Akan selalu ada sumber cahaya yg bakalan ngusir kegelapan yg mengusik kamu - Ren

4999 Words
Jakarta, 2017 Satu minggu berlalu ketika ghea harus menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit ternama ibukota, ia di diagnosa mengidap penyakit yg msh blm tau apa penyebab sebelumnya, selama masa perawatan nya, renjun tampak setia menemani dan mengusahakan kesembuhan gadis itu. Tanpa kedua orangtuanya ghea tetap kuat dalam menjalani masa sulitnya, dan perihal kedua orangtua ghea, renjun sudah mencoba beberapa kali mengunjungi rumah ghea akan tetapi rumah tersebut tampak tak berpenghuni, terakhir renjun menggunakan kekuasaanya untuk mencari tahu keberadaan mama dan papa ghea, alhasil ia mengetahui fakta bahwa kedua suami istri itu sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri. *** “ ren? berdasarkan hasil laboratorium, ghea di diagnosis terkena penyakit lambung. Kami sudah melakukan endoskopi ( prosedur medis yang dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam organ internal pasien, pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mendiagnosis masalah pada tubuh pasien tanpa melakukan pembedahan besar) untuk mengecek apakah kemungkinan penyakit Ulkus peptikum menyerang lambung pasien tetapi tidak di temukan adanya pendarahan di lambung. Dari gejala rasa sakit yang pasien rasakan, hal ini mengacu kepada gastroesophageal reflux disease atau GERD” jelas om siwon, selaku dokter yang bertanggung jawab untuk kesehatan ghea selama kurang lebih satu minggu ini “ Gerd? jadi alasan ghea susah mengambil napas, selalu merasa lemas dan sering adanya sensasi terbakar di d**a merupakan penyakit lambung?” tanya renjun menimpali penjelasan om siwon “Iya benar, selain itu faktor risiko yang mungkin mendasari terjadinya GERD pada pasien juga beragam, antara lain gaya hidup, makanan yang dikonsumsi sebelum muncul gejala, pola makan, obat yang dikonsumsi, hamil atau menopause, dan stres psikologis. Jadi, jika ada pasien penderita penyakit lambung belum tentu permasalahan nya hanya tentang makanan, banyak faktor risiko kemungkinannya, om harap untuk pemeriksaan lebih lanjut kita bisa mengetahui faktor penyebab penyakit ghea, sekarang ia akan di beri obat pereda nyeri dan nebulation, untuk lanjutannya semoga pasien cepat pulih dan bisa menjalani pengobatan rawat jalan” “ iya om, terimakasih atas bantuannya, om benar benar bekerja keras dalam membantu ghea” “ perihal semuanya, dia alasan kamu ren?” Mendengar pertanyaan yg lolos dari sang dokter membuat renjun tertegun, ia tak tau harus bereaksi bagaimana, seakan peka dengan gerak gerik renjun, om siwon pun menepuk nepuk pundak renjun pelan dan memberi semangat kepada lelaki jangkung itu yang sudah ia anggap seperti anak nya sendiri “ tidak papa, gadis itu akan sembuh, kamu hanya perlu menjaganya” setelahnya, sang dokter memberi seulas senyuman dan berlalu melewati renjun untuk kembali keruangan nya. Disisi lain, renjun yg masih setia menunggu ghea terbangun dari tidur siang nya memilih untuk mengayunkan pensil lukisnya dan memberi sentuhan hangat kepada lukisannya. Ia menggerakkan ujung pensilnya kesana kemari sambil sesekali menoleh ke arah ghea, dalam 15 menit terakhir renjun berhasil menyelesaikan bentuk mata yg terpejam dengan sempurna, suksesnya goresan demi goresan dalam membentuk kelopak mata yg terpejam itu, menjadi bukti tahapan akhir dari penyelesaian lukisan renjun siang kali ini. “ ehumg, ren? kamu lagi apa” tanya ghea ketika ia terbangun dan mendapati renjun yg tengah duduk di sisi kanan sofa ruangan rawat inapnya “ ghea? kamu udh bangun,hmm?” renjun langsung mendekat ke arah ranjang rumah sakit dan membantu ghea untuk sekedar duduk dari pembaringan nya “ apa kata dokter? hari ini aku udh boleh keluar rumah sakit kan?” tanya ghea penasaran “ kata dokter kamu ngga boleh makan coklat lagi dan kamu harus bahagia biar cepat sembuh” “ loh? kenapa? aku suka coklat ren” protes ghea secara tiba tiba “ gini, kamu boleh kok makan apa aja asal jangan yg membahayakan tubuh kamu, dan coklat menjadi salah satu hal yg membahayakan” “ sebenarnya aku sakit apa sih? kenapa coklat jadi hal yg membahayakan aku?” “ hasil finalnya blm keluar, tapi kata dokter mereka curiga kamu mengidap penyakit gerd, tapi ini bukan masalah yang besar kok, kamu bisa sembuh kalo kamu menjaga diri kamu dari pemicunya dan kamu rutin minum obat” renjun menjelaskan dengan penuh hati hati dan di barengi usapan lembut pada punggung tangan ghea “ hm, ren? maaf aku ngerepotin kamu sampe sejauh ini, aku ngga bakalan lupa sama semua kebaikan kamu” kini ghea membuka suara dan membalas usapan lembut renjun pada tangannya, selanjutnya renjun langsung menggenggam tangan ghea dan menatap lembut gadis itu “ siapa yg minta kamu lupainnya hm?, aku ngga terlalu suka berteman ghe, tetapi ketika melihat kamu rasanya aku ingin punya teman lebih dari 10 orang yg kaya kamu” “ Huang renjunn!, hahah dasar yah kamu, aku aja ngga terlalu kenal kamu bisa bisa nya kamu mau punya teman yg kaya aku lbih dari 10” balas ghea sambil tertawa kekeh mendengar pengakuan renjun tersebut “ tapi aku kenal kamu ghe, dan akan lebih baik jika kamu tidak terlalu mengenal ku, iyakan? akan lebih baik begitu” batin renjun *** Dengan perlahan ghea mulai menaiki tangga depan rumahnya, terlihat mobil mewah berwarna hitam tengah tersusun rapi di antara mobil mobil lain yang berarti kedua orangtuanya kini tengah berada di rumah. Ghea lalu mengeluarkan surat keterangan sakit dan rencana kontrol nya minggu depan, dengan tubuh yang bergetar, ghea mencoba mengatur napasnya setenang mungkin. Ceklek! Ghea segera menutup pintu besar rumahnya dan bergegas untuk mendatangi papa dan mama di ruang kerja mereka Tok tok tok! “Mama”? Suara ghea mendominasi Ketukan pertama yg ghea berikan tidak mendapat reaksi apapun dari dalam ruangan “Papa?” kini ghea bergantian memanggil papa nya, setelah kurang lebih 20 menit terdengar suara intruski dari dalam “ Masuk!” perintah nattawin dari dalam Tanpa berlama lama , ghea langsung masuk kedalam ruang kerja kedua orangtuanya itu, di lihatnya sang ayah tengah asik berkutat dengan serangkaian tumpukan berkas berkas penting yg harus segera di tanda tangani dan di sisi kanan ruangan mamanya tampak sibuk dengan laptop miliknya. Selanjutnya, ghea mendekati meja kerja papanya dan memberikan surat keterangan sakit yg ia dapatkan dari dokter sepulangnya hari ini. Nattwain dengan cepat membuka surat keterangan itu dan melihatnya sekilas. Ghea tercekat, hatinya teriris pedih ketika ia menyaksikan surat keterangan tentang kondisinya belakangan ini di buang ke lantai begitu saja “ Papa sibuk!” Hanya itu yg nattawin katakan pada ghea, ghea hanya menunduk dan mengangguk seakan mengerti bahwa kondisinya tidak sepenting itu bagi orangtuanya. Buk! Sebuah benda tumpul menghantam keras bahu ghea, sontak membuatnya terhuyung ke samping. “ mbok darsih sudah mama pecat!, orang yg tidak bisa di ajak kerja sama tidak pantas untuk bekerja di kediaman keluarga Aira” ucap ghina pedas pada ghea, ghea menatap nanar ukiran kayu yg baru saja mengejutkannya, terlebih ukiran itu di lempar oleh mama nya sendiri tepat beralamat ke arahnya. Skakmat! Kini tak akan ada lagi yg menemani, seakan penderitaan yg di terima ghea belum cukup usai untuk segera tuhan akhiri, bagaimana bisa? dengan semua kesibukan yg mereka punya, mereka tak peduli sedikitpun dengan keselamatan anak yg masih berusia belasan tahun. Kepergian mbok darsih bukan lah hal yg mudah untuk ghea terima, walaupun ia tak terlalu dekat dengan si mbok akan tetapi dengan hadirnya dapat membuat ghea merasa sedikit tenang, ia percaya bahwa si mbok selalu akan peduli pada nya dan kini takdir benar benar ingin melihat ghea sendiri. Dia benar benar merasa sendirian kali ini. Prangkk! Sebuah kaca menjadi pelampiasan terakhir bagi ghea, kepalan tangan mungilnya kini telah penuh dengan darah serta beberapa pecahan kaca menancap pasti di ruas ruas jarinya. “BUKAN GHEA YANG BUNUH KAK GORYA!!!” Kalimat yg tak tertahan selama bertahun tahun itu akhirnya keluar walaupun tidak ada yg mendengar kebenaran itu. Sunyi dan sepi adalah teman ghea sejak kejadian mengerikan itu terjadi. Dalam rasa sakitnya ghea lalu mencabuti kaca kecil yg menancap di jarinya dengan perlahan. Bibir pucat, bawah mata yg menghitam, serta wajah yg di penuhi bekas luka, semuanya terlihat sempurna menghiasi wajah ghea. Bolehkah ghea menyalahkan kematian sang kakak untuk kali ini saja? itulah pertanyaan yg selalu terbesit ketika ghea mendapat perlakuan buruk dari keluarganya. Namun hal itu terkalahkan oleh rasa sayang yg amat besar di peruntukkan sang kakak dan keluarganya. Ia selalu berpikir jika apa yg ia alami ini mungkin akan berakhir jika dia membanggakan kedua orangtuanya. “Anak nakal! sini ikut mama ke gudang! kamu akan mama hukum untuk berdiam diri disana sendirian, dasar anak ngga berguna kamu!, bisanya nyusahin aja!, kamu emng ngga pernah usaha bikin mama bangga!” memori memori buruk memutar bak kaset rusak di dalam kepalanya, di dalam kamar yg kedap suara itu, ghea menangis, benar. Kali ini ghea benar benar meluapkan semua emosinya lewat tangisan. “Tanpa berusaha? aku berusaha semaksimal mungkin dalam hidupku sekarang! aku menangis dan mengalami berbagai hinaan, kenapa semua melihat apa yg aku lakukan bukan sebuah usaha? kenapa semua orang memandang rendah usaha yg aku lakukan? kenapaa? kenapaaa?!!” ghea terhanyut dalam pikiran nya sendiri, malam itu ghea menghabiskan waktunya di temani air krystal yg mengalir deras dari kedua pelupuk mata indahnya nya, tubuhnya melemas, selanjutnya Brukk ia terjatuh terjerambap ke lantai, dan ia pun mengistirahatkan tubuhnya dengan beralaskan marmer dingin tanpa ada kemauan untuk naik ke atas kasur. *** Kamar yang berantakan menambah kesan seni dalam penderitaan yg ghea alami, tepat pukul 6 pagi ghea terbangun dari tidur yg melelahkan, dengan susah payah jemari nya meraih sudut kaki meja tepat di depannya guna untuk menjadi tumpuan ketika ia hendak berdiri. Di tatap nya wajah sembab pada rangkaian pecahan kaca yg masih tertinggal di bingkai nya, pagi ini ghea tersenyum dan mulai melihat dirinya dengan hati hati, di balik kaca yg rangkah ia menemukan sesosok gadis yang hampir menyerah. “ kalau kamu punya ribuan alasan untuk menangis, setidaknya kamu juga punya satu alasan buat tersenyum, ghe.” ucap renjun dengan sebuah senyuman kecilnya. Ingatan itu tiba tiba saja terlintas dalam benak ghea, ia ingat betul renjun pernah mengatakan hal baik itu kepadanya ketika ia menangis dalam pesakitan sewaktu di rumah sakit, berbekal ingatannya, ghea terlihat kuat pagi ini, ia bahkan seperti tidak mengingat kejadian semalam. Tersisa 10 menit lagi waktu yg ghea punya, ia harus menambah kecepatan laju kedua kakinya karena jikalau tidak, ia akan terlambat untuk datang kesekolah. Tepat pukul 7.15 ghea berhasil lolos dari gerbang sekolah yg hampir tertutup, ia bergegas menuju kelasnya dan langsung mengikuti pelajaran sesui jadwal. Bel istirahat berbunyi, para siswa langsung melongos maju ke arah kantin sekolah guna untuk mengantri makan siang mereka, berbeda dari siswa kebanyakan ghea yg siang ini hendak mengantri di cegat pak maxim selaku wali kelasnya “ ghea, kamu ikut keruangan saya sekarang, ada yg ingin saya sampaikan!” satu perintah dari pak maxim langsung mendapat anggukan persetujuan dari ghea. “ jadi? hal apa yg membuat saya harus keruangan ini pak?” “ begini ghea, di karenakan semester ini banyak sekali kamu melewati jadwal pelajaran, jadi ada beberapa nilai harian kamu yang turun, sepertinya hal ini akan berpengaruh dengan nilai akhir kamu nantinya, tentu kamu akan kesulitan untuk mendapat rangking 3 paralel semester ini” “ hm, jadi apa yg harus saya lakukan pak”? tanya ghea sungguh sungguh “ kamu harus lebih rajin lagi, guna memacu nilai nilai kamu yg tertinggal” “ baik akan saya usahakan pak, terimakasih atas bantuannya” “ sama sama ghea, ini sudah menjadi kewajiban saya” Sepulang dari ruangan pak maxim, ghea seakan kehilangan mood nya untuk makan siang, di banding menjajaki diri di ruangan kantin sekolah ghea lebih memilih untuk menekan tombol angka 9 yg tertera dalam lift yg ia gunakan, kurang lebih 3 menit, ting! pintu lift itu terbuka dan mengantarkan ghea pada pintu rooftop sekolahnya “ wuahhhhhhhh, kenapa selalu saja begini tuhann!!!, tidak kah bisa engkau mengirim satu kabar bahagia saja untuk aku terima??” teriak ghea di sela sela jam makan siang “ sudah aku katakan, tuhan ngga akan dengar permohonan kamu kalo teriak teriak begitu” suara seseorang memberhentikan kegiatan ghea “Ren?, kamu disini?” ucap ghea heran “ hai? sudah sejak lama aku ngga liat kamu di sekolah, akhirnya aku ngeliat kamu lagi dengan kejadian yg sama saat pertama kali kita ketemu” seulas senyuman renjun berikan dalam dialog nya menyapa ghea siang ini “ t-tapii? Jas yg kamu kenakan ren?” perhatian ghea teralihkan begitu saja dengan jas sekolah yg tengah renjun kenakan “ kenapa? ada yg salah sama jas nya” “ itu kan jas untuk kaka kelas 2, jadi? kamuu???” ghea seakan di buat kaget ketika ia menyadari bahwa renjun menggunakan seragam sekolah untuk murid kelas 2, di sekolah mereka, setiap murid akan memakai seragam sekolah sesuai tingkatan kelas karena senioritas masih sangat mendominasi disana “ tidak usah kaget begitu, lagian umur hanyalah angka” tegas ren kepada ghea “ iiyaa, tapi kamu kaka kelas aku dong, dan kamu bkalaan lbih kaget lagi klo perbedaan umur kita itu 2 tahun, karena umur aku msh 15 tahun ren, eh kak ren” ucap ghea terbata bata “ ngga papa, aku lebih nyaman di panggil ren tanpa embel embel kaka” “ walaupun aku udh 17 tahun, tapi kalo jalan berdua sama kamu kita tetep kayak seumuran kok ghe” usaha renjun meledek ghea yg msh shock karena perbedaan umur mereka “ jadi maksud kamu aku tua?” ghea berdecih kesal “ hmm, aku tidak bilang begitu, kamu yg menyimpulkan” “ rennn!!!, pengakuan kamu begitu, makanya aku jdi mikir gitu” “ hehe ngga kok, sini duduk dekat aku” ren menarik tangan ghea untuk mengajak gadis itu sedikit bersantai “ jadi? ada masalah apa kamu sama tuhan?” “ ngga ada masalah, cuman aku yg bermasalah” ucap ghea sambil tertunduk “ kenapa,hmm?” tanya renjun sekali lagi “ aku ngerasa aku orang paling bodoh disini ren” suara ghea mulai terdengar pelan “ tadi aku di panggil pak maxim, kata bapak nilai aku turun, aku ngga bakalan bisa dpat rangking semester ini, peluang nya kecil banget” “ lalu?, kamu ngerasa kamu bodoh?” “ iya, semua orang akan berpikir begitu, padahal klo diliat semua track record prestasi aku semasa smp sangat gemilang tapi karena aku ngga ada bakat untuk sekolah di sekolah yg fokus pada olimpiade ini, jadinya aku gagal mempertahankan semuanya” “ itu kamu tau jawabannya, gimana jadinya kamu sekolah di tempat yg di rasa cocok sama bakat kamu?, apa kamu bakalan ngerasa bodoh juga?” “ hm, tapi kenyataannya aku sekolah disini sekarang, jdi aku memang bodoh!” “ okeh, katakanlah nasib kamu sekolah di tempat yg bukan passion kamu, tapi kamu bisa mengusahakan hal yg kamu suka di luar sekolah bukan?, kalo kamu berhenti sampai kata “ karena sekolah disni, aku bodoh” tentu nasib buruk tetap akan jadi buruk” “ hah? maksud kamu ren?” “ semua orang itu jenius, dan punya bakatnya sendiri, tergantung gimana kita mau menciptakan takdir baik berpihak pada kita, klo kita memaksa ikan yg jago berenang untuk memanjat pohon di darat tentu ikan akan percaya klo dia orang paling bodoh selamanya” “ iya ituu, aku sama kyk analogi yg kamu maksud ren” “ tapi kan kamu bukan ikan, ehehe” “Bisakah kita menghargai diri kita tanpa bergantung akan validasi orang lain ghe?, kamu berbakat, kamu bisa buktikan itu untuk diri sendiri, jangan untuk orang lain” renjun menatap ghea dalam, berharap ghea mengerti maksud perkataanya. Ghea yg mendengar penuturan dari renjun seakan membuka pikiran nya, satu hal yg ia sadari, renjun mempunyai pemikiran yg luar biasa, dan sedikit banyak nya benar benar membantu ghea menjawab berbagai pertanyaan yg selalu saja menghantui dirinya. *** Ting, pintu lift terbuka. Setelah pembicaraan nya dengan ghea di rooftop, ghea meminta izin untuk pergi duluan guna menghabiskan waktu jam istirahat yg masih tersisa, kini renjun turun sendirian dari rooftop dan hendak melangkah ke arah kantin sekolah “ kenapa? kenapa dia menjadi orang aneh yg mengerikan seperti itu?” “ apa yg membuat nya berteriak?, tidak ada yg akan menyakitinya” “ oh tuhan, sepertinya kehancuran keluarga besarnya akan tiba sebentar lagi, melihat dia bertingkah aneh membuat ku merinding” ucapan ucapan bising memenuhi kantin siang ini, semua orang berkerumunan dan menghidupkan flash kamera handphone nya guna merekam atau menangkap gambar seorang gadis yg sedang mengancam siapapun di dekatnya, dengan berbekal vas bunga kaca di tangan kanan nya dan menyodorkan vas itu ke sembarang arah membuat para siswa ketakutan, berteriak, serta tidak lupa untuk merekam kejadian aneh ini. Renjun yg baru saja keluar dari lift, dibuat penasaran dengan keributan yg sedang terjadi, ada apa?, hal aneh apa yg mereka bicarakan?, semua siswa seakan tertawa dan takut dalam waktu bersamaan, selanjutnya renjun mulai mendekati titik lokasi kerumunan dan alangkah terkejutnya ia mendengar teriakan tanpa henti dari arah dalam kerumunan, daun telinga nya bergerak mengambang seakan memberi sinyal bahwa ia mengenali teriakan itu “ arghhhhhh, aku salah apa???, kenapa kalian semua mengutuk ku begini?arghhhhhh, aku sudah berusahaaa, aku sudah berusahaaaa, kenapa kalian seperti ini pada ku?, hentikan omong kosong kalian itu!!!, aku tak tahan lagiii, aku tak tahan lagii!!!” pekik ghea lantang, mata nya tampak memerah dan tangan nya sudah tak terkendalikan, dalam amarahnya, ia menyodorkan vas kaca di tangan nya ke sembarang arah dan menatap tajam siapapun manusia yg tengah berada di depan nya “ madam, lihat yg di lakukan ghea, ia langsung saja berubah menjadi orang yg mengerikan seperti itu” ucap Via selaku penanggung jawab keamanan antar siswa yg membawa madam rosaline untuk datang ke kantin siang ini “ gheaa, kamu kenapa? jatuhkan vas bunganya! kamu membuat semua orang takut!” ucap madam dengan nada suara berteriak, ia melihat kondisi kantin yg tidak kondusif, dan melihat ghea yg berlaku membahayakan semua orang disana, sedangkan para murid yg menyaksikan itu seakan di buat bingung dan penasaran, dan pada akhirnya mereka malah menikmati pemandangan sakit itu, mereka merekam dan mengarahkan ponselnya masing masing. “ madam, jangan mendekat!, saya bilang jangan mendekat!!!, bukan saya yg membuat mereka takut, tapi sayaa! saya yg selalu ketakutan oleh ulah mereka!!” teriak ghea sambil menatap tajam gurunya tersebut “ ghea!, jangan menuduh yg tidak, tidak! semenjak kekalahan mu, kamu berlaku aneh dan tidak terkendali” satu pernyataan madam rosaline sukses membuat kemarahan ghea memuncak, “ saya,! saya yg terluka disini!, guru guru penghamba uang seperti kalian tidak mengerti apa yg saya alami!, saya meminta pertolongan kepada kalian!!, tapi kalian menganggap anak anak nakal itu hanya bermain main saja!, madam tidak tahu apa yg selalu saya alami!, saya yg terluka disini! saya yg ketakutan!, hikss hiks hiks, kalian membuat saya takut!, saya hanya bereaksi atas apa yg saya alami, saya selalu diam ketika kalian menghina saya! tetapi ketika saya bersuara, kalian malah menganggap kesedihan yg saya alami sebagai ancaman!, kalian tidak sadar, perlakuan yg saya alami membuat saya seperti ini dan kalian malah menggap saya sebagai penjahatnya!!” Pekik ghea frustasi dengan tangisan yg menjadi jadi, siang itu ia mengeluarkan semua emosi yg ia pendam selama ini!” “ hubungi pak maxim, dan bawa anak aneh ini keluar dari sini!” perintah madam rosaline “ kenapa saya yg aneh!!!!” ghea segera mengayunkan vas kaca yg tengah ia pegang ke arah madam rosaline, sambil berteriak “ enyahlah kalian semua!!!” pekik ghea memenuhi koridor kantin dan selanjutnya Prakghgg!!! “ kak ren!” “ Renjun!!” Pekik siswa dan madam rosaline secara bersamaan ketika mereka melihat ayunan vas bunga kaca itu akan melukai madam rosaline tetapi secepat kilat renjun datang dan memberikan tubuh tinggi nya secara cuma cuma sebagai pendaratan vas kaca itu, kepala nya pusing karena menerima benturan keras di bagian atas kening nya, dalam kesakitan, renjun mengusap kepalanya dan menemukan darah segar mengucur deras dengan sendirinya, murid murid yg melihat kejadian itu langsung berteriak kencang, kencang sekali. Darah renjun yg menitik ke bagian lantai membuat semua orang terkejut “ arghhhhh, arghhhhj, pergiii!! pergiii!, pergii kalian semuaaa!” pekik ghea ketakutan, renjun yg melihat tangan kanan ghea juga terluka dan mengeluarkan banyak darah karena pecahan vas kaca yg masih ia genggam, segera renjun mendekati ghea yg terlihat shock dan menenangkan sang gadis “ gheaa, gheaa, aku disini! kamu ngga papa,hmm?” “ arghhh, arghhh, pergiii!!, pergiii!!! semua orang menakutkan! pergiii” renjun melihat sudut mata ghea yg menyedihkan, tubuh anak ini bergetar dan air mata nya pun terus mengalir “ gheaa!!, sadarlahh!, ini aku ren!, aku disinii, dengarkan aku ghea, sadar!!” kini suara ren terdengar meninggi, ia memegang pundak ghea dengan erat, tak peduli dengan darah yg terus mengucur dari bagian atas matanya, renjun hanya ingin ghea menyadari kehadiran nya kali ini “ arghh, nghh nghhh,” ghea menangis dalam ketakutan “ aku disini!, ren disini!” ren menatap mata ghea dalam dan mulai mengeluarkan air matanya, sadar akan tatapan itu ghea pun mulai membalas dengan membuka suara “ ren?, nghh, nghh” napas nya tersenggal, selanjutnya ghea melepas pecahan kaca yg ia genggam ( prakghg!, pecahan kaca itu pun terjatuh kelantai) sadar akan darah yg membasahi wajah tegas renjun ghea langsung bereaksi khawatir akan hal itu “ kkenapa?, kenapaa? kamu terluka?” Tanya ghea terbata bata dan langsung mengusap luka renjun dengan tangan nya yg juga di penuhi dengan darah “ nghhh, its okay, its okay, semuanya akan baik baik saja, semua akan baik baik saja” renjun menyeka pelan air mata ghea dan langsung membawa gadis itu ke dalam pelukannya, tubuh ghea bergetar, dan ia terlihat shock dengan kejadian yg baru saja terjadi, ia di buat bingung dengan semua hal yg terlihat oleh matanya, dan memilih berdiam diri menikmati setiap kehangatan dari pelukan yg ia dapat “ siapapun yg merekam kejadian ini, aku mohon kalian menghapusnya!, lupakan kejadian hari ini dan bertingkah lah seperti tak pernah terjadi apa apa!, jangan berkerumun!, dan sekarang semuanya pergi!, aku mohon jangan ada yg membuka suaranya tentang hal ini!” Teriakan renjun dalam sela kegiatan nya melindungi ghea dalam dekapan, ia mengusir siapa saja yg berada di lokasi kejadian, dan ia memerintah kan semua hal demi kenyamanan ghea. Dalam tangis nya ghea pun terhenti tatkala ia menyadari bahwa hal yg terjadi bukanlah yg seharusnya terjadi, dengan cepat ghea melepas dekapan yg renjun berikan dan mulai beranjak dari tempat yg ia pijaki “ kenapa? kenapa kamu melepas nya ghe?” tanya renjun heran “ kamu!, kamu sama dengan mereka!, aku ngga tau kamu siapa ren!, tapi kamu pasti berasal dari hal yg sama dengan mereka!, kalian pasti sama sajaa!!” Renjun yg tidak mengerti dengan maksud perkataan ghea mulai menggenggam tangan gadis itu, akan tetapi ghea menghempaskannya dan segera berlari menjauhi renjun yg masih senantiasa menatapnya. Ghea berlari jauh, jauh sebisa ia tuju, ia berlari dari semua hal yg membuatnya takut, jemarinya sesekali menyeka lembut air mata nya, darah segar tetap mengucur dari tangan ghea yg terluka dan satu hal yg ghea sadari bahwa sedari tadi ia berlari, ia di ikuti oleh seseorang yg keadaannya sama kacau nya dengan dirinya, renjun yg peka, juga mengetahui bahwa ghea sadar jikalau renjun sudah mengikuti ghea sedari tadi dari belakang. “ lepaskannn!” pinta ghea kepada renjun dikarenakan renjun tiba tiba menariknya dan menghadap kan posisi gadis itu tepat di depannya, dalam ketakutan, ghea memejamkan matanya dan menarik napasnya dalam dalam “sekarang pun aku bisa menyakitimu!, jika aku ingin menyakiti mu dan berlaku sama dengan mereka, aku punya banyak kesempatan” renjun menangkap wajah mungil ghea dengan kedua tangan nya dan mulai menarik napas dalam, ia menatap ghea yg juga menatap nya balik dengan penuh air mata, segera renjun membuka suaranya dengan nada yg bergetar “kamu.., target yg mudah, u-untuk, aku sakiti..” lirih renjun pelan Ghea yg mendengar hal itu langsung terduduk lemas dan menjatuhkan dirinya tepat di hadapan renjun, ia tertunduk dan menarik napasnya dalam “katakan ren.., kalau aku bisa mempercayai mu, disekitar ku tak ada yg bisa ku percaya, kumohon katakan ren.., kumohon, akhrgg, akhrghhh, nghh, akhrgghgh, argkhhhhhh” ghea menangis dalam dialog nya, tertunduk, dan terus menangis putus asa, renjun mulai menutup matanya, membiarkan air krystal asin lolos dari kedua matanya, segera ia merendahkan tubuhnya dan memposisikan diri sejajar dari ghea yg tertunduk lemas, ia menarik pelan pundak gadis itu dan langsung memeluk nya kembali, erat, sangat erat. “kamu bisa, mempercayai aku ghe” ucap renjun dalam sela sela tangisan yg ghea berikan, renjun memeluknya dalam dan membiarkan ghea menumpah kan segala kesedihan nya, ia dapati ghea yg senantiasa menangis dan renjun pun mulai menggigit bibir bawahnya sambil bergetar guna untuk menahan isakan tangis yg mulai keluar dari mulutnya, ia terluka, sama terlukanya dengan ghea, hanya saja ia tak bisa untuk mengerluarkan isakan yg sama seperti ghea, hari itu, mereka menangis sama- sama, yg tanpa ghea tahu bahwa renjun memeluk nya dengan cinta, bukan hanya kebaikan. *** Di rumah sakit, ghea beristirahat setelah mendapat suntikan obat penenang dari sang dokter, di ujung koridor ruangan, renjun tampak putus asa mendengar penuturan om siwon tentang keadaan yg menimpa ghea “ faktor risiko nya bukan karena gaya hidup ataupun makanan yg di konsumsi sebelum muncul gejala, tetapi karena kondisi stress psikologis yg pasien alami, lebih parah nya lagi, ia tidak hanya menderita gerd biasa ren, hal ini lebih menjurus ke arah kejiwaan dan sepertinya merupakan ciri gangguan kesehatan mental, salah satu gejala yg tampak seperti serangan panik, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan stres pascatrauma. Saya menyarankan ghea di rujuk ke dokter spesialis kejiwaan, karena hari ini dia hampir saja membunuh seseorang karena gangguan kecemasan yg ia alami,” edukasi dokter kepada renjun, sedangkan ren yg mendengarkan penjelasan itu langsung memilih masuk ke dalam ruangan tempat ghea beristirahat dan segera mengelus poni panjang ghea, tetiba ghea terbangun dari istirahatnya di karenakan titikan air yg mengenai pipinya “ ren? kamu nangis?, kenapa?” tanya ghea pelan “ a-aku, aku cuma ngga mau kamu takut lagi, ghe” tanpa aba aba renjun langsung berbalik dan menyisakan punggung tegas nya ke arah ghea, ia menangis, lelaki itu menangis, ia tak menyangka bahwa takdir sekejam itu menyerang gadis yg amat sangat ia kagumi, perlahan isak tangis renjun yg membelakangi nya mulai terdengar oleh ghea, tanpa membuka suara ghea menggenggam tangan kiri renjun meminta lelaki itu kembali berbalik ke arahnya, ghea menatap dalam lelaki tampan itu, di temuinya perban putih membalut luka kening sang lelaki, ghea mulai menggerakkan tangannya dan mengusap lembut wajah tegas renjun, selanjutnya ghea membiarkan renjun bersandar pada bahu nya dan menumpahkan semua air mata yg renjun tahan selama ini. *** Sudah 3 hari berlalu sejak saat pertama ghea di rawat di rumah sakit karena kesehatan mentalnya terganggu, hari ini, laporan hasil perkembangan ghea membaik dan ghea sekarang sudah di masa stabil pemulihannya, renjun yg senang akan kabar ini langsung mengajak ghea beranjak dari kasurnya dan memindahkan ghea ke kursi roda yg di sediakan pihak rumah sakit “ ren? kamu mau ngajak aku kemana ?” “ kita bakalan menghirup udara segar di taman ghe, udh 3 hari kamu selalu di kamar dan karena kamu sudah menjadi anak yg baik selama masa pengobatan, aku bakalan kasih hadiah untuk kamu” ucap renjun sambil tersenyum ke arah ghea yg tengah duduk tenang di atas kursi roda yg renjun dorong “ nah sekarang, kamu bisa liat ke atas ghe, bulan nya benar benar bersinar terang malam ini, seakan mengabarkan kalau kegelapan itu hanya bersifat sementara, tinggal kita yg memilih apakah kita akan berusaha mencari sumber cahaya atau tetap pada kegelapan itu, berkat bulan purnama, cahaya nya bisa mengusir kegelapan yg mengusik, aku mau, kamu selalu ingat itu, akan selalu ada sumber cahaya yg bakalan ngusir kegelapan yg mengusik kamu” ucap renjun lembut, renjun memakaikan syall berwarna coklat ke leher ghea agar angin malam tidak menusuk tubuh ghea, ghea yg sadar akan perlakuan manis renjun langsung tersenyum ramah kepada lelaki yg selalu ada membersamai nya belakangan ini “ ren? terimakasih yah” ucap ghea lembut “ ghe? aku punya hadiah buat kamu, selama kamu sakit, aku nulis lagu khusus buat kamu” selanjutnya renjun mulai memetikkan jarinya sehingga petikan sinar pun menambah kehangatan pada suasana malam itu, renjun mulai menyanyikan bait demi bait lagu yg ia tulis untuk ghea “Sayang dimanapun kau berada Aku akan mengwasimu Aku akan dekat, tidak akan pergi jauh Meskipun terkadang kau mungkin tidak melihat ku, angin yang tidak bertiup Bukan berarti tidak ada, Kapanpun kau mau, panggil saja aku sayang, aku akan berada di sana. Reff : Biarkan aku menjadi penghiburmu dalam kesendirian Biarkan aku menghilangkan kesedihanmu Beri tahu dirimu bahwa ada seseorang disini Karena aku terlalu takut untuk mengatakannya, tidak mudah mengungkapkan perasaanku Tetapi apa yang bisa aku lakukan ketika semua yang ada padamu membuatku hanya mencintaimu Terkadang aku ingin kau membaca pikiranku Terlepas dari seberapa kuat perasaanku Aku hanya bisa menyimpannya sendirian Aku hanya ingin menjadi seseorang yang kau percaya, cukup hanya mencintaimu sepihak Biarkan aku menjadi penghiburmu dalam kesendirian dan menghilangkan kesedihanmu” renjun bernyanyi penuh dengan penghayatan, tanpa terasa air matanya mengalir mengikuti setia bait yg ia nyanyikan, ghea yg mengetahui makna bait yg renjun ciptakan tertegun binar ketika ia mendengar suara indah dari lelaki itu. “ gimana ghe? kamu suka sama hadiahnya hm?” “ ren? kata siapa cuma sepihak?” “ m-maksudnya ghe?” “ disaat jari jemari itu menimbulkan irama indah malam ini, disaat itu juga semua hal indah yg kamu kasih ke aku terputar ren, angelic vokal yg kamu sajikan benar benar membuat ku terpanah, aku jatuh ren, jatuh dalam semua pesona yg kamu miliki” Renjun yg mendengar pengakuan ghea seakan tak percaya “ jadi? kamu mau ren? selalu jadi sumber cahaya yg bakalan ngusir kegelapan yg mengusik aku?” ghea menggenggam tangan renjun, sadar akan apa yg ia dengar, renjun langsung menatap dalam gadisnya itu sampai sang gadis membuka suara “ kalo aku ngga sakit, mungkin aku ngga tau perasaan kamu selama ini” Renjun yg kaget dengan ucapan ghea langsung mengacak acak rambut indah ghea “ Jangan bicara begitu, paham?, aku sangat kaget waktu itu” “ argh, rapikan lagi rambutku!, aku cantik karena rambut ku” Renjun tersenyum lembut dan berpindah posisi ke arah samping kursi roda ghea “ biar aku lihat” renjun mulai merapikan rambut ghea dan mengusap usap wajah cantiknya, dalam usapan tangan renjun ghea tersenyum dan langsung mendaratkan satu kecupan hangat di kening renjun, cup!, renjun kaget bukan main, gerakan tangannya terhenti, selanjutnya ia membalas kecupan itu lembut dan memeluk gadisnya itu. “ aku mau ghe, aku janji akan selalu menjadi sumber cahaya kamu” Cup!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD