Takdirnya mengerikan, dan aku terlanjur masuk ke dalam pesona nya - Ren

3687 Words
Jakarta, 2017 Sepasang kaki tegap melangkah pasti menaiki anak tangga, setelah di parkirkan nya mobil sedan berwarna putih tampak seorang lelaki membopong wanita muda menuju lobby apartmen mewah yg jarak nya tidak jauh dari area sekolah. Perlahan tapi pasti ia langsung menekan tombol lift yg menyediakan angka 8 disana, beruntung ia tidak bersama penghuni lain dalam menggunakan fasilitas lift kali ini, karena kalau tidak ia akan sedikit kesulitan untuk memastikan gadis yg bersamanya aman dari desakan manusia. Kaki dan tangan gadis ini terluka, wajah nya pun senantiasa di balut perban putih yg sudah mulai tanggal, tentu kondisi nya ini menjadi alasan utama lelaki jangkung itu menggendong nya dengan sangat hati hati. Pintu lift terbuka, sesampainya di lantai 8 lelaki itu langsung melangkah maju tepat kearah utara dan berhenti di depan pintu berwarna coklat yg berbalut nuansa china classic dengan tulisan selamat datang ( Shēnghuó ), dengan menekan 4 angka saja ceklek, pintu apartmen itu terbuka, selanjutnya lelaki itu langsung membaringkan gadis yg bersamanya di atas kasur yg berukuran 2 kali lebih besar di banding ukuran kasur single bad biasa, ia membiarkan gadis itu nyaman dalam pembaringan nya dan mulai melangkah mundur meninggalkan gadis itu di dalam kamar sendirian. *** “ tuan muda, apa yg sedang tuan lakukan di bawah sini?” “ Ren, nama saya ren. Sudah berapa kali saya katakan tidak usah memanggil saya begitu, bapak cukup sebut nama saja” pinta lelaki itu sambil tersenyum pelan “ engh, i-iya tuan eh maksud saya ren, ada perlu apa? kenapa harus turun ke lobby?” “ saya butuh kotak p3k pak, handuk kecil dan gunting” “ akan saya siapkan tuan, kalau ada perlu yg lain tuan bisa menelfon saja nanti saya akan datang ke ruangan” “ hehe, masih belum terbiasa ya pak? ya sudah mau bagaimana lagi, ingat! kita semua sama jadi saya kurang suka dengan sebutan tuan muda, dan terimakasih atas bantuan nya” Setelah menerima kotak p3k dan barang lain yg ia butuhkan, renjun langsung kembali ke ruangan pribadi miliknya dan membuka pintu kamar tempat dimana ghea terbaring. “ luka nya cukup dalam ternyata, aku harus membersihkan semua luka ini sebelum terjadi infeksi jangka panjang” batin renjun dalam kegiatan nya merawat semua luka yg menghiasi tubuh gadis itu. Dibasuh nya pelan, dengan sangat hati hati renjun mulai mengolesi obat merah ke beberapa titik daging yg terkelupas, ia juga mengolesi alkohol di sekitar luka yg terbuka guna untuk mensterilkannya sebelum di tutup kain kasa. Kurang lebih setengah jam waktu berlalu, gadis malang itu tetap memejamkan matanya tanpa terusik sedikitpun dengan kegiatan yg di lakukan renjun, tepat pada luka di bagian leher, renjun memilih untuk mengompresnya terlbih dahulu agar tidak terjadinya pendarahan ketika luka itu di tutup. “ kamu disini dulu yah, aku ngga tau rumah kamu dimana, sesaat aku pengen bantu kamu pulang disaat itu juga kamu kehilangan kesadaran diri, tapi aku pastiin ini tempat yg paling aman untuk saat ini” dialog renjun sambil menatap lembut ke arah gadis yg baru saja ia tolong *** Pekatnya aroma butter dan parsley begitu menusuk hidung ghea, selanjutnya ia dapat merasakan ada aroma tambahan garlic yg cocok disandingkan dengan pasta apapun, sadar akan reflek penciuman nya ia pun langsung membuka mata dan terbangun mendapati dirinya sendirian dalam sebuah kamar yg hampir senada dengan kamarnya, banyak nya lukisan abstrak yg terpajang serta tulisan tulisan yg tampak berantakan namun memiliki nilai estetikanya sendiri mampu menyadarkan ghea bahwa ia sedang tidak di kamarnya “ aku dimana?” tanya ghea pagi itu Di sisi lain, renjun yg baru saja menyelesaikan masakannya memilih untuk menghampiri ghea guna memeriksa apakah gadis itu sudah terbangun dari tidurnya, sesampainya di depan pintu kamar, renjun di buat terkejut karena pintu nya sedikit terbuka “ pintunya kok terbuka? oh iya mungkin aku lupa menutupnya ketika aku memastikan gadis itu msh tidur sebelum aku pergi ke dapur” renjun langsung masuk ke dalam kamar dan mendapati ghea yg sudah terbangun dan menatap tajam ke arah nya “ kamu siapaa?!!!” tanya ghea membuka suara “ dan lagi aku dimana?” belum sempat renjun menjawab pertanyaan, ghea langsung berteriak ketakutan dan memohon untuk tidak menyakitinya “ aaaa, aku mohon jangan sakiti aku, aaaaa, aaku aakuu tidak akan melawan, aku mohon jangan sakiti akuuu, aku dimana?? aku mohon jangan sakiti aku” pinta ghea dengan raut wajah ketakutan dan tubuh yg bergetar. “ hei tenang, calm down, aku ngga akan nyakitin kamu, kemarin sore kamu pingsan di gudang dan karena aku ngga tau rumah kamu dimana jdi aku bawa kamu ke apartmen aku, aku ngga ada niat sama sekali untuk nyakitin kamu” usaha renjun menjelaskan “a-aku pingsan? argghhhhhhh” pekik ghea tiba tiba setelah ingatan kejadian kemarin sore terlintas dalam pikirannya, ia langsung menyilangkan kedua tanganya ke arah d**a seperti melakukan perlindungan dan mengusap ngusap bahu nya sendiri di sertai gelengan kepalanya kesana kemari “gabriel jangannn!! Arghh jangannnnn!!!!, tolonggg!! Papa tolongin gheaaa!!” jangan sakiti aku gabriel” teriak ghea dengan tangis yg mulai terdengar di sela sela teriakannya, ia terus menerus mengatakan perkataan yg sama dengan kejadian sore kemarin dan menangis dalam ketakutan “ ingatan nya masih terjebak di kejadian kemarin,aku paham betul dia sangat terluka” batin renjun setelah melihat kondisi ghea yg amat menyedihkan, renjun mulai membuka suaranya dan berusaha menenangkan ghea yg mati ketakutan di sisi ranjang “ gabriel ngga ada disini, seseorang sudah menghukumnya dan dia ngga bakalan nyakitin kamu lagi” setelah renjun membuka suaranya, reaksi ghea tetap sama, tubuhnya masih bergetar dan terus menerus berteriak memohon untuk tidak menyakitinya, kini renjun mulai mendekat tetapi tetap memberi jarak antara ia dan ghea “ aku tau kamu ketakutan, sekarang dengerin aku, kamu takut gabriel kan?” tanya renjun sambil menatap ghea, ghea yg sadar akan pertanyaan itu langsung mengangguk dan membalas tatapan renjun “ coba liat di sekitar, gabriel ada disini?” tanya renjun sekali lagi dengan nada yg lbih rendah “ hmm, ng-ngga ada” jawab ghea sambil melihat ke sekitar “ ngga ada kan? gabriel ngga ada disini kan?” “ i-iyya, gabriel ngga ada disini” “Iya, gabriel emng ngga ada disini, dia udh di hukum, karena udh jahat sama kamu” “ g-gabriel di hukum?” “ iyaa, dia udh di hukum, dia ngga bakalan bisa jahatin kamu lagi” Ghea yg masih mendengarkan perkataan renjun mulai tenang dan tidak berteriak lagi “ disini aman, gabriel ngga ada disni, kamu juga ngga perlu teriak teriak, kasian tenggorokannya, kamu ngga ush takut, aku janji ngga bakalan jahat sama kamu” ucap renjun lembut begitu lembut sambil menatap kedua mata gadis itu “ k-kamu janji?” kini suara ghea mulai terdengar pelan “ aku janji” renjun memperlihatkan jari kelingking nya kepada ghea sebagai simbol ia berjanji tidak akan menyakitinya. Ghea yg merasa kondisi di sekitarnya benar benar berbeda dengan kejadian kemarin, mulai terdiam dan berusaha percaya bahwa ia akan baik baik saja. *** Renjun melihat ghea menghabiskan sarapan paginya, walaupun gadis ini tak banyak bicara tetapi dia menurut ketika di minta memakan masakan yg sudah renjun sediakan pagi ini. Selanjutnya gadis itu memilih untuk duduk berdiam diri di sisi kanan sofa ruang tengah apartmen itu, disana ghea memeluk dirinya sendiri, sambil sesekali meneteskan air matanya. Renjun yg menyadari perubahan terjadi pada gadis ini mulai mencari sesuatu di laman internet ipad nya (Kemungkinan yg akan terjadi pada korban pelecehan seksual) renjun mengetik pencarian tersebut dan mendapatkan beberapa penjelasan kondisi yang berbeda beda. (1. Trust Issue Trust Issue adalah kondisi di mana seseorang sulit percaya terhadap orang lain. Biasanya diakibatkan oleh sesuatu yang menyakitkan di masa lalu. Menurut pandangannya, semua orang tidak terlihat beda.Misal, pada kasus pelecehan seksual, ia akan menganggap orang yang ada di sekitarnya sama seperti pelaku. Bahkan, ketidakpercayaan itu bisa timbul pada anggota keluarga, seperti kakek, nenek, ayah, ibu, paman, bibi, dan saudara kandung. Membangun rasa percaya para penderita trust issue bukanlah perkara mudah. Diperlukan banyak waktu dan hal yang dapat meyakinkannya bahwa tiap orang tidak jahat. 2. Trauma Secara psikologis, trauma adalah keadaan seseorang yang diakibatkan oleh peristiwa buruk. Kondisi ini membuat yang mengalaminya merasa tidak aman, nyaman, dan berdaya dalam menjalani kehidupan. Seringkali, emosi akan tersiksa karena mengingat hal-hal yang menjadi penyebab tersebut.Contoh, jika menjadi korban pelecehan seksual, ingatan akan kejadian buruk itu terus-terusan menghantui. Bahkan, saat mereka sedang terdiam. Tiba-tiba kepala merasakan sakit dan rentan berujung teriak karena terlalu takut. Tidak jarang diperlukan obat penenang untuk mengatasinya. 3. Depresi Depresi adalah gangguan suasana hati yang membuat seseorang terus-terusan merasa sedih, bahkan tidak ada gairah untuk menjalani hidup. Para penderitanya akan sulit menjalani aktivitas normal. Mereka juga cenderung cepat lelah, baik secara fisik maupun mental. Depresi disebabkan oleh berbagai hal yang tentu dianggap buruk bagi penderitanya. Misal, pernah dilecehkan. Situasi mengerikan itu membuat emosinya terus tidak stabil dan masuk ke dalam pikirannya di tiap waktu, termasuk saat tengah beraktivitas. Tak hanya kehilangan minat melakukan pekerjaan, seseorang yang mengalami depresi akan berhenti makan dan sulit tidur. Parahnya lagi, bisa menyakiti dirinya dengan melukai anggota tubuh hingga berujung menghilangkan nyawanya sendiri. Itulah beberapa gangguan mental yang bisa dirasakan para korban pelecehan seksual. Untuk itu, kamu perlu lebih sadar bahwa kesehatan mental seseorang itu sangat penting), setelah membaca beberapa jurnal tersebut renjun seakan mengerti dengan reaksi alami yg di tampilkan ghea pagi tadi, tidak hanya fisik nya yg terluka ternyata psikis nya juga kena. *** “ kamu mau pulang?” tanya renjun secara tiba tiba yg sukses membuncah lamunan ghea. Ghea yg sedari tadi menghadap ke jendela langsung berbalik dan mendongakan kepalanya guna menangkap kedua mata renjun yg sudah berdiri tepat di depan nya “ hm, aku boleh disini dulu?” Pinta ghea pelan “ iya boleh boleh aja, tapi nanti keluarga kamu nyariin gimana?” “ hm, ngga bakal di cariin karena papa mama aku dalam perjalanan bisnis” jawab ghea dengan nada sedih “ oh iya, klo kamu lupa, aku yg di atas rooftop kemarin” renjun tampak mengganti topik dan secara tidak langsung mengalihkan perhatian ghea “ ooh, iya, hai?” ghea tampak kaget dan reflek menyapa renjun dengan melambaikan tanganya “ eheh, iya hai juga” renjun membalas lambaian ghea, ia senang gadis ini sekarang sudah bisa di ajak bicara dengan kondisi yg hampir stabil “ hm tentang luka luka aku, kamu yah yg bantu ngobatin nya?” “ eh iya, maaf lancang tapi sekarang udh mulai membaik kan?” “ hm sudah, terimakasih” “ Ren, nama aku ren” renjun tiba tiba mengulurkan tangan nya sambil tersenyum “ hmm, aku ghea” sadar ghea tak membalas uluran tangan nya, renjun langsung menepuk kan tangan nya ke telapak kanan tangan ghea “ high five, aku tau kamu masih takut untuk skinship sama orang orang jadi kita tos aja” ucap renjun memberi alasan “ tentang lukisan di kamar, kamu beli dimana?” kini ghea yg memulai membuka obrolan “ aku beli di toko peralatan” “ kamu beli lukisan di toko peralatan? emang ada?” tanya ghea penasaran “ iya, cat dan kanvas nya ada” “ cat dan kanvasnya?, jadi? itu lukisan kamu?” “ hm iya bisa di bilang begitu, kenapa? ada yg salah sama lukisannya?” “ ehh bukan, ngga ada yg salah kok, cuman pas aku ngeliatnya aku terkesima aja sama lingkaran sempurna yg kamu lukis” “ pergelangan nya gimana? Udh membaik?” tanya renjun tiba tiba “ eh iya, hmm udh mulai membaik kok” Mendengar jawaban ghea, renjun langsung beranjak dari sofa dan mengambil beberapa kanvas serta kotak coklat yg berisikan berbagai macam warna cat cair “ kamu mau coba ngelukis ghe?” tanya renjun pelan sambil menyodorkan kanvas putih dan kuas lukis yg ia punya “ a-aku boleh ngelukis?” pertanyaan yg cukup aneh untuk sekedar di lontarkan “ boleh, tentu boleh, sini aku bantu buka cat nya, kamu mau warna apa?” melihat renjun yg bersedia menyiapkan peralatan lukis untuk nya tanpa sadar senyum tipis telah terukir di sudut bibir ghea . “ kamu mau ngelukis apa?” “ aku bakalan lukis bulan purnama” “ aku suka bulan purnama, ntah mengapa kita akan selalu memilih satu hal yg paling menarik dalam hidup kita, mentari terlalu silau untuk menampik manusia malam seperti ku tapi aneh nya aku tidak terlalu suka gelap, kegelapan benar benar menusuk jantung ku dan selanjutnya akan memeta setiap inci pesakitan yg aku miliki, bumi langit ku gagal dalam perintahnya, di persembahkan aku pada malam yg tak begitu larut, dan pada sadar yg masih ku miliki aku menemukan titik antara terang dan gelap, tidak terlalu menyengat dan tidak juga terlalu sepi, kondisi itu aku temui ketika aku berada tepat di bawah bulan purnama” ghea yg mendengar itu langsung merasa tenang, tenang sekali, setiap kata yg renjun ucapkan benar benar menarik ghea lebih dalam untuk mengingat bagaimana dirinya selama ini, mungkin mereka tak sama, tapi arah jalan yg renjun tapaki seperti mempunyai muara yg berujung kepada ghea “ aku suka, mengetahui fakta ada seseorang yg menyukai bulan purnama seperti ku” tanpa sadar ghea berdialog seperti itu dan tersenyum manis dalam dialog nya “ aku juga suka kamu tersenyum begitu” renjun mengusap pucuk kepala ghea dengan lembut dan merendahkan dirinya agar sejajar dengan wajah cantik ghea, ia tersenyum pelan seakan memberi isyarat bahwa ghea berhak untuk tersenyum lebih dari hari ini *** “ ren? terimakasih udh nganterin aku pulang” “ aku harap kamu bisa cepat pulih ghe, udh masuk sana, aku liatin dari sini” ghea mulai menaiki tangga depan rumah, sesekali ia akan berbalik melihat renjun yg masih setia menunggu nya memasuki rumah, ghea melambaikan tanganya ke arah renjun yg di sambut hangat oleh pemuda itu dengan anggukan dan senyuman. Ceklek, pintu rumah terbuka, ghea langsung melangkahkan kaki nya untuk segera bertemu dengan kamar yg ia rindukan. Sesampainya ghea di depan pintu kamar alangkah terkejutnya ia dengan pemandangan yg baru saja ia lihat “ mamaa!!!!,” ia melihat mama nya menanggalkan semua lukisan miliknya dan menghancurkan lukisan tersebut dengan membantingnya ke lantai, alhasil lukisan nya jatuh berserakan dan bising pecahan kaca mengisi irama malam itu “ maa, apa yg mama lakukan? jangan maa jangann” ghea berusaha menarik tangan mamanya untuk menyelamatkan beberapa lukisan yg masih terpajang “ anak nakal!, semua gara gara ini!, aku selalu muak melihat semua lukisan lukisan sampah inii!” “ maa jangan maa, ghea mohon jgan” Plakk, sebuah tamparan dari ghina membuat ghea mengerjabkan matanya terkejut “kemana kamu tiga hari ini?, kenapa kamu selalu bikin mama malu!, kamu membolos sudah 3 hari gheaa!!!” “ sekarang kamu harus terima hukumannya!” ghina menyeret ghea keluar kamar dan membawanya ke gudang belakang rumah, tanpa memikirkan nasib putrinya, ghina langsung mengikat tangan ghea dan menyuruh nya berdiam diri disana “ mama akan hukum kamu!, tunggu kamu disini” selanjutnya ghina tampak membawa beberapa tumpukan tulisan dan melemparnya ke arah ghea, tulisan tulisan yg berserakan adalah kumpulan puisi puisi dan syair yg ghea miliki, tepat di depan ghea mama nya melakukan hal yg paling melukai hati ghea, rasanya tidak ada lagi kesedihan yg mendalam selain hukuman yg di berikan sang ibu “ maaaa, jangan bakar tulisan tulisan ghea maaa, lepasin ghea,mama!! ghea mohon biarin ghea ngerasa hidup untuk sesaat, maa” “ mama selalu benci ngeliat bakat kamu yg tidak ada gunanya! ini semua hanya sampah yg akan mengotori banyak hal, mama akan bakar semua ini hingga habis tak bersisa, ngga ada yg bisa ngehancurin mama termasuk kamu!!!” “Ghea kecewa sama mama!, mama bisa pukul ghea sesuka mama tapi jangan pernah sentuh barang barang ghea!” malam itu, ghea menyaksikan semua tulisan nya lenyap dalam kobaran api, dalam setiap lembaran yg terbakar rasanya kobaran api itu sukses lebih dulu membakar setiap inci mimpi yg ghea punya, dalam setiap tetes air matanya terdapat ribuan harapan yg hanyut terbawa arus dan tak bisa ia bendung. Ntah apa yg ada di pikiran ghina tetapi melihat ghea hancur di hadapan nya merupakan hiburan tersendiri baginya, ia tak perlu repot repot mengotori tangan nya untuk menyiksa fisik anak itu karena sesungguhnya membunuh semua hal yg ia suka merupakan siksaan terkejam untuk psikisnya, setelah puas melihat ghea menangis terisak dan memohon kepadanya, kini ia mulai beranjak dan meninggalkan ghea sendirian yg terkunci di gudang semalaman. “ kenapa harus aku?” tanya ghea pada dirinya sendiri Kalimat itu adalah kalimat yg kesekian kalinya ia tanyakan pada dirinya, terkadang ia merasa iri dengan kehidupan yg di terima oleh almarhum kaka nya dulu, seingatnya ia tak pernah mendapat sebuah pelukan hangat dari mama atau papa nya. “ kenapa ngga aku aja yg pergi? kaka disini sama mama hm?, mungkin kemarahan mama ngga akan sedalam ini sama aku” batin ghea *** Sudah 2 hari berlalu ghea menjalani hukuman dari mamanya, ia hanya akan dapat minum di pagi hari dan roti kering di malam hari, bibir tipis ghea mulai pecah tanda kurang nya asupan air dalam tubuhnya dan lagi ia mulai merasakan perih yg sangat hebat di sisi kiri perutnya membuat gadis malang ini semakin terlihat menyedihkan saja, ia ingin menangis untuk mengurangi sedikit dari rasa sakit yg ia alami saat ini, namun nyatanya air mata itu tidak bisa lagi keluar dari balik pelupuk mata. Di luar rumah tampak mobil sedan putih mulai menepi dan berhenti, tepat sesaat pintu mobil itu dibuka terlihat sesosok pemuda tampan menggunakan kaca mata hitam yg sukses membuat siapa saja akan terpana oleh paras sempurnanya, pahatan wajah yg simestris begitu serasi di ciptakan tuhan untuk nya, sepertinya tuhan sedang berbaik hati dalam proses penciptaan pemuda itu. Ia mulai membuka langkahnya untuk bertamu ke rumah mewah beralamatkan no 17 tempat kediaman keluarga Aira, dalam sopan ia mulai memencet bel dan menunggu balasan dari bel tersebut “ maaf, cari siapa?” Pertanyaan yg datang dari dalam rumah “ saya renjun, temannya ghea” Mbok darsih yg mendengar hal itu langsung dibuat kaget, pasalnya selama ia bekerja dgn keluarga Aira tak pernah sekalipun ia melihat ada tamu nona mudanya itu “ maaf tuan, nona ghea nya sedang sekolah” jawab mbok darsih “ klo ghea sekolah aku ngga bakalan sampe kesini buk” sadar akan perkataan itu, terbesit niat mbok darsih untuk memberitahukan keadaan ghea yg sebenarnya, akan tetapi ia takut jika nyonya ghina tau pasti ia akan di pecat dan nona ghea akan di beratkan hukumannya tapi jika di lihat lihat lagi, tampak nya teman nona ghea merupakan orang penting yg kedudukannya sama dengan keluarga Aira “ sebenarnya, non ghea sedang di hukum tuan” jawab mbok darsih pelan “ di hukum? kenapa buk?” renjun langsung terkejut mendengar pengakuan dari wanita paruh baya yg menyambutnya itu “jadi? apakah ini alasan ghea tidak datang ke sekolah sudah 2 harian ini?” batin renjun yg masih tidak menyangka *** “ ghee?? kamu di dalam?” tanya renjun dari luar gudang “ siapa?” suara ghea terdengar menyahut dari dalam Tidak butuh waktu lama, renjun berhasil membuka pintu gudang yg terkunci berbekal kunci cadangan yg di berikan mbok darsih kepadanya, ceklek pintu terbuka, “ ghe?” renjun langsung mendekat dan kaget melihat kondisi ghea yg sudah seperti tawanan, dilihatnya ada beberapa abu sisa pembakaran di sekitar tempat ghea terikat, luka luka yg ia obati sudah mulai mengering akan tetapi perban yg semula warna putih sudah berubah warna menjadi abu karena kumuhnya kondisi gudang, selanjutnya renjun langsung mengeluarkan sapu tangannya dan membersihkan wajah ghea yg kotor, di tatap nya wanita itu dalam dan ia menangkap wajah cantik itu “ karena ini kamu ngga mau pulang, hmm?” satu pertanyaan yg di lontarkan renjun mampu membuat pertahanan ghea runtuh, air mata nya jatuh tanpa permisi, isakan kecil mulai terdengar dan kini ia menjatuhkan wajah mungilnya ke d**a bidang milik lelaki yg datang untuknya, ia menangis, menumpahkan semua pesakitan yg ia tahan selama ini, beruntung renjun seakan mengerti, di lepasnya pelan tali yg mengikat pergelangan ghea dan ia langsung menarik gadis itu lebih dalam ke pelukannya, tangan kekarnya mengusap lembut pergelangan tangan ghea yg msh terluka, sang gadis menangis lama sekali sampai renjun menyadari bahwa tarikan napas ghea mulai lambat “ ghe? kenapa?” tanya renjun khawatir “ a-aku ngga tau ren” “ napas kamu sesak ghe, ayo kita ke rumah sakit” tanpa ba bi bu renjun langsung menggendong ghea keluar dari gudang dan membawanya ke rumah sakit *** Di perjalnan, renjun menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi dan hanya menggunakan satu tangan, karena tangan yg satunya ia gunakan untuk menggengam tangan mungil ghea guna memberi kekuatan untuk gadis itu “ ghea?, sabar yah aku lagi usaha untuk cepat sampe rumah sakit” renjun tampak khawatir melihat kondisi ghea yg kesusahan menarik napasnya, sakin khawatirnya ia sesekali menyeka air mata yg keluar dari sudut matanya Sesampainya di rumah sakit, renjun langsung berlari sambil menggendong ghea melewati ruang unit gawat darurat “Dokter, tolong tangani perempuan ini dengan baik” pinta renjun kepada om siwon yg merupakan dokter pribadinya. Dalam gelapnya nestabala pejaman mata, kata maaf dan beribu kalimat permohonan renjun ucapkan tanpa lelah, ia tak tahan harus melihat pemandangan ini, ghea yg terbaring lemah di dalam sana harus bertarung cepat dengan waktu, renjun amat mencintai ghea, sungguh. Rasa yang semerbak dalam dekapan hati nya mulai tumbuh ketika ia pertama kali bertemu ghea. Kala itu, hari sabtu pada bulan juli 2017. Renjun yang baru saja memarkirkan mobilnya tepat di depan taman ibu kota memutuskan untuk berkeliling sekedar mencari inspirasi untuk tokoh utama ceritanya. Di sana, ia menemukan seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolah tengah menghampiri seorang penjual makanan keliling, tak hanya membeli satu porsi, tapi semuanya. Renjun awalnya tampak tertawa bingung atas kelakuan gadis itu, mengapa anak sekolah membeli makanan begitu banyak nya? apakah memang serakus itu?. Ingin mentertawakan nya dengan suara lantang, renjun di kejutkan dengan kelakuan si gadis yang membuatnya malu. Sang ibu penjual pun menangis terharu, memeluk si gadis dengan sangat erat sedangkan si gadis mengusap punggung ibu itu dengan lembut. Seulas senyuman ia berikan sebagai tanda perpisahan. Sepanjang jalan si gadis lewati, ia memberikan makanan itu kepada setiap anak jalanan yg ia temui. Tawa bahagia anak anak terpancar tatkala menerima makanan dari si gadis. Sejak itu, renjun jatuh pada pesona sang gadis. *** ( Takdirnya mengerikan, dan aku terlanjur masuk ke dalam pesona nya) tulis renjun pada laman utama buku catatan yang baru saja ia dapatkan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD