Bab XVII. Ini Pertama Kali Bagi Yuri

1016 Words
Dua bulan sudah Yuri dan Yoga saling pendekatan meskipun belum ada pernyataan cinta dari Yoga tapi setiap hari Yoga memberi perhatian lewat sms.Yuri juga malu untuk menyatakan cinta terlebih dahulu. Suatu hari, saat acara hari kemerdekaan diadakan pertandingan. Para siswi bertanding basket termasuk Yuri. Yuri terdorong tak sengaja oleh lawannya lalu terjatuh. Lutut dan sikutnya berdarah, Yoga yang melihatnya langsung menolong Yuri. Yoga meniup peluit dan menghentikan pertandingan. Ia meminta ketua kelas untuk melanjutkan pertandingan sedangkan ia membawa Yuri ke UKS. Yoga memapah Yuri, Yuri merasa sakitnya hilang seketika melihat Yoga disampingnya, tangannya yang kekar merangkulnya.Yuri melihat wajah Yoga dari samping jantungnya berdebar, tampak hidung Yoga yang semakin mancung dilihat dari samping dan bibir merah itu. "Hahhh... apa yang aku pikirkan", gumam Yuri sambil menggelengkan kepalanya yang membuat Yoga bertanya padanya. "Sakit banget ya, Yur? Kamu tahan ya Bapak akan segera mengobati lukamu". Sesampai di UKS, Yoga langsung mengambil kotak P3K. Yoga membersihkan luka Yuri terlebih dahulu lalu memberi obat merah dan menutupnya dengan plester. "Hanya tergores saja Yur, kamu harus lebih hati-hati" sambil memegang tangan Yuri. "Aku gak mau kamu terluka, Aku sayang kamu, Yur" sambung Yoga yang membuat Yuri terkejut. "Bapak sayang saya, maksudnya?" Yuri masih berdebar. "Iya sejak awal kita ketemu aku mulai suka kamu, Yur sebagai seorang lelaki. Kamu mau kan kita jalan berdua". Kata-kata yang selama ini Yuri tunggu terucap dari bibir Yoga. Yuri mengangguk, "Iya, aku juga suka bapak dari pertama kali ketemu" sambil tersenyum bahagia. Dan saat itu sebuah kecupan mendarat di kening Yuri begitu hangat. "Aku akan jaga kamu, Yur. Aku akan selalu berusaha membahagiakanmu". Tak berapa lama, Sissy mendatangi Yuri karena khawatir keadaannya. "Yuri, gimana lukamu?" sambil melihat ke luka Yuri. "Sudah diobati, Sis, Aku gak apa-apa cuma luka gores". "Bagus deh. O, iya makasih ya Pak Yoga langsung mengobati Yuri", sambil memandang ke arah Yoga. "Iya, kalau gitu Bapak tinggal dulu mau melanjutkan pertandingan". Yoga beranjak meninggalkan mereka di ruang UKS. Yuri yang sangat senang langsung bercerita ke Sissy bahwa tadi Yoga menyatakan cinta dan mengecup keningnya. Sissy ikut bahagia mendengarnya. Yoga yang sudah menyatakan cinta mulai mengajak Yuri untuk jalan keluar. Mulai hanya dari jalan di taman, makan bareng, dan juga memberi hadiah. "Ini buat kamu, Yur" sambil memberikan sebuah kotak kecil. Yuri membuka kotak itu, "Wah, cantiknya, makasih ya", sepasang jepit rambut dengan pita pink di pangkalnya dan Yuri langsung memakainya. Mereka berjalan hingga petang lalu mengantar Yuri pulang karena peraturan dari orangtua Yuri batas keluar ia hanya sampai jam 7 malam. Yuri juga belum memberitahu orangtuanya kalau ia berpacaran dengan Yoga. Yuri takut orangtuanya tidak mengizinkannya berpacaran karena masih terlalu dini. Di sekolah, Yuri aktif di tim basket dan hari itu diadakan pertandingan antar sekolah. Tim Yuri berhasil memenangkan pertandingan. Karena itu, Pak Yoga mengajak Yuri, Sissy dan 5 teman mereka lainnya untuk merayakannya dengan makan-makan dihari sabtu. Yuri pun meminta izin ke orangtuanya untuk pergi keluar bersama teman-temannya. "Pa, Ma, Sabtu ini Yuri mau kumpul dengan teman-teman untuk merayakan kemenangan kami". "Tapi ingat pulang sebelum jam 7 malam, Papa mama ada acara kantor hari sabtu ini mungkin bisa pulang larut. Kamu hati-hati di rumah". "Iya, Pa, Ma". Hari Sabtu pun tiba, Yuri sudah siap dan Sissy datang menjemputnya. Mereka pergi dengan taksi. "Pa, Ma, Yuri berangkat ya". "Iya, hati-hati". Semua sudah berkumpul di tempat makan termasuk Pak Yoga. Di sana mereka makan dan berbincang-bincang sampai tak terasa waktu sudah petang. "Bagaimana dari sini kita ke mall di seberang sana?" ajak salah seorang teman Yuri. "Ayuk, boleh", jawab yang lainnya. Sissy juga ingin ke mall tapi berhubung sudah terlalu petang Yuri menolak ikut. "Aku gak ikut ya teman-teman, kalian tahu kan orangtua aku membatasi jam keluar aku. Lain kali aku pasti ikut". "Iya, Yuri, gak seru gak ada kamu". "Maaf ya", sambil menunjukkan wajah memelas. "Tapi kapan-kapan kita harus jalan bareng ya". "Iya". "Kita pergi dulu ya Yur, Daah". Mereka pun meninggalkan Yuri bersama Yoga berdua. "Aku antar kamu pulang ya, Yur". "Iya". Dan sewaktu perjalanan tiba-tiba langit gelap dan pas sampai di depan rumah Yuri hujan turun deras. "Pak Yoga masuk dulu sebentar sampai hujan agak reda", ajak Yuri. "Aku langsung aja, Yur". "Pak Yoga ada jas hujan?" "Aku gak bawa jas hujan". Tiba-tiba terdengar suara guntur menggelegar. Yuri menutup telinganya. Yoga yang melihat Yuri ketakutan turun dari motornya dan mengantar Yuri masuk ke rumah. "Kamu gak apa-apa, Yur, kamu takut guntur ya". "Iya", jawab Yuri sambil menggigil karena agak kedinginan dan basah. Sampai di teras rumah Yoga memeluknya dan menyuruhnya untuk segera masuk dan mandi lalu berganti pakaian sementara Yoga menunggu di luar. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian piyama Yuri keluar membawakan handuk. "Pak Yoga, ini ada handuk" sambil memberikannya. "Aku buatkan teh hangat dulu sebentar", sambung Yuri. "Iya, O, iya, saya mau sebentar ke kamar mandi, Yur, boleh?" Yuri agak ragu tapi ia mempersilahkan Yoga masuk ke dalam. "Kamar mandinya di sebelah sana, aku ke dapur dulu", sambil menunjukkan arah ke kamar mandi. Yuri selesai membuat teh dan Yoga juga keluar dari kamar mandi. "Maaf jadi merepotkan kamu, Yur". "Gak repot koq, Pak" "Orangtua kamu mana Yur? Kenapa sepi?" "Mereka sedang ada acara jadi nanti baru pulang". Tiba-tiba guntur menggelegar lagi dan Yoga langsung memeluk Yuri. Saat itu begitu hangat di peluk dan bibir Yuri pun terasa hangat. Iya Yoga mengecup bibir Yuri. Jantung Yuri serasa berhenti berdetak. Yuri pun membalas kecupan itu. Mereka sama-sama b*******h dan tak kuasa menahan hasrat yang membara. Yuri membawa Yoga ke kamarnya dan terjadilah.Yuri merasa sedikit sakit saat pertama melakukannya tapi ia menikmatinya. Sebercak noda darah m*****i sprei bercorak melati saat itu. Yoga pun merasakan saat melakukannya. "Yuri, kamu masih... " "Iya, ini pertama kali nya aku..." Yoga langsung memeluk Yuri, "Aku janji akan menikahimu setelah kamu cukup umur. Aku cinta kamu". "Pak Yoga..., Yuri memeluk erat Yoga. Setelah cukup lama berpelukan mereka mengambil pakaian mereka yang berserakan. Hujan juga sudah reda dan Yoga pamit pulang. "Aku pulang dulu ya, kamu hati-hati sendiri di rumah" "Pak Yoga juga hati-hati", sambil melambaikan tangannya. Yoga pulang dan Yuri segera membereskan gelas teh, handuk, dan spreinya. Yuri takut orangtuanya pasti kecewa kalau tahu apa yang terjadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD