bc

BIAS IS MINE

book_age16+
152
FOLLOW
1.6K
READ
love-triangle
goodgirl
self-improved
journalists
bxg
city
slice of life
actor
model
like
intro-logo
Blurb

“Anda tidak punya pilihan lain, Nona Yuna. Tidak ada yang memberikan kesempatan pada Anda seperti ini selain kami.”

“Pikirkan lagi, Nona Yuna. Perjanjian ini tidak terlalu merugikan Anda, toh saya juga yakin anda tidak bisa kembali ke negara Anda saat ini.” ucap laki-laki itu lagi.

Yuna membeku memikirkan perkataan manajer artis di hadapannya. Sejak keluar dari pekerjaannya sebagai jurnalis di salah satu media terkenal di Korea, hidupnya tiba-tiba saja berubah. Yuna menghembuskan napas berat dan menandatangani kontrak singkat dengan seorang selebriti yang meminta bantuannya, Hwang Yeon Jun.

“Kalian akan memenuhi kebutuhanku? Termasuk jika aku ingin tinggal di sini?” Yuna menatap sejenak sebelum memberikan stempel tanda pengesahan.

“Tentu saja, asal Anda bisa menghargai privasi dan melakukan pekerjaan Anda dengan baik.”

Yuna yang awalnya hanya ingin merantau untuk mengejar mimpinya dan lari dari masalah, justru mengalami hal yang tidak terduga. Apa isi kontrak yang dia lakukan dengan aktor terkenal itu? Bagaimana kisah mereka selanjutnya?

chap-preview
Free preview
BAB 1 ; Awal Mula
    Debur ombak yang tenang memang selalu berhasil menyingkirkan beban di kepala. Meski hanya sementara, gadis manis berkulit putih itu selalu senang dengan perasaan itu.     Namanya Yuna Lim, atau biasa dia tukar menjadi Lim Yuna jika sedang ingin. Wajahnya lembut dengan mata bulat disertai bulu mata lentik. Namanya bermarga seperti orang Korea atau Tiongkok karena ayahnya keturunan Tiongkok. Meski begitu, Yuna juga masih mewarisi wajah ayu ibunya yang murni keturunan Indonesia. “Yuna akan pergi.” ujar gadis itu pelan. “Kemana?” ibu di sebelahnya menanggapi sekenanya karena tangan dan matanya asik pada hiasan kerang yang sedang dia kerjakan. “Korea. Aku ingin kembali ke sana.” jawab Yuna. Gadis itu sebenarnya baru kembali dari Korea Selatan tiga bulan yang lalu usai menyelesaikan studi magister di sana. “Untuk apa?” wajah ibunya sedikit terkejut. Dia menatap Yuna serius. “Aku tidak mungkin hanya diam menatap pantai selamanya, Bu. Aku akan mencari pekerjaan di sana.” jawabnya menunduk. Yuna paling tidak bisa bersitatap serius dengan ibunya. Ia sesungguhnya takut ibunya terluka karena dia tiba-tiba ingin pergi. “Tapi kamu baru saja kembali.” ibunya protes menatap menyelidik pada anak gadisnya. “A-aku akan mengejar impianku.” jawab Yuna gugup. Ibunya diam menatap lamat-lamat mata puterinya yang kian hari kian meredup.     Bukan rahasia kalau Yuna memiliki cita-cita yang belum tercapai. Dia ingin bekerja di salah satu kantor berita sekaligus media penyiaran terkenal di Korea Selatan. Itulah alasan Yuna menempuh pendidikan jauh dari negaranya. Untungnya dia gadis yang pandai. Yuna menerima beasiswa dari salah satu Universitas ternama. “Apakah harus ke sana? Bukankah Yuna sudah mendapat tawaran bekerja di media lokal?” ibunya tersenyum kecil tampak keberatan. “Iya, Bu. Aku ingin di sana. Tenang saja, ini bukan kali pertama Yuna pergi ke Korea.” timpal gadis manis itu tersenyum. “Kamu tidak sedang ingin lari kan?” ibunya kini ikut tersenyum, membaca pikiran anaknya. “Eh?” “Kamu bertengkar dengan Taksa lagi? Hilangkan kebiasaan larimu dan mulai beranilah menghadapi masalah, Nak.” ibunya meletakkan hiasan kerang di pasir dan menepuk bahu anaknya. “Tidak. Aku tidak bertengkar dengan Taksa.” Yuna buru-buru menggeleng dan menyiapkan senyum terbaik.     Sebenarnya iya, dia bertengkar dengan seorang laki-laki bernama Taksa lagi untuk kesekian kalinya. Taksa Bhalendra, atau lebih akrab dikenal dengan panggilan Taksa adalah laki-laki yang sudah lima tahun Yuna kencani.     Mereka menjalin hubungan jarak jauh dan baru bertemu tidak lebih dari lima puluh kali dalam lima tahun hubungan mereka. Dengan hubungan selama itu, bukan satu dua kali mereka bertengkar, tetapi kali ini Yuna marah lebih dari biasanya. Taksa terpergok selingkuh.     Sebenarnya selingkuhannya yang ceroboh, dia memposting foto di media sosial sedang berciuman dengan Taksa. Bagi Yuna ada dua hal yang tidak termaafkan dalam suatu hubungan. Satu, kekerasan. Dua, perselingkuhan. Yuna menyerah. Dia akan memilih lari lebih jauh dari pada harus berurusan dengan Taksa lagi. “Baiklah kalau itu keputusanmu, Nak. Tidak ada manusia yang tidak memiliki impian, dan Ibu tidak ingin menghalangi mimpimu.” ibu Yuna memeluk gadis kecilnya lembut. Yuna sudah ingin menangis, tapi dia harus menahan karena pergi adalah keputusannya.     Setelah berdiskusi dengan ayahnya serta dukungan dari ibunya, Yuna bertolak ke negeri gingseng dengan bekal dana yang sudah dia tabung sejak lama. Ditambah uang simpanan masa kuliah dulu, Yuna rasa cukup untuk hidup selama lima bulan di sana dengan syarat dia harus berhemat. Dalam waktu itu juga, Yuna harus segera mendapat pekerjaan. “Ibu.. Ayah.. maafkan Yuna.” ujar gadis itu memeluk kedua orang tuanya di bandara untuk terakhir kali. Adik kecil laki-lakinya ikut memeluk kaki Yuna sambil menangis. “Tidak apa-apa, Nak. Pulanglah beberapa kali dan jangan lupa untuk rajin menghubungi kami.” ujar ayah Yuna menepuk punggung anaknya. Yuna mengangguk dan mencium pipi adiknya sekilas, lalu melambai dan berjalan menjauh.     Lalu pesawat Yuna pergi. Resmi sudah perjalanan kehidupan Yuna selanjutnya dimulai.   *** “Kerja bagus lagi hari ini, Jun. Selamat beristirahat.” para pekerja film menepuk pundak Jun bangga. Laki-laki itu hanya membungkuk sambil mengucap terima kasih berkali-kali. Dia akan bersiap pulang, syuting dramanya malam ini sudah selesai.     Selebriti itu bernama Hwang Yeon Jun, dia memakai nama Jun saja untuk nama panggung. Dia seorang aktor serba bisa berusia dua puluh sembilan tahun. Jun sudah debut sejak usianya lima belas tahun, artinya tak kurang dari empat belas tahun dia sudah mengarungi kehidupan keras menjadi seorang artis.     Jun memiliki tatapan tajam, tetapi dengan senyum yang sangat hangat. Dia langganan memainkan film ataupun drama dengan peran bos atau pacar yang dingin tetapi tiba-tiba menjadi b***k cinta ketika bertemu pemeran utama wanita. Tak heran lagi, wajahnya tampan dan muncul di televisi tiap lima menit sekali untuk mengiklankan berbagai produk. Kehidupannya sangat penuh dengan kemewahan saat ini. “Kau mau mampir ke suatu tempat?” tanya manajer Jun yang menjabat sebagai supirnya malam ini. “Tidak, langsung ke rumah saja. Aku benar-benar pusing.” ujar Jun merebahkan kepalanya. Laki-laki di kursi kemudi tersenyum dan melajukan mobilnya.     Manajer Jun sebenarnya memiliki wajah yang tak kalah tampan. Tubuhnya juga berotot meski tidak semenarik Jun. Dia adalah kakak dari Jun sendiri, namanya Hwang Yeon Seok. Jun memilih kakaknya sebagai manajer baru tiga tahun belakangan ini, kakaknya telah selesai menempuh pendidikan. Alangkah lebih baik jika dia bekerja dengan kakaknya sendiri. Setidaknya tidak ada rasa sungkan jika bersama kakaknya. “AAA!! ITU MOBIL JUN!!” “ASTAGA HWANG YEON JUN BUKA JENDELAMU!! KAMU SANGAT TAMPAN!! “KERJA BAGUS HARI INI JUN!!”     Teriakan-teriakan itu sudah sangat biasa Jun dengar. Bagaimanapun, dia adalah seorang artis ternama. Dia sudah akrab dengan perbuatan fans yang kadang membuatnya senang, tetapi kadang juga sedikit kesal. Jun membuka kaca mobilnya dan melambai sekilas, dan sorot kamera langsung mengikutinya lagi. “ASTAGA KAU SEORANG PANGERAN!” “TIDAK BISAKAH KAU MENJADI KEKASIHKU? ASTAGA AKU HAMPIR PINGSAN HANYA DENGAN MELIHATMU.” “BAGAIMANA BISA ADA MANUSIA SEPERTI DIRIMU? MENIKAHLAH DENGANKU!!!”       Seorang fans yang bisa diduga sangat terobsesi dengan Jun bahkan melemparkan buket bunga secara kasar pada mobil Jun, beberapa kali juga sampai terkena wajah Jun. Ini bukan kali pertama, dia sudah sangat sering menerima perlakuan seperti ini sejak lama. Jun memaksa tersenyum dan terus melambai, lalu menutup kembali jendela sambil menghembuskan napas berat. Bagaimanapun, artis juga seorang manusia.     Yeon Seok paham betul apa yang harus dilakukan. Dia melajukan mobil semakin cepat dan berputar-putar untuk menghindari kejaran dari para penggemar. Sebenarnya memiliki fans adalah keuntungan besar, dan Jun yang baik hati sangat bersyukur dengan hal itu. Namun, banyak juga penggemar yang terlalu berlebihan yang bahkan pernah mengancam keselamatannya. “Hahaha! Fansmu selalu menakutkan, Jun.” kakaknya tertawa di balik kursi kemudi setelah sukses melarikan diri. Semua orang memiliki privasi, dan tidak semua orang bisa sabar jika terus ada orang lain yang melanggar privasinya. “Jujur terkadang aku lelah, tidak bisakah kau menolongku, Kak? Haha.” Jun yang sebenarnya juga lelah tertawa kecil.     Takdir kebetulan sedang ingin bermain-main. Tanpa Jun tahu, ucapan itu ternyata justru menjadi awal dari pertemuan Jun dengan seorang gadis yang mengagumkan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook