bc

The Story Life of 7 Families

book_age12+
149
FOLLOW
1.5K
READ
others
family
love after marriage
drama
comedy
sweet
humorous
coming of age
friendship
slice of life
like
intro-logo
Blurb

keluarga dari ketujuh lelaki bersahabat yang masih akur hingga saat ini akhirnya kembai lagi, kerusuhan apa lagi yang akan terjadi diantara ketujuh keluarga tersebut?

karena mengandung copy right, jadi nama marganya diubah ya. terima kasih

Kang Seokjin

Im Yoongi

Kang Namjoon

Jun Hoseok

Cha Jimin

Kang Taehyung

Jeong Jungkook

chap-preview
Free preview
Comeback Daddy!
Ketujuh lelaki itu duduk berkumpul di satu meja bundar di halaman belakang rumah si tetua, Seokjin namanya. Ini pertama kalinya mereka bertemu kembali setelah sama-sama memiliki kesibukan masing-masing. Bekerja, menikah, dan punya anak. Sekiranya seperti itu. Senyuman mengembang dibibir masing-masing, terlihat begitu manis. Menggambarkan bahwa mereka bahagia karena akhirnya dapat menikmati waktu bersama kembali. Kumpul kali ini berbeda dari kumpul-kumpul sebelumnya. Jika dulu hanya kumpul bertujuh, dengan suara hiruk pikuk ciptaan mereka sendiri, kali ini mereka ditemani sahutan-sahutan menggemaskan dari si kecil yang saling adu tangis dan teriakan, juga ada rengekan dan tawa kencang, membuat mereka terlihat menggemaskan walau agak ribet, pusing, tapi menyenangkan. “Jadi bagaimana Jimin, kau jadi beli rumah di depan itu?” tanya si kepala suku alias Jin memulai perbincangan mereka. Jimin tersenyum sambil menggoyangkan tubuhnya untuk meninabobokan si bungsu yang tertidur nyaman dalam gendongan. “Sudahku DP” jawabnya. “Bagaimana denganmu hyung, jadi membeli rumah di blok sebelah?” kini giliran Namjoon bertanya pada Yoongi yang sedang menyuapi gadis cilik berumur empat tahun yang duduk dipangkuannya. Lelaki itu terlihat begitu terampil dalam menjaga anak, melebihi ibu-ibu muda. Yoongi hanya bergidig, “aku akan tinggal di apartemen” “Kau yakin?” kini Hoseok yang angkat bicara, sembari sesekali mengajak bercanda bayi lucu yang ada di kereta dorong di sebelahnya, dan satu tangannya sibuk memeluk si sulung yang sibuk makan mangga di pangkuannya. Yoongi mengangguk, “istriku juga tidak masalah akan hal itu” “Aku juga telah mengambil rumah” perhatian kini berpaling pada yang paling muda, Jungkook, yang sibuk mengecupi bayi di gendongannya sesekali mengajaknya bercanda. “Kook, kerjamu sekarang mencuri?!” seru Taehyung heboh. Teman-temannya yang lain langsung geleng kepala, sudah mengerti tabiat aneh manusia satu ini. Sebelum menikah ataupun sudah menikah, ternyata sifatnya sama saja, sama-sama menjengkelkan. “Maksud dari Jungkook ambil rumah itu membeli rumah,” jelas Hoseok. Taehyung pun membulatkan mulutnya, “oh, kukira dia mencuri rumah” katanya lagi. Ya kalian pikir saja siapa yang mampu mencuri rumah? Mungkin jika kalimatnya menjadi mencuri di rumah akan terlihat normal. Tapi jika lelaki itu yang bicara pasti semua tidak akan terlihat normal. Percayalah. Salahkan Jungkook juga yang berkata rancu. Taehyung menangkap tangan anaknya, menghentikan kegiatan si kecil yang terus berlarian mengitari meja. Lelaki tampan itu mengapit tubuh si kecil di antara kedua pahanya, agar tidak lagi berlarian. Hoseok tersenyum manis melihat Taehyung memasukkan telunjuk kecil anaknya ke dalam mulut sembari membuat bunyi ‘AuWa AuWa’ dengan nada naik turun, membuat anaknya tertawa. Namun kini, dia memberi atensi pada Namjoon setelah sekelebat pertanyaan menggangu pikirannya, “bagaimana denganmu Namjoon, apa sudah berpikir untuk pindah rumah?” Ok, mungkin ini akan mengagetkan, tapi selama ini Namjoon dan keluarga kecilnya hanya tinggal di studio kecil bekas tempatnya menciptakan segudang karya musik. Namjoon seorang komposer lagu freelance, tapi berhenti semenjak menikah. Namjoon menghela napas, “untuk sementara waktu aku akan tetap tinggal di studio, uangku belum cukup untuk membeli rumah” “Ya ampun kasihan sekali anak tampan ayah,” seru Jin mengambil alih anak Namjoon yang merengek dari gendongan ayahnya. Demi barbie rapunzel Saera yang sering diakusisikan Taehyung, Jin takut setengah mati saat melihat cara Namjoon menggendong anaknya dengan satu tangan, sangat ekstrim, dia malah terlihat seperti mengangkat berbel ketimbang menggendong anak. “Kau bisa pinjam uangku dulu jika mau” katanya, dia pun bergoyang-goyang pelan, menenangkan si Namjoon cilik. Namjoon tersenyum lalu menggeleng, “tidak, terima kasih. Studioku juga lumayan untuk menampung kita bertiga” balas si pekerja keras satu itu. Ketidaksukaan ayahnya terhadap pekerjaannya membuat Namjoon mengalah. Ayahnya tak mengizinkan Namjoon untuk meneruskan karir bermusik di belakang layar, karena baginya pekerjaan Namjoon sama sekali tidak menguntungkan. Daripada berimbas pada istri dan anak, lebih baik Namjoon berhenti. Dan sekarang dia sedang mencari pekerjaan lain, padahal ayahnya menawarkan jabatan eksekutif di perusahaan keluarga, namun dia tolak mentah-mentah. Dia tidak suka berada di bawah pengawasan ayahnya. Sangat tidak bebas baginya. Memang seberat itu kehidupan Namjoon. “Kau sendiri bagaimana?” tanya Yoongi pada lelaki yang sama-sama asal daegu. Taehyung mengerucutkan bibir sebelum menjawab, “syukur kami masih tinggal di bumi, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan” jawab Taehyung enteng. Keenam lelaki itu buang muka, mengusap wajah masing-masing untuk menghempaskan perasaan kesal agar tidak berimbas pada mimik wajah mereka. Ingin menghujat tapi takut dosa. “Sudah-sudah jangan ada yang tanya dia lagi.” Kata Jin menghentikan kegundahan para adiknya yang lain. “Aku memang kenapa?” tanya Taehyung dengan wajah tanpa dosa. Semua merotasi mata tak peduli. “Terakhir kali kita kumpul kapan ya?” imbuh Jungkook merubah topik. Tiba-tiba otaknya tersambung ke masa lalu, membuat yang lain ikut terlempar juga. Masa-masa muda yang mereka habiskan dengan canda tawa, suka duka, cerita, dan berbagi rasa. Hah, benar-benar indah. “Hm...saat pernikahan Jungkook sepertinya?” Hoseok mengingat-ingat waktu itu, “eh sepertinya bukan, pernikahan Namjoon” koreksinya. Hoseok mengecup pucuk kepala sulungnya sekali, karena gemas melihat anaknya yang pendiam ini hanya sibuk dengan mangga. Jimin mengangguk membenarkan, “ah iya, saat pernikahan Jungkook, Namjoon hyung pergi ke Austria” imbuh Jimin membenarkan ucapan Hoseok. Semua mengangguk, “wah, tidak terasa kita sudah menikah dan punya anak, waktu berjalan begitu cepat.” Jin tersenyum begitu lebar sembari berdiri menenangkan anak Namjoon yang tertidur di dalam pelukannya, sesekali matanya menatap ke arah sulungnya yang sedang bermain air dengan sulungnya Jimin. “Jadi ada cerita apa yang bisa dibagikan?” tanya Namjoon. “Cerita dongeng!” seru Taehyung yang mendapat ketidakpedulian dari keenam temannya lagi. “Mengurus anak susah juga,” keluh Yoongi sembari mengusap bibir anaknya yang tercecer air semangka. Jin mengangguk setuju, “terlebih punya anak kembar” “Apalagi ditambah omelan istri, itu lebih mantap” kata Jimin menambahkan. “Untung istriku singa jadi tidak bisa marah” balas Taehyung yang lagi-lagi membuat temannya tidak peduli, dan lebih memilih untuk meninggalkannya. Bisa pusing mereka berdekatan dengan Taehyung lama-lama. Ini adalah cerita sekitar beberapa tahun yang lalu, sebelum menjadi seperti sekarang. Karena kini mereka sudah memiliki kesibukannya masing-masing, memiliki keluarga yang harus dinafkahi, sudah mendapat pekerjaan yang mapan, dan sudah menjadi senior dalam menjaga anak-anak. Ya walaupun masih agak diragukan. Ini masih awal dari kesibukan ketujuh ayah itu dalam menjaga anak yang ternyata tidak gampang. Kuharap kalian suka melihat kewalahan mereka dalam mengurus anak.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
929.1K
bc

LAUT DALAM 21+

read
290.0K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.0K
bc

T E A R S

read
312.9K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook