bc

Wrong Love

book_age16+
2.8K
FOLLOW
22.1K
READ
dark
possessive
age gap
sadistic
dominant
submissive
badboy
sensitive
CEO
drama
like
intro-logo
Blurb

Clara Marchelia terpaksa menikahi pria itu, pria yang sudah merenggut kehormatannya. Pilihannya hanya ada dua, menikah dengan pria itu atau menjadi b***k seks bawahan pria itu.

Menikah tanpa cinta adalah hal yang terburuk bagi Clara tetapi ia tidak punya pilihan lain selain tunduk di bawah titah seorang Lucas Dobson.

chap-preview
Free preview
01
Dengan perlahan yang setiap langkahnya menghantarkan rasa asing di dalam hatinya, Clara berjalan diiringi oleh Jaddah di sebelahnya. Mengapit lengannya dengan lembut namun terasa tegas, wanita tua itu berjalan dengan mata berkaca-kaca. Sementara di depan sana, Lucas Dobson dengan gagahnya berdiri menunggu bersama dengan Jaddun di sebelahnya. Pria itu tampak tersenyum puas tetapi kaku, wajahnya terasa tegang. Pria yang terkenal kejam itu juga bisa merasakan gugup pada pernikahannya, pernikahan yang dirancang guna mengikat wanita itu disampingnya agar tidak bisa lari darinya. Kedatangan Clara sendiri menarik minat para tamu yang berada di jejeran kursi panjang berwarna coklat tua di gereja itu, dengan gaun mewah dan polesan riasan yang begitu indah membuat pengantin wanita ibarat bidadari yang dikirim untuk menyenangkan hati mereka. Semua tersenyum, binar mata mendecakkan kekaguman yang nyata. Pasangan ini benar-benar serasi, cantik dan tampan. Saat hendak menaiki dua anak tangga menuju ke arah pastor, Lucas mengulurkan tangannya dengan senyuman manis yang langsung disambut oleh Clara dengan senyuman tak kalah manisnya, membuat para tamu berbisik-bisik penuh kagum. Betapa sempurnanya pasangan yang berada di hadapan mereka. Dengan gaya yang elegan pastor membuka buku hitam yang berada di tangannya, menatap ke arah dua pasangan yang berada di hadapannya dengan kaca mata yang tersampir di hidungnya. Tatapan sang pastor beralih ke Lucas, menatapnya tajam sebelum berucap, "Do you Lucas Dobson take Clara Marchelia to be your wife, and do you solemnly promise before God and these witnesses to love. Cherish, honor, and protect. Promise to stay to her in good times and in bad. In sickness and health and in richer and in poorer. Until death shall both of you a part? Menarik napas sebelum menjawab, "I, do. I Lucas Dobson. Before god and the withnesses, take you Clara Marchelia to be my wife, to have and hold from this day forward, for better for worse, in sickness and in health, for richer or poorer, and I promise to love, cherish and protect you, until death shall us apart." Kini tatapan sang pastor ke arahnya. "Do you Clara Marchelia take Lucas Dobson to be your husband, and do you solemnly promise before God and these witnesses to love. Cherish, honor, and protect. Promise to stay to her in good times and in bad. In sickness and health and in richer and in poorer. Until death shall both of you a part?" Jika ia mengulangi ucapan sang pastor maka resmi sudah mereka menjadi suami istri dan dirinya harus merelakan jiwa dan raganya kepada lelaki yang menyiksanya tetapi tentu saja, sudah sejauh ini. Tidak ada sebuah pilihan untuk hidupnya. "I, do. I Clara Marchelia. Before god and the withnesses, take you Lucas Dobson to be my husband, to have and hold from this day forward, for better for worse, in sickness and in health, for richer or poorer, and I promise to love, cherish and protect you, until death shall us apart." Sang pastor mengerutkan dahinya, tidak seperti jawaban Lucas yang terkesan tegas dan mantap, jawaban Clara justru terlihat ragu. Dan tampaknya hal itu disadari oleh Lucas, lelaki itu menatap Clara dengan tatapan tajam. Rahangnya mengeras dan membuat wajah tampan itu tampak menyeramkan di mata Clara. "Clara, can we repeat it?" "Of course, sorry sir." Sang pastor berdehem lalu kembali berujar kembali, "Do you Clara Marchelia take Lucas Dobson to be your husband, and do you solemnly promise before God and these witnesses to love. Cherish, honor, and protect. Promise to stay to her in good times and in bad. In sickness and health and in richer and in poorer. Until death shall both of you a part?" Clara tidak langsung mengikuti arahan sang pastor, wanita itu menarik napasnya dalam-dalam lalu tersenyum kecil sebelum menjawab dengan nada yang lebih yakin. "I, do. I Clara Marchelia. Before god and the withnesses, take you Lucas Dobson to be my husband, to have and hold from this day forward, for better for worse, in sickness and in health, for richer or poorer, and I promise to love, cherish and protect you, until death shall us apart." Pernikahan mereka tidak ada tatapan penuh cinta seperti kebanyakan orang, meskipun terlihat sempurna tetapi siapa yang tau dasar dari terjadinya pernikahan megah ini. Lucas mengeluarkan cincin dari sakunya, menyentuh tangan Clara dengan lembut sebelum menyarungkan cincin indah itu di jari manisnya dan Clara melakukan hal yang sama. Para tamu bertepuk tangan dengan meriah. "Now you may kiss your bride." Ah tidak, ia sama sekali tidak memikirkan tentang ciuman di hari pernikahan, dihadapan banyak orang dan disaksikan puluhan mata. Clara gelagapan saat Lucas mendekatkan dirinya, meraih pinggangnya dengan lembut namun tegas tepat terarah ke tubuh bidangnya yang diselimuti tuxedo silver. Perlahan wajah Lucas mendekat hingga bibirnya berada tepat diatas bibir Clara, "Tidak bisakah kau bekerja sama dihari ini saja, Clara? tidakkah kau gunakan otakmu untuk berpikir bahwa ini adalah hari pernikahan kita dimana banyak tamu dan orang lain yang memperhatikan, kau ingin menghancurkan diriku? jika memang seperti itu aku akan menghancurkanmu terlebih dahulu," bisik Lucas dengan mendesis tepat diatas bibir Clara. Para tamu yang melihatnya merasa bahagia, berpikir bahwa Lucas mengucapkan kata-kata manis sebelum menciumnya. Mereka benar-benar tidak memperhatikan bahwa tubuh wanita itu menegang saat melihat Lucas membisikkan sesuatu hingga akhirnya mendaratkan ciumannya. Alih-alih menyentuh bahu Lucas, ia malah mencengkram tuxedo Lucas. Jika ciuman ini dihari biasa mungkin sebagian orang yang melihatnya akan berpikir bahwa ciuman ini termasuk paksaan tetapi, sekali lagi karena ciuman ini dihari pernikahan yang melihatnya menganggap itu ciuman termesra. Ciuman itu sendiri tidak kasar melainkan ciuman lembut, Lucas menuntun bibir Clara dengan sabar dan menjanjikan. Seolah ia akan menempuh apapun demi wanita yang berada di hadapannya. Menuntun dengan lembut bibir Clara, menggulung kenikmatan dari rasa asing yang menjalar diseluruh tubuh. Ia sendiri merasa ada yang salah dengan dirinya sebab sesuatu yang belakangan ini mulai dikenalnya merasuk naik hingga ke permukaan, oh, Tuhan! yang benar saja, jika ciuman ini tidak dihentikan sekarang juga dirinya bisa mendesah konyol di hadapan para tamu. Cengkramannya semakin mengetat di tuxedo Lucas, meminta agar pria itu menghentikan ciumannya. Seakan mengerti Lucas menyudahi ciumannya yang langsung disambut tepuk tangan meriah yang menggelegar di langit-langit. Semua tampak tersenyum bahagia kecuali seseorang yang berada di tempat bangku akhir, memakai masker dengan tatapan tajam menusuk. Para tamu tidak menyadari bahwa sedari tadi manik itu menatap penuh dendam dan berkaca-kaca, mengepalkan tangannya penuh amarah. Berjanji akan merusak kebahagiaan mereka berdua.  ******** Ruangan itu tampak berserakan, sejak tadi seorang wanita bergaun peach dengan belahan terbuka di bagian d**a mengobrak-abrik isi lemarinya. Tidak, bukan karena wanita itu ingin kencan sehingga membuat kamarnya berantakan tetapi ia sedang mencari kalung yang diberikan oleh mantan kekasihnya dulu. "Sial!" u*****n pelan keluar dari kedua bibirnya yang berwarna merah. Wanita itu duduk dengan kesal di atas ranjangnya, menatap kekacauan dihadapannya dengan dengusan sebal. Melirik jam yang berada di kamarnya kemudian mengukur-ukur waktu yang bisa ditempuhnya, Shella kembali merasa kesal. Kalung sialan! saat dibutuhkan kemana benda itu berada, padahal ia yakin meletakkannya di laci almarinya tetapi, saat dicari benda sialan itu tidak ada. "Woah! Apa yang terjadi disini? Dari mana datangnya kekacauan ini?" Suara pria yang sudah sangat dikenalnya menyapa indra pendengarannya, dengan kesal Shella berpaling. Menatap jengkel ke arah pria yang saat ini tersenyum lebar tanpa dosa. "Kenapa kau bisa masuk kesini!?" tanyanya histeris. Pria yang bernama Andrew Marshall itu terkekeh pelan. "Kau lupa mengganti sandi apartemenmu?" "Oh, pergilah sekarang juga sebelum aku melemparkan botol parfum ini ke dahimu!" Bukannya beranjak dari sana, pria itu malah tertawa semakin kuat. "Aku tau apa yang sedang kau cari, kalung ini, bukan?" Ia mengeluarkan kalung dari saku celananya, mengoyang-goyangkan kalung itu di udara dengan wajah yang menjengkelkan. "s**t! Kenapa benda itu bisa ada ditanganmu?" Dalam setengah hari ini entah sudah berapa kali Shella mengumpat, pasalnya ia bangun telat dan waktunya dihabiskan untuk mencari kalung sialan itu. Kalung yang ternyata ada ditangan musuh tetapi juga teman biadabnya. Andrew tersenyum lebar, tampak menikmati perbuatannya yang sudah membuat wanita dihadapannya menghancurkan kamarnya. "Apa kau lupa kemarin kau mabuk dan menelponku untuk menjemputmu? Apa kau juga lupa kau membuka kalung itu lalu melemparkannya ke lantai sembari berteriak 'Aku membenci Lucas! lucas b******n, dia menikah dengan orang lain!' Oh, bahkan kau membuat sakit kupingku karena teriakanmu itu." Shella memijat pangkal hidungnya, ia benar-benar lupa bahwa kemarin mabuk berat di salah satu kelab yang sering dikunjunginya. Akibat kemarin ia bangun telat dengan denyutan keras yang menghantam kepalanya. "Lalu kenapa kau memungut kalung itu? Kenapa tidak kau biarkan saja di lantai, itu lebih baik dari pada kau mengambilnya! Kau membuatku telat!" Ia berjalan ke arah Andrew untuk kemudian mengambil kalung itu kasar, tanpa perlu repot-repot berkata lembut ia menyodorkan kembali kalung itu. "Pakaikan!" perintahnya dengan nada tak bersahabat. Seakan sudah memaklumi tingkah wanita di hadapannya, Andrew memgambil kalung itu lalu memakaikannya. "Ah, bekas kismark siapa di lehermu ini? Apa tadi malam kau sempat membuka pahamu secara gratis untuk pria-p****************g di kelab itu, Shella?" Sengaja, pria itu memang sengaja ingin memancing amarah Shella. Bukan tidak bisa mengabaikan tanda kemerahan di lehernya itu, toh ciuman hingga menyisakan kismark bukan hal yang biasa baginya dan Andrew sudah tahu betul hal itu. Tetapi, kali ini pria itu seolah sengaja meledakkan amarahnya hingga ke permukaan, entah apa motif dari pria licik satu ini. "Tidak bisakah kau memakaikannya dengan cepat tanpa harus mengomentari apapun itu dari tubuhku?" Bahkan kedua gigi depannya merapat menandakan ia sudah menumpuk amarah di d**a, berharap Andrew akan mengerti. "Oke baiklah, sudah selesai." Tanpa memperdulikan kamarnya yang berantakan dan juga kehadiran Andrew, Shella menyambar tas selempangnya dan berlalu pergi. Sebenarnya ini adalah perbuatan bodoh, bagaimana bisa ia mendatangi pernikahan mantan yang masih dicintainya. Tetapi jika tidak sekarang ia bertindak kesempatan untuk mendapatkan Lucas kembali sangatlah kecil. Apapun yang terjadi dirinya tidak akan boleh kalah dengan gadis yang hadir sekilas di hidup Lucas. Dirinya dan juga lucas adalah sahabat sejak kecil  sebelum kemudian memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih, banyak hal yang mereka lewati dan ia yakin bahkan sangat percaya bahwa Lucas belum melupakannya. Pernikahan seorang Lucas Dobson bukanlah pernikahan untuk umum, penjagaan ketat dengan pria-pria berjas hitam berada hampir di setiap sudut. Tidak akan ada yang bisa lolos masuk tanpa kartu undangan. Jalan satu-satunya adalah menghadiri pengucapan janji pernikahan mereka di geraja. Diluar gereja amat sangat ramai terpaksa Shella mengenakan maskernya, berjalan mengendap untuk kemudia duduk di bangku paling akhir. "Now you may kiss your bride." Ucapan Pastor yang memberi arahan itu menggema. Shella meremas jemarinya kuat, kalung yang berada di lehernya di genggam erat. Bibir itu seharusnya hanya miliknya! Mengapa bisa Lucas mencium wanita lain tanpa memikirkannya? Ia juga sering berciuman dengan orang lain, bukan? Bahkan juga pernah tidur dengan Manager nya meskipun saat itu mereka sama-sama dalam keadaan mabuk tetapi ... tetap saja ia tidak bisa menerimanya. Pandangan Shella semakin menajam ketika ciuman yang tersaji dihadapannya begitu intens, panas, dan mesra. Tatapannya beralih para wanita tua yang sedang tersenyum hangat melihat ke arah Lucas dan wanita itu. Jaddah! Mengapa wanita tua itu bisa menikmatinya sementara dirinya disini terluka? Mengapa bibinya itu seolah mendukung pernikahan Lucas? Usai ciuman itu terelai semua bertepuk tangan dengan meriahnya, senyum lebar terukir di bibir masing-masing kecuali Shella, tentu saja. Dirinya adalah satu-satunya orang yang memasang wajah kaku dengan tangan mengepal dan tidak ada satupun orang yang memperhatikan. Lucas dan pasangannya berjalan ke arah pintu keluar gereja. Lalu apa sekarang? Saat Lucas dan pasangannya sampai ke pintu ia akan mencegahnya dengan merentangkan kedua tangan lalu menjerit bahwa Lucas sebenarnya adalah kekasihnya? Atau ia mengandung anak Lucas seperti kebanyakan drama? Dan pada akhirnya ia hanya menyaksikan Lucas dan pasangannya berjalan dengan senyum cerah keluar dari gereja. Tetapi Shella tidak langsung keluar, ia masih berada di bangku yang sama. Menyatukan kedua tangannya di hadapan d**a lalu berdo'a dengan kesungguhan hati dan niat yang paling dalam agar Tuhan menghancurkan pernikahan Lucas suatu hari nanti, atau kalau tidak, ia ingin Tuhan meringankan dan membantunya agar bisa kembali bersatu pada lelaki itu. Entah karena masih mencintainya atau karena tidak ingin berpisah dari Lucas yang kaya, Shella hampir tidak bisa mengenali perasaannya sendiri. Tetapi cinta ataupun tidak Lucas hanya miliknya seorang, itu yang ia tau. Setelah berdoa Shella beranjak keluar dari gereja, ok, untuk saat ini ia tidak akan mengganggu acara pernikahan mereka. Biar semuanya berjalan lancar pada awalnya lalu kemudian di terjang badai pada akhirnya. Bibirnya tertarik membentuk senyuman sinis sebelum ia melangkah pergi dari aula itu, pekerjaannya masih menumpuk akibat mabuk beberapa hari belakangan ini. Tunggu sampai ia bisa hadir kembali di kehidupan Lucas, semua akan berubah. Karena mereka berpisah dulu atas ketidaksengajaan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

The Ensnared by Love

read
104.1K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.1K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.9K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
599.0K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
463.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook