Bab 3

1201 Words
"Aku tidak rela menjadi istri dari seorang supir seperti ini, Ma, Pa. Aku mohon batalkan pernikahan ini. Aku memiliki kekasih dan sangat mencintainya. Dia begitu baik dan sempurna, tidak seperti supir itu." Yasmin terus saja meracau. Memohon agar Vino menceraikannya saat ini juga. Sungguh ia tidak sanggup harus menikah dengan Vino. Mau ditaruh di mana mukanya nanti jika teman-temannya tahu suaminya hanyalah seorang supir? Apa pula yang akan dikatakannya kepada sang kekasih? Setelah ia berjanji tidak akan pernah menikah dengan pria pilihan kedua orang tuanya, yang hanyalah seorang supir pribadi? Pastinya Arya, sang kekasih akan marah dan membencinya seumur hidup. "Jaga ucapanmu. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Baik Vino, maupun kamu yang merasa menjadi orang yang paling sempurna. Memiliki segalanya, tapi aku rasa kamu juga memiliki banyak kekurangan. Seperti attitude contohnya?" Alvin menyela. Tidak terima sedari tadi Yasmin merendahkan dan mengatakan yang tidak-tidak kepada Vino, akhirnya ia angkat bicara juga. Sehingga beberapa orang yang ada di dalam kamar pengantin itu serentak menoleh ke arahnya. Mereka semua bertanya-tanya siapa gerangan pria yang berdiri diambang pintu. Melipat kedua tangannya di depan d**a, menyudutkan Yasmin yang sedang duduk di tepi ranjang. Sepertinya gadis berlesung pipi itu mendapatkan lawan yang setimpal dalam berperang. "..., dan Vino yang kamu anggap memiliki banyak kekurangan itu memiliki banyak kelebihan di bagian sikap dan tingkah laku. Tutur katanya juga baik, tidak sepertimu yang semena-mena saja kepada orang lain, padahal disini bukan kamu saja yang terpaksa. Vino juga memiliki kekasih hati yang jauh lebih cantik dan sempurna daripada kamu." Seketika Alvin membayangkan sosok sang adik, Adelia Leora Prayoga. Adiknya yang kedua, kini tengah menempuh pendidikan di Australia. Ck, entah kapan gadis cantik berambut ikal, dengan tubuh ramping tinggi semampai itu pulang ke tanah air. Sungguh ia merindukan suara Adel yang sangat melengking jika berteriak. "Kalau begitu, kenapa dia tidak menikah saja dengan wanita itu? Kenapa harus mau menerima perjodohan bodoh ini?" "Itu bukan …." "Tuan sudah. Saya mohon …." Misbah yang sedang menyimak, segera menghentikan ucapan Alvin. Takut pria itu akan semakin menggila dan memojokkan Yasmin nantinya. "Ah, majikannya Vino … pantas saja kamu begitu angkuh dan sombong." Yasmin mencibir. Akhirnya tahu siapa pria yang sedari tadi mengajaknya untuk adu mulut. Sungguh lawan yang sangat seimbang, tapi rasanya tidak mungkin di lawan jika mereka masih ada diantara kedua orang tuanya. "Iya. Dia majikan Vino, suami kamu. Majikan kamu juga karena setelah ini kalian akan tinggal bersama mereka. Paham?" Wanita paruh baya dengan kebaya biru langit menyela. Ikut memojokkan Yasmin yang sedari tadi melengkungkan suaranya. Melawan Alvin yang tidak pernah mau mengalah apalagi mundur. "A-apa? Majikan? Yang benar saja? Tidak! Aku tidak ingin tinggal di tempat pria itu. Menikah dengan Vino saja sudah merupakan hal yang sangat menjijikkan, apalagi harus tinggal satu atap dengan pria menyebalkan ini? Ah, tidak!!" "Diam kamu! Jangan bikin malu dan jaga ucapanmu, Yas. Mama tidak suka kamu bersikap kurang ajar seperti ini. Asalkan kamu tahu, ayahnya Vino memiliki banyak peran penting dalam hidup ayahmu. Jika beliau tidak ada, Mama yakin kamu tidak akan pernah berada disini sekarang." Rieka, ibu kandung dari Yasmin mulai membuka suara. Ia tidak terima dengan ucapan Yasmin yang semakin menjadi-jadi saja, karena tidak ingin Misbah tersinggung karena ucapan putrinya itu. Ayah Vino yang merupakan sahabat sang suami, dulunya menyelamatkan Yasmin ketika akan dilahirkan. Sedikit saja terlambat ke rumah sakit, bisa dipastikan saat ini Yasmin tidak ada lagi di dunia ini. Sedikit cerita tentang hutang budi yang kini menjadi pengikat kuat, sehingga mereka harus menikahkan Yasmin dengan Vino. Ketika Rieka ingin melahirkan, nasib malang pun ia alami. Sang suami sedang keluar kota, ia malah jatuh terpeleset di kamar mandi. Beruntung ayahnya Vino datang untuk membersihkan taman. Sigap ia membantu Rieka untuk pergi ke rumah sakit. Menghadang kemacetan demi mengantarkan Rieka ke rumah sakit dengan selamat dan tepat waktu. Tidak peduli dengan umpatan orang-orang yang ada di jalan maupun rumah sakit. Yang terpenting baginya Rieka bisa melahirkan dengan selamat. Tidak sampai disitu. Ayahnya Vino mendonorkan darahnya kepada Rieka yang mengalami pendarahan hebat. Kalau saja hari itu tidak ada dirinya, belum tentu Rieka maupun Yasmin masih hidup. Yasmin yang mendengar cerita singkat sang ibu terdiam. Melirik Alvin yang berdiri angkuh di hadapannya. Sudut bibir pria itu pun terangkat, mencemooh Yasmin yang kalah telak saat ini. "Nyawa kita berdua tidak akan bisa ditukar dengan apapun. Meskipun ayahmu menjual seluruh aset yang dimiliki, tetap saja tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita berdua. Jadi tolong, hargai Vino dan keluarganya. Jangan lagi mengumpat seperti itu, karena Mama tidak suka itu." "Tapi aku tidak mencintainya, Ma. Aku tidak bisa menikah dengan pria lain, selain kekasihku. Aku juga tidak suka memiliki suami yang berada jauh di bawahku. Aku dan dia tidak sepadan, tapi kalian tidak mengerti." Yasmin mulai terisak. Menangis adalah senjata pamungkasnya saat ini. Berharap Vino menalaknya saat ini juga. "Jalani dulu. Selama enam bulan. Jika tetap tidak ada cinta yang tumbuh di hati kalian berdua, berpisahlah." Keputusan yang amat terburu-buru. Tapi Rieka tidak memiliki pilihan lain. Yasmin harus tetap menikah dengan Vino. Vino yang merupakan pria baik dan hangat, membuat Rieka yakin mampu membuatnya bertekuk lutut meminta dicintai. Ya, semoga saja begitu. "Aku tidak mau. Enam bulan atau berapa pun tidak berguna sama sekali. Karena kekasihku akan marah kalau tahu aku dan Vino telah menikah. Aku tidak ingin itu terjadi." Masih berusaha mengelak. Yasmin mencari banyak alasan lain agar pernikahannya dengan Vino gagal. Ia tidak mau tahu. Kalau gagal katanya ya, harus gagal. "Kamu pikir kamu saja yang dimarahi kekasihmu? Vino juga begitu jika ketahuan sudah menikah." Lagi-lagi Alvin menyela. Tidak mau kalah pula dengan Yasmin yang sedari tadi tidak mau diam. "Aku tidak percaya dia memiliki kekasih. Jadi kamu diam jangan lagi mengucapkan bualan." "Kita taruhan. Jika Vino memiliki kekasih, maka kamu harus menjalani pernikahan ini dengannya selama enam bulan." "Tidak mau. Aku takut putus." "Tanpa ada yang tahu kalau kalian sudah menikah." "Benarkah?" Yasmin kembali sumringah. Ia yakin Vini tidak memiliki kekasih. Pun punya, ia masih bisa tenang karena pernikahan akan dirahasiakan. Sungguh kesepakatan yang sangat menguntungkan. "Tentu saja. Sekarang bangkit dan pulanglah ke rumahmu. berkemas dan datanglah ke rumahku.. Disana nantinya kamu akan tinggal." "Tidak. Aku tidak mau. Kesepakatan ini timpang dan tidak masuk akal." Yasmin menggeleng.. Ia baru ingat pernikahannya dengan Vino dilangsungkan secara besar-besaran dan diketahui oleh banyak orang. Itu artinya pernikahan itu sudah sampai di telinga sang kekasih. "Kenapa?" "Pernikahan ini terbuka untuk umum. Jadi mana mungkin bisa disembunyikan." "Kalau begitu …." Alvin menoleh ke arah kedua orang tua Yasmin. "Om, Tante. Aku akan pulang dan membawa Vino serta ibunya pulang. Setelah itu, kalian berdua umumkan kalau pernikahan Yasmin dan Vino batal." "Loh?" Rieka yang ingin membantah dicegah sang suami. Pria paruh baya itu setuju dengan keinginan Alvin, karena percaya pria itu memiliki jalan keluar untuk mereka semua. Sehingga ia mengangguk. Sebagai bentuk persetujuan dari keinginan Alvin. "Terima kasih. Satu jam lagi saya tunggu di rumah." . Alvin menutup pembicaraan. Ia segera merangkul Misbah dan mengajaknya kembali ke pelaminan yang diisi oleh Syakila dan Vino. Mereka berdua menyambut kedatangan tamu tanpa tahu kesepakatan yang dibuat Alvin di dalam sana. Sampai-sampai Vino kebingungan saat Alvin menyeretnya pulang. Misbah yang tidak ingin membantah Alvin, hanya bisa menuruti saja. Meskipun Ia sendiri ketakutan Yasmin tahu Vino tidak memiliki kekasih seperti yang dikatakan Alvin tadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD