Bab XVI. Awal Pertemuan Yuri dan Yoga

818 Words
Ini adalah flashback awal pertemuan Yuri dan Yoga. Di hari pertama Yuri menjadi siswi kelas X di sekolah barunya, ia bertemu Yoga yang merupakan guru olahraga di sekolah tersebut. "Bruk!!!", Yuri menabrak sosok lelaki bertubuh tinggi yang memakai setelan olahraga, terlihat lengannya yang kekar namun dengan kulit putih bersih. Saat itu Yuri terburu-buru menuju lapangan karena sedang mengikuti kegiatan orientasi di hari pertama sekolah. Yuri menengadah ke sosok yang ia tabrak barusan. Jarak keduanya amat dekat, Yuri dapat dengan jelas melihat wajah itu, mata yang lembut, hidung yang mancung, bibirnya pun berwarna merah, ditambah dengan alis yang tebal. Sungguh pria idaman para wanita. Saat itu jantung Yuri berdebar dengan cepat, ia memandangi wajah itu cukup lama sampai sebuah suara menyadarkan lamunannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya sosok itu. Yuri tersadar, "Iya, aku baik-baik saja". "Kamu murid baru ya, semua sudah berkumpul di lapangan, kamu harus cepat ke sana". Yuri panik, "Iya, iya, aku memang mau ke sana, maaf yang tadi", Yuri langsung berlari menuju lapangan. Sosok itu juga sangat senang melihat kepolosan Yuri, apalagi Yuri terlihat cantik natural dan memiliki tubuh ideal yang memiliki daya tarik saat dilihat. Yuri langsung berkumpul diam-diam di kerumunan. Untung saja para kakak kelas tidak ada yang melihatnya. "Yuri, kamu kemana aja?" "Tadi aku kebelet, Sis". "Untung tidak ada yang memperhatikan Yur, kalau tidak bisa kena hukuman di hari pertama". Kegiatan Orientasi di hari pertama berjalan baik dan selepas pulang sekolah Yuri menceritakan pertemuannya dengan lelaki berpakaian olahraga itu ke Sissy. "Apa dia kakak kelas ya, Sis. Tapi aku gak lihat dia di lapangan tadi". "Mungkin dia guru, Yur". "Guru, tapi dia terlalu tampan Sis untuk jadi guru". "Kita ini baru hari pertama disekolah, Yur, kemungkinan pasti kita ketemu lagi". "Aku harap gitu, Sis". Kegiatan orientasi berlangsung selama 3 hari dan mereka mulai dengan kegiatan belajar di sekolah. Yuri sering berkeliling ke kelas, taman, kantin agar dapat melihat sosok itu lagi. Tapi Yuri tidak bertemu dengan sosok itu. Hari ini jadwal pelajaran olahraga di kelas Yuri pada jam pertama dan kedua. Seseorang membuka pintu kelas, itu sosok tampan yang dicari-cari Yuri beberapa hari ini dan muncul di kelas dengan setelan olahraganya. Yuri langsung menatap ke arah sosok itu. Begitupun para siswi di kelas Yuri. "Wah, tampannya", para siswi terpesona melihat sosok itu. "Sis, Sis, itu dia Sis yang aku cerita kemarin". "Selamat Pagi, perkenalkan saya Yoga Permana, saya guru olahraga". "Namanya Yoga, Pak Yoga", gumam Yuri. "Sebelum mulai saya absen dulu agar kita saling kenal, boleh dibantu angkat tangan", Yoga mengabsen satu persatu nama mereka dan tiba pada nama Yuri. "Yuri Anandita", Yoga mengenali Yuri yang pernah menabraknya tempo hari. Selesai mengabsen mereka berganti pakaian olahraga dan menuju lapangan. Selama pemanasan Yuri selalu memperhatikan Yoga dan sesekali Yoga juga melihat ke arah Yuri. Meskipun pelajaran olahraga hanya sekali dalam seminggu tapi setiap Yoga di lapangan mengajar kelas lain Yuri selalu memperhatikan dari jauh kadang ia sengaja izin ke toilet hanya sekadar melihat Yoga. Sampai suatu hari sepulang sekolah saat semua siswa di kelasnya sudah pulang. "Sis, buku aku ketinggalan di kelas, aku ambil dulu bentar". "Aku harus buru-buru hari ini, aku pulang duluan ya, Yur". "Iya, Sis". Saat sudah mengambil buku di kelas dan hendak pulang Yuri berpapasan dengan Yoga di halaman parkir. "Kamu belum pulang, Yuri?" Yuri senang mendengar Yoga memanggil namanya, "Buku aku ketinggalan Pak di kelas, sekarang baru mau pulang". "Rumah kamu dimana? Kalau searah biar Bapak antar?" "Di Jalan Merpati, Pak". "Kalau gitu searah, Bapak lewatin jalan itu. Kamu mau sekalian ikut Bapak tapi naik si Bimo nih", sambil menunjuk motor vespa miliknya. Tanpa berpikir panjang Yuri mengiyakan ajakan Yoga. Lalu mereka berdua menaiki motor dan melaju. Di perjalanan mereka berbincang. "Bapak ada-ada aja, motor diberi nama". "Iya, namanya benda kesayangan". "Bapak memang tinggal dimana? " "Saya tinggal di Jalan Patriot". Meskipun agak kikuk sepanjang perjalanan, Yuri senang, ia memandangi punggung Pak Yoga. Ingin rasanya memeluk pinggang itu dari belakang. Dan mereka sudah sampai di depan rumah Yuri. Rumah yang tidak terlalu besar namun asri karena mama Yuri suka menanam pepohonan. "Ini sudah sampai rumah saya, Pak", Yuri menepuk punggung Yoga dan Yoga menghentikan motornya. "Rumah kamu asri ya, Yur" "Iya, mama saya suka berkebun, Pak" "O, Bapak boleh minta nomor handphone kamu, kalau kamu tidak keberatan". Yuri agak terkejut Yoga meminta nomor handphonenya, "Boleh, boleh koq, Pak, ini nomornya". "Bapak save ya, kamu juga save nomor Bapak. Kalau gitu Bapak, pamit dulu, kamu masuk duluan". "O, iya, makasih bapak udah antarin" sambil tersenyum. Yuri memasuki halaman rumah dengan perasaan bahagia, Yoga menyalakan mesin motornya dan berlalu. Yuri memandangi dari halaman dan dia jingkrak-jingkrak kegirangan. Setelah hari itu terjadi percakapan lewat sms. Hubungan mereka menjadi dekat. Tentu saja Yuri sangat bahagia karena Yoga adalah cinta pertama baginya. Yuripun sering bercerita hubungannya dengan Yoga ke Sissy. Di sekolah mereka sering mencuri pandang dan saat pelajaran olahraga juga mereka saling memperhatikan meskipun banyak siswi lain yang juga sering ingin menarik perhatian Yoga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD