Bab XIV. Sissy Baru Mengetahui Ryu Anak Tiri Pak Yoga

870 Words
Pagi hari, matahari masuk melalui celah gorden di kamar yang membangunkan Ryu. Ryu memandang Yuri sejenak yang masih tidur di pelukannya dan membelai rambutnya. Lalu pelan-pelan Ryu beranjak dari tempat tidur, ia tidak ingin membangunkan Yuri. Ryu bergegas mandi dan ke dapur untuk membuat sarapan. Tak selang berapa lama, Yuri terbangun karena mencium aroma kopi dan roti panggang. Yuri segera ke kamar mandi membersihkan diri dan berpakaian rapi. Setelah selesai Yuri menuju dapur dan melihat Ryu masih memanggang roti. Yuri berjalan perlahan lalu memeluk Ryu dari belakang. "Aromanya harum sepertinya enak?" "Yuri..., iya pasti enak. Kamu duduk saja sebentar lagi selesai". Yuri menganggukkan kepalanya. Mereka sarapan lalu berangkat ke kampus dan rencananya Yuri akan pulang ke kost karena harus berbenah barang-barangnya. Mungkin hari sabtu baru pindah dan tinggal di apartemen barunya. Sementara itu di Singapura tempat mama Ryu (Selly Permana) dirawat, Yoga dengan telaten menjaganya dan selalu teratur memberinya obat. Hari itu Ryu melakukan video call ke mamanya menanyakan kondisinya sekarang. "Mama, apa kabar disana? Bagaimana proses pengobatannya berjalan lancar kan? Ryu ingin mengenalkan mama ke seseorang kalau mama pulang nanti?". "Mama baik, Ryu. Iya semua lancar kamu jangan khawatir mama pasti cepat pulang. Memang siapa yang mau kamu kenalin? Pacar kamu ya? Anak mama tak berasa sudah besar". "Iya ma, ada wanita yang Ryu suka, dia cantik dan baik, mama pasti suka sama dia". "Mama tak sabar kalau gitu ketemu pacar kamu? Begitu mama membaik mama pasti segera pulang". "Iya ma, jaga diri disana". "Ada apa Sel, tanya Yoga? "Ini barusan Ryu telepon, wajahnya tampak bahagia. Dia cerita kalau sudah punya pacar dan mau mengenalkannya pada kita". "O, bagus kalau gitu". Hari pindahan pun tiba, Yuri berpamitan ke Bu Nelly. Ryu membantu membawa barang-barang Yuri ke mobil dan mereka menuju apartemen bersama. Selesai berbenah Ryu masak spageti untuk mereka. Sambil makan Ryu menceritakan kabar mamanya. Selesai makan Ryu pamit pulang dan mencium kening Yuri. Di tempat Sissy, ia sedang membereskan meja rias dan tak sengaja menemukan kartu nama tertulis nama Ryu Permana, sales marketing di showroom milik Pak Yoga. Mungkinkah Ryu itu anak tiri Pak Yoga. Sissy mengingat kembali hal-hal saat Yuri bertemu dengan Ryu dan Sissy yakin Ryu anak tiri Pak Yoga. Sissy berencana memberitahu Yuri hal tersebut. Sissy menelepon Yuri bahwa ia akan berkunjung ke apartemen barunya besok. Ting Tong, bel pintu Yuri berbunyi. Yuri membuka pintu dan senang melihat sahabatnya lalu memeluknya. "Sissy, sudah lama tak jumpa kangennya diriku? " "Yuri, aku juga kangen kamu. Apartemennya nyaman ya Yur, fasilitasnya juga lengkap". "Iya semua tersedia di apartemen ini jadi tak perlu keluar jauh-jauh". "O, iya, bagaimana kabar kamu dengan Ryu?" "Kami semakin dekat, Sis, dan...."Yuri sedikit ragu bercerita. "Dan apa, Yur?" "Kami sudah bermalam bersama, Sis". Sissy agak terkejut mendengarnya. Ia mengurungkan niatnya untuk memberitahu Yuri tentang siapa Ryu. Ia baru kali ini melihat Yuri sebahagia itu, ia tak ingin merusak kebahagiaan Yuri. Lebih baik aku tak bilang kepadanya, biar waktu yang mengungkap kebenaran itu. Meski Yuri harus tahu tapi tidak sekarang, gumam Sissy dalam hatinya. Yuri yang melihat sahabatnya termenung bertanya kepadanya. "Kenapa Sis, ada yang menganggu pikiranmu? Aku percaya Ryu gak seperti Yoga yang menghilang setelah bermalam denganku. Aku bisa merasakan ketulusannya Sis". "Yuri, kalau kamu bahagia aku turut bahagia". "Makasih kamu memang sahabat terbaikku". "O, iya, bagaimana persiapan pernikahanmu?" sambung Yuri. "Sudah hampir 90%, Yur. Aku sekalian mau antar undangan ke kamu". "Wah, design kartunya bagus. Aku sebenarnya ingin mengajak Ryu tapi gimana dengan Mel? Aku takut suasananya jadi canggung. Bagaimana menurutmu, Sis?" Sissy berpikir sejenak memang lebih baik Ryu tidak ikut datang ke pernikahannya karena Sissy mengundang Pak Yoga di acara itu. Kalau mereka bertemu disana, jadi Sissy menyarankan Yuri agar datang ke pernikahannya sendiri. Yuri pun setuju. "Baiklah, nanti aku akan bilang yang sebenarnya ke Ryu tentang Melisa". Sissy mengangguk. Tak terasa hari sudah sore, Sissy pamit pulang. "Aku pulang dulu ya, Yur. Kamu juga pasti ingin bertemu Ryu kan", goda Sissy. "Paling ngerti emang sahabatku ini". Jam menunjukkan pukul 7 malam, Ryu datang ke apartemen Yuri membawakannya makan malam. "Sayang, yuk kita makan". Yuri makan dan menceritakan kedatangan Sissy tadi siang. Yuri juga menunjukkan undangan Sissy. "Dua minggu lagi pernikahan mereka? Kamu mau aku temenin ke acara itu?" "Sebenarnya aku mau cerita kalau Melisa adik Sissy dan dia menyukai kamu. Jadi tempo hari aku buru-buru pindah karena Melisa cemburu sama hubungan kita". "Kenapa kamu gak bilang dari awal? Saya cuma menganggap dia teman sekelas saja, jadi kamu jangan khawatir". "Iya, tapi yang saya khawatir perasaan Melisa ke kamu, Ryu, aku takut dia terluka jika melihat kita bersama, jadi aku harap kamu ngerti. " "Iya, kalau gitu saya antar jemput saja". "Makasih ya, sayang". Ryu senang sekali mendengar panggilan sayang Yuri ke dirinya. Mereka menghabiskan makanan mereka, berbincang sampai larut dan Ryu pulang ke kostan. Tak terasa 2 minggu berlalu, hari pernikahan Sissy tiba. Pagi-pagi Yuri sudah bangun, mandi dan bersiap pergi ke bridal. Ryu pun dengan siap sudah menunggu untuk mengantar Yuri ke bridal. "Aku turun dulu ya, nanti aku pasti kirimin kamu foto-foto cantik aku. Aku juga akan chat kamu jika acaranya sudah selesai. Mungkin bisa sampai malam". "Iya, kamu have fun aja". Yuri mengecup kening Ryu lalu Ryu juga membalas mengecup kening Yuri. Dan mereka berpisah di sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD