bc

Finding First Love

book_age16+
2.4K
FOLLOW
16.9K
READ
family
goodgirl
brave
confident
drama
sweet
first love
friendship
love at the first sight
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

Mendadak Sharell Claudia mendengar desas-desus dari para bibi di rumahnya kalau akan ada tamu agung yang tak lama lagi akan bertandang ke kediaman mereka. Pada sebuah malam, tanpa sengaja Sharell mendengar obrolan mama dan papanya kalau tamu agung tersebut adalah keluarga tuan Egan yang merupakan sahabat sekaligus rekan bisnis terbaik papa Sharell. Dalam percakapan tersebut Sharell juga mendengar jika kedatangan keluarga tuan Egan ini bukan tanpa maksud melainkan sekaligus menetapkan perjodohan Sharell dengan putra mereka yaitu Verrel Egan. Sharell langsung terkejut bukan main. Sosok Verrel bukanlah orang asing. Dia teman satu sekolah Sharell semasa SMA. Dia memang berparas tampan. Bahkan bisa dibilang super tampan. Tapi jangan salah, dibalik ketampanannya dia begitu absurd. Super dingin sampai mendapat julukan ‘cowok es batu kutub utara.’ Tak mau terjebak dalam perjodohan dengan si cowok es batu, Sharell memutuskan kabur dari rumah.

Bagaimana kisah Sharell selanjutnya? Sampai kapan ia bertahan pergi dari rumah? Akankah ia berhasil pulang dengan membawa alasan yang bisa meyakinkan kedua orang tuanya untuk membatalkan perjodohan itu?

chap-preview
Free preview
Tamu Agung Yang Harus Dihindari
Namanya Sharell Claudia. Papanya masih keturunan bangsawan Belanda dan mamanya keturunan keraton jawa. Hidupnya sehari-hari seperti putri istana. Jangan tanya soal aturan orang tua. Super ketat. Sharell bisa dibilang jadi siswi paling cantik sejak jaman sekolah dulu. Sampai lulus kuliah juga begitu. Tapi jangan pernah tanya soal pacar. Jatuh cinta saja belum pernah. Bingung, aneh ya. Memang gak ada yang berani dekati Sharell? Jawabannya banyak. Tapi mereka ilfil duluan dengan sederet peraturan ketat dalam kehidupan sehari-hari cewek ini. Ditambah lagi dayang-dayang alias asisten rumah tangga yang selalu membuntuti Sharell kemanapun ia pergi. Sejak dulu orang tua Sharell khususnya ibunya mengajari Sharell untuk berdandan biasa saja. agar kemanapun mereka pergi tidak terlalu mengundang perhatian banyak orang. Sedikit berbeda ya dengan gaya bangsawan kebanyakan. Tujuan ibunya sih untuk melindungi anak gadisnya ini. Dengan pakaian yang sederhana saja kecantikannya sudah mengundang banyak mata terpana. Sharell sendiri sehari-hari mengenakan kerudung sama seperti ibunya seperti layaknya muslimah pada umumnya. Beberapa hari ini, Sharell dengar desas-desus dari para bibi di rumah kalau kediaman ini akan kedatangan tamu agung. Entah itu siapa dan tamu dari mana. Mama dan papa Sharell belum mau memberi tahu. Namun dari kabar akurat hasil para bibi menguping, katanya tamunya adalah sahabat papa Sharell sekaligus rekan bisnisnya. Keluarga terpandang juga yang masih punya garis keturunan ningrat dari Irlandia. Sharell sempat garuk-garuk kepala namun memilih cuek saja. Sedikit curiga sih, belakangan mama mendadak meminta Sharell lebih sering ke salon. Mendadak membeli banyak baju mewah ala-ala untuk pesta. Padahal setahu Sharell, dalam waktu dekat sedang tida ada agenda acara besar di keluarga ini. “Udah Bi, Bibi sana, aku mau tidur.” Sharell meminta bibi yang sejak tadi mengiringinya untuk keluar dari kamar. “Baik Non, nanti kalau butuh apa-apa panggil ya,” “Iya, terima kasih.” Sharell manyun setelah bibi berlalu. “Ih, sampai kapan sih mau kayak gini terus? Diikutin bibi terus, sebel tau! Aku ‘kan bisa apa-apa sendiri!” gerutunya. Mendadak tenggorokan Sharell terasa kering. Ingin minum, gelas di mejanya kosong. Sharell keluar kamar membawa gelas menuju dapur di lantai satu. Kamarnya terletak di lantai dua. Rumah besar bak istana ini membuatnya harus berjalan lumayan jauh untuk sampai ke dapur. Perlahan Sharell berjalan menyusuri lorong. Langkahnya terhenti saat melewati pintu kamar mama dan papanya. Terdengar sebuah diskusi terjadi di dalam. “Pokoknya besok sewaktu tuan Egan datang, Sharell harus ada di tempat. Jangan kasih dia pergi kemana-mana.” Suara papa Sharell. “Iya Pa, kalau itu sudah mama atur.” “Besok Verrel juga ikut datang. Jadi harus langsung ketemuan sama Sharell. Lebih cepat lebih baik. Jangan di tunda-tunda lagi.” “Jadi Verrel besok ikut? Verrel itu bukannya dulu satu sekolah ya sama Sharell waktu SMA?” “Iya Ma, pasti mereka sudah saling kenal. Ini akan lebih memudahkan kita. Kita tidak boleh biarkan Sharell sembarangan memilih calon pendamping. Pokoknya harus sama-sama keturunan bangsawan.” Deg! Sharell langsung mendelik. Mendengar nama Verrel di sebut langsung terbayang sosok si cowok es batu itu. Bagaimana mungkin ternyata yang akan disambut sebegitunya oleh keluarga ini adalah kedatangan keluarga Verrel. Ya memang ayah Verrel merupakan rekan bisnis papa Sharell sejak lama. Mereka terkenal bukan hanya berpartner dalam bisnis, di luar mereka juga bersahabat. Berbeda dengan orang tua mereka, Verrel dan Sharell meski satu sekolah rasanya seperti orang yang tidak pernah saling kenal. Verrel memang tampan. Ketampanannya membuat dia banyak digilai para gadis sejak dulu. Meski begitu, dia itu absurd. Penyendiri, jutek, sedingin es kutub, dan hampir tidak punya teman. ‘Apa maksudnya keluarga Verrel mau datang segala ke sini? Pakai mau ketemuin aku sama Verrel segala lagi!’ batin Sharell. “Iya Pa, jadi kita sepakat untuk menjadikan Verrel calon menantu kita ya,” ‘Hah?!’ Sharell tercengang tapi hanya berani dalam hati. Cepat-cepat ia berlari ke dapur. Rasa hausnya semakin menjadi. Tak sanggup lagi menguping pembicaraan itu. “Hey! Minumnya biasa aja dong!” Randi menepuk bahu Sharell dari belakang. Sontak Sharell tersedak. Randi langsung terkekeh melihatnya. Dia adalah adik Sharell satu-satunya yang kadang suka jahil. Kadang juga sok dewasa. Usianya hanya terpaut tiga tahun dengan Sharell. “Apaan sih, nyebelin!” Sharell meletakkan gelas yang sudah kosong itu di meja dapur. “Lagian minum kayak orang kesurupan.” “Udah sana-sana ah, rese!” Sharell mendorongnya. Beruntung usilnya tidak berkelanjutan. Dia pergi begitu saja kembali ke kamarnya setelah memboyong cemilan dari kulkas. “Non belum tidur?” tanya salah seorang bibi yang menghampiri Sharell. “Belum Bi, haus nih, pengen minum.” “Kenapa gak panggil bibi saja? Nanti bibi yang antar minumannya ke kamar Non,” “Gak ah bi, aku bisa sendiri kok,” “Ya sudah, bibi permisi ya Non, mau tidur dulu.” “Tunggu Bi,” “Iya Non,” “Besok tamunya datang jam berapa?” “Tamu? Oh, yang temannya tuan ya? Pagi Non, katanya jam tujuh sudah sampai sini.” “Hah? Mau bertamu apa mau minta sarapan? Kok pagi banget?” “Maaf Non, bibi gak tahu. Tapi Nyonya bilang, selepas subuh semua harus sudah disiapkan.” “Ih,” Sharell manyun sambil menghentak-hentakkan kakinya. “Kenapa Non?” “Gak apa-apa Bi, aku mau balik ke kamar dulu.” “Iya Non,” Dengan langkah setengah berlari Sharell kembali ke kamarnya. Wajahnya mendadak kusut. Ia tutup pintu dan menghempaskan tubuh di kasur empuknya. Pikirannya mulai tak karuan. Terbayang pertemuan dengan cowok es batu kutub utara itu besok pagi. “Sebel, sebel, sebel, sebel!” Mendadak Sharell tak ingin tidur. Segala strategi mulai bermunculan untuk bisa menghindar dari pertemuan besok pagi. Masalahnya ini bukan pertemuan biasa. Ini pertemuan berujung perjodohan! Papa Sharell adalah sosok yang super tegas dan sulit di tolak. Kalau sampai besok terlanjur membicarakan rencana kelanjutan hubungan Sharell dan Verrel, habislah sudah! Tidak ada kesempatan lagi untuk mengelak. Jalan satu-satunya adalah, menghindari pertemuan itu. Dan itu artinya Sharell harus kabur. “Sekarang! Iya sekarang!” Sharell bergegas melihat keluar jendela kamarnya. Gelap. Jelas saja gelap. Ini sudah pukul 23.00 WIB. “Ih, gak mau, serem! Sharell gak berani,” ia cepat-cepat menutup jendela kamarnya. Niat ingin kabur malam ini juga mendadak urung. Gelapnya malam belum lagi banyak bahaya di luar sana. Tidak. Ia tidak boleh gegabah. “Besok pagi aja deh,” Sharell kembali ke tempat tidur. Matanya beredar ke seluruh penjuru kamar. Ia belum bisa tidur. Dan tidak mungkin bisa tidur tenang begitu saja. “Aku harus pergi sebelum subuh. Tapi kemana? Gimana?” Sharell putar otak. Ia harus cari cara. Bukan hanya menghindari pertemuan besok. Tapi mencari cara agar perjodohan ini batal. Satu-satunya yang bisa membuat keputusan papanya berubah adalah kekecewaan. Iya, kalau Sharell bisa mencari tahu tentang Verrel lebih banyak dan mencari-cari hal yang bisa menurunkan citranya dimata papa, otomatis peluang perjodohan itu bisa batal.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.8K
bc

My Secret Little Wife

read
97.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook