BAB 33

1212 Words

Malam itu sunyi. Angin hanya sesekali menggesek dedaunan di halaman rumah singgah. Semua penghuni rumah telah terlelap. Sekar dan Aria di kamar utama, Nadindra, Amaratani, dan Saraswati di kamar sebelah, Mahesa dan Adiwangsa di kamar paling ujung. Namun, ketenangan itu pecah ketika Sekar terbangun karena suara kecil—seakan ada langkah ringan menyentuh lantai kayu di luar. Awalnya ia mengira itu hanya angin. Tapi suara itu datang lagi: lirih… teratur… bukan suara hewan. Sekar langsung duduk tegak. “Aria… Aria, bangun,” bisiknya sambil mengguncang bahu sahabatnya. Aria mengerjap. “Kenapa…?” “Hsst. Ada suara orang di luar.” Aria langsung terbangun sepenuhnya. Keduanya merangkak perlahan menuju jendela. Dari celah sempit antara kisi kayu dan kain penutup, Sekar melihat **dua bayangan h

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD