpah Ris, asli lo harus lihat sendiri. Dalem kamernya rapih wangi lagi. Gue juga nggak nyangka pas baru dateng gue pikir nggak bakalan nyaman. Eh, taunya adem banget berasa bukan di kosan," terang Zahra, membayangkan kembali keadaan kosan Kia yang sederhana namun nyaman. "Wahhh, boleh deh besok malem gue nginep, kan weekand," timpal Risa lagi, ia ingin lebih akrab dengan Kia, sebab gadis itu memiliki pribadi yang menyenangkan dan tidak banyak kepo urusan orang lain. "Oke, boleh!" jawab Kia, lalu berjalan memasuki lobby kantor. Risa menaikan sebelah ujung bibirnya, senyum yang sangat tipis, dan tak terlihat. Maaf kan aku, karna harus melibatkan mu. Aku janji akan menjaga kamu dari Rama dengan baik. Mereka bertiga melangkah masuk ke dalam lift menekan angka 5, menuju cafe taria sejenak membeli sandwich dan kopi sesuai dengan janji Rissa kemarin yang ingin mentraktir mereka berdua sarapan. Setelahnya mereka kembali, Risa dan Kia pun larut dalam pekerjaan project mereka yang sudah berjalan 80%, sebagai karyawan baru Kia merasa sangat senang karna bisa berkontribusi untuk perusahan ini. Tak berbeda dengan atasanya yang juga senang memiliki karyawan baru pintar dan cepat beradaptasi, mereka sangat mengapresiasi hasil kerjanya. Seseorang akan di hargai di tempat yang tepat .Kiara membatin. Ia tersenyum memandang hasil kerjanya yang hampir rampung. Masih ingat betul dalam benaknya, saat ia di cemooh karna di anggap tidak memiliki kinerja yang baik di tempat kerja sebelumnya, hingga membuatnya merasa tidak berguna. Namun ternyata kini ia tersadar, bukan ia bodoh, hanya saja berada di tempat yang salah. Kiara membuka handphonenya saat mendengar notifikasi masuk, beberapa detik Kiara mematung, memandangi layar handphone itu. Apa gak salah? ucapnya tidak percaya dengan nilai yang tertera dalam saldo rekening nya. Kiara bersyukur dan sangat bahagia, ia tidak menyangka gajinya sebesar ini, sebab yang ia tahu gajinya UMR, tapi saat melihat mutasi rekening ternyata gajinya melebihi dari yang seharusnya. "Mbak, gaji aku bener segini?" tanya Kia pada Risa, takut kalau ada kesalahan. "Wahh, keren banget selamat ya Kia, itu bener kok gaji kamu. Jarang lho anak baru bisa dapet segitu," terang Rissa, sambil mengirim pesan melalui aplikasi w******p pada seseorang. Ting. Bagus,kalau dia tanya bilang saja itu bonus tambahan karna ikut menyukseskan project ini. Rissa tersenyum membaca isi pesan itu, meski ada rasa penasaran kenapa atasanya memberi tambahan gaji sangat besar. Namun seqerti biasa, Rissa tidak ingin ikut campur urusan orang selama ia tidak dirugian, dan lagi Kiara pantas mendapatkanya. Rissa ikut tersenyum melihat wajah gembira Kiara saat menerima gaji pertamanya. "Ya Mbak, makanya aku tanya bener nggak?" tanya Kia lagi, masih tidak percaya. "Ya bener, itu gaji kamu dan bonus dari kantor, kan kamu ikut project kita yang lain juga sama kok dapatnya pasti lebih karna ada bonus dll. Hanya presentasi nya beda." Risa menerangkan pada Kia prihal gaji yang memang sudah sepantasnya didapatkannya. "Alhamdulillah ya Allah, Makasih ya Mbak Ris udah bantuin aku," ucap Kiara sumringah. "Sama-sama, kita saling membantu, semangat ya!" Hari itu, senyum tak pudar dari bibir manis Kiara, tak ditampik uang terkadang membuat seseorang menjadi lebih bahagia. Meski ada yang berakata uang bukanlah segalannya, namun segalanya perlu uang. Benarkan? Kiara tak perlu menghawatirkan biaya skripsi dan semester akhirnya, sebab sebagian dari gajinya cukup untuk membayar semua itu. Ya, tidak ada yang tidak mungkin selama kita yakin dan terus berusaha untuk menggapai mimpi. Terimakasih pada diri yang tidak pernah menyerah atau lelah berusaha, kini sedikit demi sedikit, semua mimpinya akan tercapai. Papah, Kia kangen ... Pah, kalau papah tau Kia udah seperti ini apa papah juga bangga? bentar lagi Kia pake toga seperti pesan papah dulu. "Selamat Pagi, Rissa." Kiara menghentikan aktivitasnya, tertegun melihat siapa yang menghampiri meja kerja Rissa. "Wira, setelah sekian lama, ternyata hidup mu lebih baik dari yang ku kira'" Guman Kiara dalam hatinya. "Mbak, saya permisi ke toilet dulu," ucap Kiara berusaha menghindari percakapan dengan Wira yang mungkin akan terjadi. "Pagi Pak," sapa Kiara pada Wira, sebelum ia pergi meninggalkan meja kerjanya. Tidak mungkinkan, Kiara pergi begitu saja tanpa menyapa atasannya itu. Meski rasanya tak sudi, mengakui lelaki paruh baya itu sebagai atasanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD