“Aira mana ? “ tanya Ziyad sambil celingukan. “Itu, lagi nunggu telur omelet.” Sahut Tari sambil menunjuk Aira yang sedang berdiri mengantri sambil melihat proses pembuatan telur omelet itu. “Ibu belum ambil minum, titip dulu makanan ibu ya, dan tas ibu ya.” Kata Tari, dan ia meninggalkan tasnya di depan Ziyad. Ada beberapa orang yang ingin duduk di depan Ziyad, tapi ZiYad menolaknya, ia mengatakan bahwa disitu duduk keluarga nya. Tak lama kemudian Aira datang dan duduk di depan Ziyad. Bau sosis dan roti panggang, serta kopi panas yang ada di hadapan Ziyad benar-benar harum menambah rasa lapar Aira. “Kelihatannya enak sekali.” Sapa Aira. Pria itu menatapnya, tidak menggubris sapaannya Aira, ia malah bertanya, . “Ibumu marah?” “Tidak. Aku jadi heran.” jawab Aira “Betulkan, aku sud

