bc

Kawin Kontrak Tuan Flint?

book_age18+
1.0K
FOLLOW
5.3K
READ
contract marriage
opposites attract
badboy
heir/heiress
bxg
kicking
brilliant
musclebear
like
intro-logo
Blurb

Vera adalah gadis biasa yang sedang tertimpa masalah, namun ia justru mendapatkan tawaran menikah oleh seorang pewaris keluarga kaya di kotanya.

chap-preview
Free preview
Pertemuan
Vera menatap langit-langit kamar yang sudah terlihat usang, ia sudah dikurung dalam kamar itu cukup lama, hingga ia lupa kapan awal mula ia berada dalam kamar itu. Kamar kecil itu bernuansa coklat dengan hanya berisikan satu lemari kayu yang sudah tua dan sebuah meja belajar, selain dua benda itu hanya ada satu tempat tidur dan ruangan kecil berupa toilet kumuh yang entah sudah berapa lama tidak dibersihkan. "Tolong, lepaskan!" Vera mengernyit mendengar sayup-sayup suara seorang anak laki-laki yang mendekat ke arahnya. Buru-buru gadis itu memasukan dirinya ke dalam lemari usang dan menutup pintunya rapat-rapat. Ia ketakutan, seluruh tubuhnya bergetar bahkan tanpa sadar ia menahan napasnya saat seseorang dengan kasar membuka pintu ruangannya. Dari celah lemari usang itu ia bisa melihat seorang pria dewasa berbaju hitam tengah menyeret seorang bocah laki-laki yang mungkin seumuran dengannya. Pria itu melemparkan bocah itu dengan kasar ke lantai, kemudian segera berbalik dan kembali mengunci pintunya dari luar. Vera masih merasa sangat ketakutan, ia ingat kejadian yang sama pernah ia alami sebelumnya, pria itu itu juga yang menculiknya dan membawanya dengan paksa ke tempat antah berantah itu. "Buka pintunya b******k!" Vera melihat bocah laki-laki itu mencoba untuk mendobrak pintu dengan tubuhnya yang mungil dan jangan lupa dengan segala umpatan yang keluar dari bibir tipisnya. Vera tau itu tindakan yang sia-sia, ia bahkan sudah pernah melakukan hal serupa, Vera masih diam di dalam lemari, ia masih belum yakin untuk menunjukan dirinya. Vera memilih memperhatikan bocah laki-laki itu, sampai akhirnya vera melihat bocah itu terduduk di lantai karena kelelahan. Vera akhirnya memberanikan diri keluar saat ia yakin pria dengan pakaian hitam tadi tidak kembali lagi. Perlahan Vera membuka pintu lemari lapuk yang ia gunakan sebagai tempat bersembunyi, yang membuat bocah laki-laki tadi menoleh ke arah Vera. "Siapa kau?" tanya bocah itu heran. Vera menunduk bingung, ia sebenarnya anak yang pemalu, dan kondisinya sekarang cukup untuk membuatnya semakin malu. Gaun kumal, wajah penuh debu dan rambut yang mungkin sudah tidak berbentuk karena lama tidak di sisir. "Apa kau juga diculik?" tanya bocah itu penasaran. Vera tidak merespon, dia sangat gugup, bahkan tidak berani mengangkat wajahnya yang kusam. "Terserah kalau memang tidak mau bicara," ucap Bocah itu terdengar jengkel. Vera buru-buru mengangkat wajahnya dan menatap ke arah bocah laki itu dengan wajah kesal. "Aku Vera," ucap Vera ketus. "Oh, rupanya kau bisa bicara?" "Memangnya kenapa? Harusnya kau sopan sedikit dengan seorang gadis," Vera mencibir kesal. Bocah di depannya ternyata sangat menyebalkan. Sekarang ia menyesal sudah keluar dari lemari itu. "Dengar, kau tidak terlihat seperti anak perempuan," "Apa katamu!" Vera mengeram marah, ia berbalik dengan kesal ke arah lemari dan kembali menutup pintunya kuat-kuat. Tak lama terdengar pintu ruangan itu kembali terbuka dan menampakkan seorang pria berpakaian hitam yang tadi membawa bocah laki-laki itu. Pria itu membawa pring berisi makanan dan segelas air, kemudian meletakkannya dengan kasar di depan bocah laki-laki tadi. Vera menyaksikan semuanya dari balik lemari, ia menghela nafas lega karena ia masuk ke dalam lemari tadi. Setelah memberikan makanan dan minuman itu, pria itu memotret bocah laki-laki tadi dan kemudian keluar tanpa lupa mengunci pintu. Setelah pria itu pergi Vera kembali keluar dari lemari dan mendekat ke arah bocah laki-laki itu. "Dia sudah pergi?" tanya Vera dengan suara lirih. "Ya, dia sudah pergi, kenapa kau takut padanya?" tanya bocah itu heran. "Dia menyeramkan, bagaimana aku tidak takut dengannya, lagipula dia juga yang membawaku dan mengurungku di sini, melihatnya saja membuatku takut," ucap Vera dengan wajah lesu. "Hei, penampilanmu sekarang lebih menyeramkan daripada pria itu, kau tau?" cibir bocah laki-laki itu sambil terkekeh. Vera menatapnya kesal, semua itu bukan keinginannya, jika ia bisa keluar dari sini ia ingin pulang ke rumah dan mandi, kemudian berdandan yang cantik agar tidak lagi di ejek oleh bocah laki-laki tengil yang berada di sampingnya. "Kau sedang apa?" tanya Vera bingung saat melihat bocah itu sedang menutup matanya. "Berdoa," jawab bocah itu pendek, kemudian menyerahkan sebuah apel kepada Vera setelah ia membuka matanya. "Terimakasih," ucap Vera lembut. "Namaku Jacob," ucap bocah itu tiba-tiba."Dan kau?" tanya Jacob kemudian setelah memberitahukan namanya. "Aku Vera, Vera Smith," jawab Vera sambil mengunyah apel yang tadi ia dapatkan. "Sudah berapa lama kau di sini?" "Entahlah, aku tidak ingat, mungkin sudah cukup lama kurasa," jawab Vera santai. Ia memang tidak mengingat apapun, bahkan dimana ia tinggal dan siapa orang tuanya, yang ia ingat hanyalah namanya dan pria berpakaian hitam yang tadi membawa Jacob. "Ternyata kau bisa berperilaku baik," ucap Jacob dengan tawa kecil. Vera mengerucutkan bibirnya kesal, Jacob membuatnya terlihat seperti gadis yang buruk, dan ia tidak menyukainya. "Aku akan bebas dari sini sebentar lagi, dan saat aku bebas, aku harap kau juga bebas," ucapan Jacob terdengar tulus. Vera menatapnya lekat-lekat kemudian tersenyum. "Aku juga berharap demikian, jangan melupakan aku saat kau bebas, ok." Vera mengacungkan jari kelingkingnya pada Jacob, namun bocah itu tampak enggan menanggapinya, membuat Vera malu dan kembali menarik tangannya. "Aku janji, tidak perlu melakukan hal kekanakan seperti itu," ucap Jacob merasa sedikit tidak enak. Vera menatap jemarinya yang kotor dan penuh debu, ia yakin Jacob tidak mau menyentuhnya karena ia kotor dan bau. "Kau tidak seburuk itu," ucap Jacob lagi. Vera tidak merasa lebih baik, ia membuang muka dan berencana kembali memasukkan dirinya ke dalam lemari, namun sebelum ia masuk ke dalam lemari ia mendengar suara kegaduhan dan beberapa langkah kaki yang berjalan mendekat ke arah ruangan mereka. Jacob hanya terdiam seolah sudah mengetahui apa yang sedang terjadi di luar sana, dengan sekejap pintu yang tadinya tertutup rapat dibuka dengan paksa, kemudian beberapa orang berpakaian hitam masuk dan membawa Jacob pergi. Vera hanya terdiam melihat kejadian yang baru saja ia lihat di sudut ruangan, ia sangat ketakutan dan tidak berani bergerak se-inci pun, sampai akhirnya segerombolan orang itu pergi bersama Jacob dan membiarkan pintu ruangan itu terbuka dengan lebar. Melihat pintu yang terbuka, Vera segera berlari keluar dengan sekuat tenaga, sampai akhirnya ia menatap cahaya putih yang sudah sangat ia rindukan, ia yakin itu adalah pintu keluar. Selama ini ia hanya terkurung dalam ruangan tertutup sendirian, kini ia bisa kembali bebas. "Terimakasih Jacob, aku tidak tau siapa kau, tapi aku berharap bisa bertemu lagi denganmu suatu saat nanti," batin Vera. Gadis itu sampai menangis saking bahagianya. saat Vera mencapai pintu keluar ia melihat cahaya yang sangat menyilaukan, sampai membuatnya menutup mata, namun tiba-tiba ia seolah terbawa sesuatu entah kemana, bahkan semuanya terasa begitu sangat cepat sampai ia tidak sadarkan diri.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
97.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook