Fajar baru saja merekah ketika roda-roda kereta kencana berhenti di gerbang utama Keraton Bumi Kencana. Cahaya matahari yang lembut menyambar tirai kereta, membuat Sekar, Nadindra, Amaratani, Saraswati, dan Aria perlahan membuka mata. Suara derap kuda berhenti. Suara dayang memanggil pelan. Dan akhirnya, suara yang paling dirindukan Sekar— “Sekar…?” Gerbang telah dibuka. Raja Pramudawardana dan Ratu Kencana Ayu berdiri di sana dengan wajah penuh kekhawatiran dan kelegaan bercampur satu. Sekar langsung turun dari kereta dan tanpa menunggu apa pun, ia berlari kecil ke arah ayahandanya. Rambutnya masih kusut karena tidur, kebayanya agak berantakan, namun tatapannya penuh rindu dan lega. Begitu sampai, Sekar langsung **memeluk Raja dengan erat**, seolah memeluk seluruh rasa takut yang

