Reshedule

1631 Words
Reschedule Kegiatan Rayya "Memang seorang wanita sangatlah sulit tuk dipahami.. ". -Elo Arjuna - Semua telah Rayya ceritakan tanpa ada satupun terkecuali. Terlintas dalam ingatannya tiba-tiba tentang jadwal syuting dirinya yang mulai besok dilakukannya. Buagh! Rayya memukul punggung elo tiba-tiba. Elo menatapnya dengan kesal "Lu ada apa lagi sih!? Gak usah mukul bisa gak sih? " "Ponsel gua mana sekarang? " Tanya Rayya dengan sebal "Lu tanya gua? Ya mana tau gua lah. Cari aja sendiri.. ". Balas Elo dengan cuek. Elo ingin kembali ke sofa namun Rayya menarik kerah bajunya "Heh lu ngapain narik-narik kerah baju gua? " Kesal Elo berusaha melepaskan diri dari Tarikan Rayya "Bantu gua nyari!! Ini penting banget buat gua!!" Paksa Rayya pada Elo "Lha apa urusannya sama gua hah? " Tolak Elo Rayya merasa kesal dengan sikap Elo yang begitu cuek dan tak peduli. Dengan kekuatannya Rayya mencubit lengan Elo. "Aww.., Sakit bego!! " Teriak Elo "Gua besok ada jadwal syuting!! Gua harus reschedule semua jadwal gua!! Cepet bantu cari!! Kita kan dah ada perjanjian!! Inget ketika gua butuh bantuan lu harus siap bantu gua bego!! Dan sekarang gua harus ketemu manajer gua!!" Ujar Rayya meluapkan rasa kesalnya "Lu kan bisa besok pagi ketemuannya." Balas Elo dengan santai Rayya melangkah mendekat di depan wajah Elo. Dengan satu sentilan Rayya menjitak kening Elo "Kalo besok pagi gua berubah jadi nenek-nenek bego!! " "Aww sakit begoo, biasa aja napa!! Ya gua mana ngerti!! " Teriak Elo "Udah gak usah debat! Ayo cepet bantu gua cari ponsel Gua!! " Ujar Rayya "Iya iya!! Lepasin kerah baju gua dulu!! " Jawab Elo "Okey-okey!! " Rayya melepaskan kerah baju Elo dan berjalan tuk mencari ponselnya. Ia berkeliling di sekitar ruangan namun tak menemukannya. Sedangkan elo dengan santainya membuka tasnya. Mengambil sebuah ponsel yang mungkin milik Rayya. Saat Rayya sedang menunduk di kolong meja Elo mengulurkan tangannya sembari memberikan ponsel Rayya. "Ini ponsel lu kan? " Tanya Elo Rayya mendongakkan wajahnya. Melihat tangan Elo yang memberikan sebuah ponsel. Ponsel android berwarna biru yang pastinya miliknya. Rayya mengambil dengan cepat ponselnya dari tangan elo "Lu temuin ini dimana?" Tanyanya dengan memicingkan matanya "Di tas gua.. ". Jawab Elo dengan singkat "Kenapa lu gak bilang dari tadi astagah! Bikin capek dan kesal saja lu!!" Protes Rayya menepuk jidatnya melihat sikap Elo "Ya kan lu gak bilang dari tadi!! Lagian gua juga baru ingat huh.. ". Balas Elo "Baka! Huh dasar lu yah haish!! " Dengan cepat Rayya duduk di lantai dan menyalakan ponselnya. Akhirnya nyala namun baterei yang tersisa hanya sedikit. Rayya harus menyalin nomer nia sang manajernya dengan cepat "Mana ponsel lu! " Ujar Rayya "Ha? Buat apa ponsel gua? " Tanya Elo "Cepet siniin ponsel lu!! Gua harus catet nomer manajer gua sebelum ponsel gua mati! Cepet sini gua pinjam!! " Ujar Rayya Elo mengambil ponselnya dari sakunya dan menyerahkannya pada Rayya. Rayya menyaut ponsel Elo dengan cepat. Ia dengan cepat mengetik nomer manajernya. Blam! Sedetik setelah Rayya mengetik nomer manajernya di ponsel Elo ponselnya mati. "udeh? Mana ponsel gua! " Tanya Elo Rayya menoleh ke Elo dan melihat elo yang meminta ponsel miliknya. Alih-alih mengembalikan ponsel miliknya, Rayya memberikan ponsel dirinya sendiri. "Tolong ya Dede ganteng kamu chargerkan ponsel milikku karena ponselmu masih ku pinjam..". Ujar Rayya dengan tersenyum aneh Elo melototkan matanya. Ia kesal dengan kelakuan Rayya. "Tolong sekali lagi kerjasamanya ya Dede ganteng Hehe.., ingat perjanjian kita.. ". Ujar Rayya mengedipkan matanya dan merayu elo Elo menerima ponsel Rayya dengan terpaksa. Ia berjalan mengambil charger miliknya dan mencolokkan charger miliknya pada ponsel Rayya. Sedangkan Rayya sedang berbicara dengan seseorang di telfon. Elo menaruh kedua tangannya di pinggangnya. Menunggu Rayya yang telah selesai bicara. "Udeh selesai kan pinjamnya? Mana kembalikan?" Ujar Elo Alih-alih mengembalikan Ponselnya justru Rayya menarik tangannya tuk keluar. "Mau kemana kita malem-malem? Mana ponsel gua! " Tanya Elo "Ketemu manajer gua!! Cepet keluarin motor lu! Ini jas hujan lu bukan? Ini cepet lu pakai. " Ucap Rayya "Ha? Lu gila apa keluar malem-malem gini? " Protes Elo "Dede bisa nurut gak? Kalo bukan malem ini mana bisa gua pagi ketemu manajer gua bego. Mana mau gua ketemu manajer gua dalam bentuk nenek-nenek. Pikir dong.. ". Ujar Rayya berusaha menahan kesalnya "Okey okey fine!! Gua keluarin motor gua.., lu kunci pintunya." Jawab Elo pasrah dan mengiyakan permintaan Rayya. Dirinya menguarkan motornya dan Rayya mengunci pintu kos Elo. Rayya memakai helmnya dan naik ke motor bebek milik Elo. "Motor lu jelek banget haduh bisa encok gua..". Protes Rayya "Udah gak usah Protes!! Cepet kita mau kemana sekarang? " Ujar Elo "Ke kafe city.. ". "Okey pegangan lu ya.., Gua ngebut!!" Ucap Elo memperingati Rayya tuk pegangan Di bawah rintik hujan untuk pertama kalinya Elo menggonceng seorang gadis dalam sejarah hidupnya. Yang ia inginkan hanyalah ketenangan dari omelan Rayya. Dalam Pertama kalinya pula Rayya naik motor bersama seorang lelaki. Lelaki yang baru saja dikenalnya. Dan lelaki yang pertama kalinya begitu menyebalkan untuk dirinya. Kini ia pegangan erat di pinggang Elo. Ia tak peduli lagi asalkan ia bisa sampai dengan selamat. Kau mau membunuhku Elo Arjuna! Awas kau bocah tengil!! Rayya berusaha mati-matian menahan rasa pusingnya karena Elo yang mengemudikan motornya dengan kencang. Setalah beberapa menit kemudian sampailah mereka di kafe tujuan Rayya. Elo memakirkan motornya. Rayya tak sadar jika mereka telah sampai. Ia masih saja memeluk Elo. "Woi udah sampai. Mau sampai kapan lu peluk gua hah? " Ujar Elo Rayya tersadar dan melihat sekelilingnya jika dirinya telah sampai di kafe city. Buru-buru ia melepaskan pelukannya dari Elo. Ia turun dari motor Elo dan melepas jas hujan miliknya. Selesai melepas jas hujan ia bergegas jalan namun tangan elo menghentikannya "Apalagi? " Tanya Rayya "Ini jangan lupa pakai maskermu. " Ujar Elo memasangkan masker pada Rayya "Dan ini pasang tudung jaketmu biar gak ada orang yang ngenalin lu! " Tutur Elo memberi peringatan dan perhatian pada Rayya Rayya mengangguk pada Elo "Okey thanks.., lu jalan di belakang gua agak jauhan ya.. ". Elo mengerti dan memasang masker beserta tudung jaketnya "Iya.. ". Rayya mulai jalan ke tempat meja sang manajernya yaitu Adam Jonshon. Rayya melihat lelaki paruh baya yang tak lain managernya. Rayya menghampiri dan mengucapkan salam pada managernya "Maaf pak saya baru mengabari.. ". Ujar Rayya membungkukkan diri di hadapan sang manager Pak Adam tersenyum datar "Tak apa, Duduklah dan jelaskan pada saya.. ". Rayya duduk berhadapan sedangkan Elo berada di belakang dirinya. "Siapa dia Rayya? " Tanya Pak Adam "Dia Bodyguard baru saya.. ". Ucap Rayya dengan asal "Bodyguard? Sejak kapan kau punya body guards Rayya? Apa kau dapat ancaman? Apa saya tak cukup untuk melindungimu Rayya? " Tanya Pak Adam dengan rinci "Tidak pak.., akhir-akhir saya hanya ingin tenang dari kejaran para fans saya jadi saya menyewa body guard agar saya bisa tenang.. ". Tutur Rayya memberikan alasan bohong pada Pak Adam "Oh baiklah.., To the point saja kamu tadi kemana saat pemotretan berlangsung?" Tanya Pak Adam "Saya tadi kabur dari kejaran fans fanatik saya jadi saya meninggalkan lokasi pemotretan. Saya begitu risih dan tak ingin berurusan dengan mereka lagi. Mereka sangat mengesalkan dan memusingkan saya. Apalagi mengejar-ngejar saya sampai Apartemen saya.. ". Ucap Rayya memberi keterangan pada Pak Adam Pak Adam memangutkan dagunya. Memahami setiap situasi Rayya "Oh baiklah.., Jangan lupa besok syuting pertama kamu Rayya.. ". "Justru karena itulah pak saya ingin mereshedule semua jadwal syuting saya..". Ucap Rayya "Mereschedule bagaimana Rayya?" Tanya pak Adam "Saya ingin semua jadwal saya baik syuting maupun pemotretan tanpa terkecuali dipindah di malam hari..". Pinta Rayya dengan berhati-hati "Tapi apa Alasanmu? Apa alasanmu yang mengganti waktu semua jadwalmu Rayya? Jelaskan pada saya!! ". Tanya Pak Adam dengan tegas "Karena di pagi hingga siang hari ada hal yang saya lakukan ..". Ucap Rayya dengan yakin "Ada hal apa yang kamu lakukan Rayya? Sampai kapan jadwalmu diganti di malam hari semua Rayya?" Tanya Pak Adam mencurigai Rayya "Itu Privasi saya dan keluarga saya jadi bapak tak perlu tau. Pak adam cukup Reschedule semua jadwal saya sampai semua masalah saya telah normal. Saya mau besok cuti sehari sambil pak adam mengatur ulang jadwal saya. Sudah itu saja yang saya inginkan. Pak Adam tau bukan jika saya begitu keras kepala.. jadi ku mohon pak manager saya tuk mengatur semuanya..". Ujar Rayya dengan pede dan yakin "Haish.., baiklah saya akan mengatur ulang jadwal kamu sampai kondisimu normal kembali. Besok saya kabari jika semua sudah selesai.. ". Jawab sang manager dengan pasrah "Oh iya pak saya tidak tinggal di apartemen saya lagi jadi tolong antar semua baju saya di alamat yang akan saya kirim nanti.. ". Pinta Rayya sekali lagi "Okey okey baiklah.., Semua akan saya lakukan asalkan kamu bekerja keras dalam syuting kali ini.. ". Ucap Pak Adam menuruti permintaan Rayya Rayya tersenyum dan bangkit dari duduknya "Baiklah pak cukup sampai di sini ya.., Terima kasih telah datang. Saya kembali dulu. Ayo body guardku! " Elo mengangguk dan mengikuti Rayya dengan perasaan kesalnya. Bagaimana mungkin Rayya menjadikannya sebagai body guard!! Sudahlah Elo kau hanya bisa pasrah.. Elo dan Rayya keluar dari kafe. Mereka berdua memasang jas hujan serta helm. Rayya naik ke goncengan motor Elo. Sebelum mengemudikan motornya, Elo menolehkan wajahnya pada Rayya "Lu ada hutang sama gua hari ini..". "Ha? Lu mau minta apa ke gua? " Tanya Rayya "Sampai di kos nanti buatkan saya makanan yang lezat!! Tidak ada penolakan! " Ucap Elo "Iye iye gua buatin!! Tenang gua jago masak kok.. ". Jawab Rayya menyombongkan dirinya "Awas kalo gak enak.. ". "Iye iye entar lu rasain sendiri dede gemes..". Ujar Rayya Elo menstarter motornya dan siap melajukan motornya "Lu siap? pegangan yak.. ". "Yok kita pulang!!! " Ujar Rayya dengan semangat Brum.. Brum.. Motor bebek Elo melaju dengan kecepatan standart. Setiap rintik hujan membasahi mereka. Dan di balik rintik hujan kali ini mereka menyadari jika ada hal yang berbeda pada kehidupan mereka. Kehadiran Rayya pada hidup Elo dan kehadiran Elo di hidup Rayya yang sama-sama memberikan misteri ilahi. Misteri yang tak mereka sadari artinya. Akankah Rayya dan Elo dapat bertahan satu sama lain di satu atap? Dan akankah Rayya dapat menemukan mister dalam hidupnya kini? Nantikan di chapter selanjutnya...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD